Berawal dari pertemuan tak terduga aku mengenalmu. Di saat aku mengira kau adalah seseorang yang aku cari, tanpa sadar di saat itu lah hatiku terjatuh padamu. Dan seiring waktu berlalu aku mulai berpikir bahwa kau lah orangnya.
-Jung Kook
***
Kini Jung Kook telah dapat merelakan kepergian Eun Bi. Meskipun sesak itu masih terasa, dia tidak boleh terus menerus bersedih dan menyalahkan diri. Seperti pesan Eun Bi yang tertulis di buku hariannya. Sebagai seorang kakak tentu saja Eun Bi menaruh perhatian yang besar terhadap adiknya. Apalagi Eun Bi juga berpesan pada Jung Kook untuk memberikan hatinya kepada Sin Bi.
Memang tidak mudah bagi Jung Kook untuk membagi hatinya. Walaupun Eun Bi dan Sin Bi saudari kembar, namun Jung Kook berpikir bahwa itu bukanlah hal yang tepat. Dia lah penyebab kecelakaan itu terjadi. Dia pula yang secara tidak langsung menghilangkan nyawa Eun Bi. Setelah apa yang dilakukannya, Jung Kook tidak berpikiran untuk mendekati Sin Bi karena itu namanya tidak tahu diri.
Tapi nyatanya pikiran rasionalnya bertentangan dengan hatinya. Hatinya mengatakan lain.
Awalnya memang Jung Kook menganggap Sin Bi sebagai Eun Bi yang kedua. Ia bisa melepas rindunya pada Eun Bi hanya dengan melihat Sin Bi. Menurutnya ada sebagian jiwa Eun Bi di dalam diri Sin Bi. Setelah waktu berlalu, semua menjadi terasa berbeda. Jung Kook telah memandang Sin Bi sebagai dirinya sendiri bukan orang lain.
Senyuman Jung Kook mengembang kala ia melihat Sin Bi baru saja keluar dari sebuah gedung. Jung Kook lantas memajukan mobilnya dan berhenti di depan gadis itu. Masih di dalam mobil, Jung Kook menurunkan kaca jendela mobil sesaat setelah memberikan klakson.
"Cepat masuk." titah Jung Kook dengan satu tangan masih memegang setir.
Sin Bi sedikit membungkukkan tubuhnya. "Bagaimana kau bisa di sini?"
"Bahasnya nanti saja. Cepat masuk sebelum ada penggemar yang memergokiku." perintah Jung Kook lagi.
"Baiklah." Sin Bi sedikit terkekeh. Mau tidak mau ia segera masuk dan duduk di kursi penumpang. Alih-alih duduk di sebelah Jung Kook, Sin Bi malah memilih duduk di kursi belakang.
Jung Kook berdecak seraya menggeleng kecil. "Ya, apa aku ini supirmu? Di sebelahku masih kosong."
"A--aku... Lebih nyaman di sini." sahut Sin Bi agak terbata.
"Pindah atau aku menyeretmu paksa." kata-kata Jung Kook terdengar sakartis.
"Aku tidak akan pindah!" seru Sin Bi bersikeras.
"Baik jika itu maumu." Jung Kook membuka pintu mobilnya. Menyebabkan Sin Bi memekik tertahan.
"Apa yang akan kau lakukan?!"
"Bukankah sudah ku bilang? Jika kau tidak duduk di depan sini, aku akan menyeretmu secara paksa."
"Bagaimana jika ada penggemar yang melihatmu bodoh?!" sontak Sin Bi tersulut amarahnya.
"Aku tidak peduli."
Baru saja Jung Kook hendak menurunkan satu kakinya keluar dari mobil, dengan cepat Sin Bi mencegahnya. "Baik, baik. Aku pindah!" tak berapa lama kemudian terdengar gebrakan pintu usai Sin Bi menutup pintu belakang. Selanjutnya dengan gerakan terburu-buru Sin Bi membuka pintu depan dan duduk di samping Jung Kook. "Puas?" ketus Sin Bi kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSEEN ( jjk x heb )
Fiksi Penggemar[Completed] Pasca mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawanya, dan setelah bangun dari koma, Jeon Jung Kook menjadi lebih peka terhadap sekitar. Terutama terhadap "mereka" yang hanya bisa dilihat indra ke enam. Bermula dari situ lah, Jung K...