Jangan lari ketika kau berhasil membawa hatiku pergi.
***
"Oppa!"
Suara lembut seorang gadis menyapa indera pendengaran Tae Hyung. Lelaki itu menoleh dan mendapati Eun Bi sudah berdiri manis di belakangnya.
Eun Bi mengangkat tangannya ke udara, tersenyum manis lalu menyelipkan anak rambut ke belakang telinganya. Apa yang dilakukan Eun Bi sukses membekukan Tae Hyung di tempat.
Gadisnya selalu terlihat cantik di matanya. Tak pernah sekali pun Tae Hyung melirik wanita lain. Meskipun ada jutaan gadis yang lebih cantik dan seksi dari Eun Bi, tapi bagi Tae Hyung, tak ada yang dapat mengalahkan pesona gadisnya.
Lagi-lagi Tae Hyung dibuat terkesima dengan gaun yang Eun Bi kenakan. Gadis itu memang lebih menyukai berpakaian feminim ketimbang pakaian kasual.
"Oppa, aku lapar. Sebaiknya kita makan apa? Tteokbeokki? Bibimbap? Ramyeon? Atau sundae?"
Ini yang sangat Tae Hyung sukai dari Eun Bi. Gadisnya itu selalu bisa meramaikan suasana dengan celotehan-celotehan riangnya. Eun Bi dapat mengimbangi sifat Tae Hyung yang cenderung pasif dan pendiam.
Dan ketika Tae Hyung masih belum bisa menaklukan ketersimaannya terhadap gadis itu, Eun Bi mengamit lengan Tae Hyung dan menggelayut manja di sana.
"Aku merindukanmu. Akhir-akhir ini kita jarang bertemu karena kau yang selalu sibuk!" gerutu Eun Bi kesekian kalinya.
"Kau merindukanku?" Tae Hyung mengubah posisi Eun Bi jadi menghadap padanya.
Eun Bi mengerucutkan bibir lucu. "Hm. Sangat. Apa kau tidak merindukanku?" kemudian Eun Bi melingkarkan kedua tangannya di tubuh Tae Hyung dan menyandarkan kepalanya di dada bidang lelaki itu.
"Bagaimana mungkin aku tidak merindukan gadisku yang menggemaskan ini, hm?" Tae Hyung mengecup mesra puncak kepala Eun Bi.
"Rasanya nyaman sekali seperti ini." kata Eun Bi seraya memejamkan mata tanpa berniat sedikit pun melepaskan pelukannya dari Tae Hyung.
Dan di detik berikutnya, kesadaran Tae Hyung ditarik paksa dan menghantarkannya kepada realita. Tae Hyung tersentak begitu terbangun dari mimpi indahnya. Dwinetranya langsung menangkap Eun Bi yang masih tertidur nyenyak di atas ranjang bersprei putih.
Genggaman Tae Hyung masih terangkum erat di satu tangan Eun Bi. Dengan kedua telapak besarnya, Tae Hyung semakin menguatkan genggamannya pada tangan Eun Bi.
Dengan menahan linangan air mata yang mulai terasa menggumul di pelupuk mata, Tae Hyung berkata dengan nada teramat lirih. "Bangunlah, Eun Bi-ya. Aku mohon..."
***
Rupanya perang dingin tengah terjadi antara Jung Kook dan Sin Bi. Kekesalan masih terpatri dalam diri Sin Bi mengingat Jung Kook yang tempo hari membatalkan janjinya secara tiba-tiba.
Menjaga jarak dengan Jung Kook, Sin Bi tak pernah lagi mengajak laki-laki itu bicara. Gadis itu masih tinggal di apartemen Jung Kook, namun seolah hanya Jung Kook seorang yang menetap di apartemennya kini.
Kesepian melanda Jung Kook tatkala tak ada lagi kebawelan Sin Bi. Biasanya gadis itu tak mengenal waktu untuk berceloteh mengenai apa saja. Sampai-sampai telinga Jung Kook panas dibuatnya.
Seharusnya Jung Kook bersyukur ketika Sin Bi mendadak berubah jadi pendiam. Tapi kenapa rasanya ada yang berbeda?
Sampai detik ini pun, tatkala Jung Kook sedang membuka kulkas untuk mengambil air dingin, dengan cepat Sin Bi membuang muka begitu Jung Kook menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSEEN ( jjk x heb )
Fanfiction[Completed] Pasca mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawanya, dan setelah bangun dari koma, Jeon Jung Kook menjadi lebih peka terhadap sekitar. Terutama terhadap "mereka" yang hanya bisa dilihat indra ke enam. Bermula dari situ lah, Jung K...