Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
Jisoo menatap Jiyeon dengan bingung ketika sahabatnya itu terus tersenyum tanpa memperhatikan penjelasannya mengenai projek baru untuk bulan ini."Yak! Apa kau gila?" Seru Jisoo membuat Jiyeon mengalihkan pandangannya pada Jisoo.
"Apa?"
"Apa katamu? Yak! Kenapa senyum-senyum sendiri, hah? Kau bahkan tidak mendengarkan semua penjelasanku" maki Jisoo membuat Jiyeon menutup telinga karena suara nyaring sahabatnya itu.
"YAAKK!!!"
"Hey tidak bisakah kau tidak berteriak? Apa tenggorokanmu itu tidak sakit?" Sahut Jiyeon membuat Jisoo mendengus sebal.
"Salahmu sendiri! Aku terus bicara mengenai pekerjaan malah kau terus tersenyum sendiri seperti orang gila" kesal Jisoo, "Lagipula apa sih yang membuatmu sebahagia itu? Kemarin saja kau terus terdiam seperti orang mati" lanjutnya.
Jiyeon menyengir, "Aku sudah baikan dengan Sehun. Dia juga sudah mengatakan semuanya dengan jujur, begitupun sebaliknya"
"Apa? Sungguh? Itu artinya kau jujur mengenai masa lalumu?" Jisoo nampak tak percaya dengan ucapan Jiyeon barusan.
Jiyeon mengangguk yakin, "Hmm. Well, aku rasa juga sudah saatnya kami saling jujur jika menginginkan hubungan yang baik-baik saja, bukan?"
Jisoo tersenyum lalu mendekatkan duduknya kearah Jiyeon, "Baguslah, aku senang jika kau berpikir soal itu. Tapi Ji, apa kau mengatakan soal orang tuamu?"
Pertanyaan Jisoo membuat Jiyeon terdiam, raut wajah gadis itu tiba-tiba menjadi sendu, "Tidak, aku belum mengatakannya. Entahlah aku belum siap jika harus mengatakannya pada Sehun" Jisoo menatap Jiyeon yang kini menundukkan kepalanya, "Aku takut dia meninggalkanku karena tau betapa berantakannya keluargaku" lirihnya.
Jisoo menatap Jiyeon iba lalu memeluk tubuh sahabatnya itu dari samping, "Hey kenapa jadi sedih begini? Tak masalah jika kau belum siap mengatakan soal orangtuamu. Yang penting saat ini kau sudah mau membuka hati untuk Sehun. Kau berhak bahagia, Ji."
Jiyeon tersenyum mendengar ucapan Jisoo lalu mengelus lengan sahabatnya itu, "Terimakasih, Jisoo-ya. Terimakasih karena selalu ada di sisiku saat aku senang dan sedih. Kau memang sahabat terbaikku"
"Aaa kenapa jadi mellow seperti ini? Aku benar-benar terharu mendengar omonganmu" rengek Jisoo membuat Jiyeon terkekeh.
"Oh ya Ji, apa Sehun-ssi tau jika Jennie-ssi yang mengatakan soal Haerin padamu?" Tanya Jisoo setelah melepaskan pelukannya.
Jiyeon mengangguk, "Hmm. Dan tahukah kau jika sebenarnya Jennie-ssi itu menyukai Sehun? Sungguh aku tidak menyangka"
"Ji, sebenarnya aku sudah tau soal itu" Jiyeon menatap Jisoo dengan heran.
"Aku sudah tau jika Jennie-ssi menyukai Sehun"
"Hah? Bagaimana bisa?" Kaget Jiyeon yang dibalas cengiran oleh Jisoo.
"Beberapa waktu yang lalu saat Sehun-ssi mengunjungimu, aku bertemu dengannya di cafetaria. Lalu aku menanyakan soal Jennie-ssi, dan Sehun mengakui jika gadis itu memang menyukainya." Jelas Jisoo, "Lagipula sebelum Sehun-ssi mengatakannya pun aku sudah tahu karena tatapan mata Jennie-ssi padamu sungguh tajam, seperti ingin memakanmu saja" lanjutnya.
"Yak! Kenapa tidak memberitahuku sebelumnya? Kau ini sebenarnya sahabatku atau sahabatnya Sehun, eoh?" Maki Jiyeon.
"Hey tenanglah. Aku tetap sahabat terbaikmu. Lagipula aku tidak mengatakannya padamu karena aku takut kau terlalu memikirkannya" ucap Jisoo, "Yang penting Sehun-ssi hanya mencintaimu saja"

KAMU SEDANG MEMBACA
Trust Me! (COMPLETED)
FanfictionTentang Jiyeon yang tidak percaya dengan apa yang mereka sebut dengan "Cinta". Menurut Jiyeon, "Cinta" adalah sepenggal kata yang membuat orang lain tampak bodoh juga lemah. Jika "Cinta" menurut sebagian orang adalah kebahagian. Maka, menurut Jiyeon...