III: My Lifesaver

2.2K 318 38
                                    

Kita berbeda.
Aku dengan duniaku, kau dengan duniamu.
Tapi Tuhan cukup baik mempertemukan kita.

***

Masih bertahan di dalam ruangan temaram itu, Jung Kook mengelus foto-foto yang menggantung di tali. Foto-foto yang dulu sengaja dia ambil diam-diam dan menghasilkan foto dengan gaya candid. Jung Kook tak akan lupa pada sosok perempuan yang ada dalam potret tersebut. Senyuman cerah yang tergambar di wajah gadis itu berhasil menjalarkan kesesakan di rongga dada Jung Kook.

Pasca kepergian gadis itu, Jung Kook tidak memercayai yang namanya keajaiban. Sampai pada akhirnya Jung Kook memutuskan untuk menjadi idol, hanya gadis itu yang membayang-bayangi benaknya di setiap langkah.

Alasan Jung Kook terjun ke dunia hiburan juga demi gadis cilik itu. Karena gadis itu sangat mengidolakan seorang anggota boygroup papan atas kala itu. Dari sekian banyak boygroup, sebut saja Super Junior--salah satu nama boygroup yang gadis itu sukai hingga menjelang kepergiannya.

Ruangan ini sengaja ditutup rapat dan tersembunyi sebab Jung Kook tidak ingin ada satu orang pun yang menjamah ruang sakralnya. Hanya dia yang boleh memasuki ruangan ini. Ruangan yang tidak terlalu luas ini khusus didedikasikan untuk mengenang gadis itu seorang---Jeon So Mi.

Tidak ingin larut dalam kesedihan, Jung Kook memutuskan beranjak keluar ruangan. Ia tidak ingin So Mi melihatnya bersedih seperti ini. Terkadang Jung Kook tidak mengerti, padahal dia dapat melihat makhluk tak kasat mata, tapi kenapa So Mi tak kunjung menampakkan diri di hadapannya?

Jung Kook sangat merindukan So Mi. Adiknya yang pergi meninggalkannya beberapa tahun silam.

Jung Kook pikir hantu perempuan itu telah benar-benar pergi dari apartemennya. Dugaannya salah. Rupanya Sin Bi tengah asyik melahap makanan yang Jung Kook buat di meja makan. Lantaran geram, Jung Kook segera menghampiri gadis tak tahu diri itu.

"Sudah aku bilang, kan? Enyah kau dari apartemenku!" bentak Jung Kook seraya menggebrak keras meja.

Alih-alih merasa takut, justru Sin Bi mengibaskan tangan masa bodoh. "Aku ingin menghabiskan sarapanku dulu. Ini lezat sekali! Aku tak pernah mengira ternyata kau jago masak!"

"Ya!" Jung Kook menggertakan giginya.

Sin Bi meletakkan sendok dan garpunya di atas piring. Dengan santai Sin Bi menyahut. "Ini masih pagi, Jeon. Tidak baik berteriak seperti itu."

"Kau tidak mau pergi?" nada bicara Jung Kook berubah getas.

Sin Bi mengedikkan bahu malas. "Aku tidak tahu kemana harus pergi. Aku tidak punya tempat tujuan. Jadi, bolehkan aku menumpang di sini?" detik berikutnya Sin Bi lenyap seketika dan tahu-tahu gadis itu berdiri tepat beberapa senti di hadapan Jung Kook. Sin Bi mendekatkan wajahnya ke wajah Jung Kook dengan memasang tampang memelas. "Boleh, ya? Boleh, ya?"

Lantaran gerakan tiba-tiba Sin Bi, spontan Jung Kook berjingkat sambil memegangi dadanya sendiri. Kemunculan Sin Bi persis di depan matanya membuat jantung Jung Kook seolah ingin copot dari tempatnya. "Kau mengagetkanku, sialan!"

Bukannya minta maaf, Sin Bi malah mengeluarkan cengiran lebar. "Begitukah? Kau sangat lucu jika sedang kaget, Jeon. Hahaha!"

Ditertawakan oleh hantu perempuan menyebalkan, Jung Kook tidak tinggal diam. "Baik kalau kau tidak mau pergi. Terpaksa aku mengeluarkan jimatku." Jung Kook melangkah menuju kulkas lalu mengambil sebuah pedang kecil yang bersandar di samping kulkas.

UNSEEN ( jjk x heb )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang