Terbiasa akan kehadiranmu yang mengisi hari-hariku hingga aku pun terlena, menyadari bahwa aku tak ingin melepasmu.
***
Tanpa merasa letih sedikit pun, Tae Hyung terus menderapkan kakinya cepat menyusuri koridor rumah sakit. Tae Hyung memilih menaiki anak tangga lantaran sudah sangat tidak sabar untuk tiba di ruang inap gadisnya. Jantungnya berpacu cepat setelah apa yang Sin Bi katakan padanya di telepon beberapa saat lalu.
Ini bagaikan hadiah baginya. Sulit dipercaya tapi ini benar-benar nyata terjadi. Hari yang ditunggu-tunggunya pun akhirnya datang. Tae Hyung sangat tidak sabar untuk bertemu Eun Bi.
"Eun Bi-ya!" Tae Hyung membuka pintu ruang inap dengan tergesa. Lelaki itu disambut dua saudari kembar yang salah satunya sedang terbaring di ranjang dengan punggung setengah bersandar pada headboard.
Melihat kedatangan kekasihnya, bibir cherry Eun Bi mengulas senyuman manisnya. "Oppa..."
Tae Hyung bergegas menghampiri ranjang Eun Bi dan lantas mengamburkan diri memeluk gadisnya itu tanpa memedulikan Sin Bi yang ada di sana. Lantaran terlalu bahagia sehingga Tae Hyung tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun.
Dan setetes kristal bening jatuh dari pelupuk mata Eun Bi. Menyalurkan segala rasa rindu yang terpupuk tinggi pada Tae Hyung. Detik berikutnya Eun Bi dengan cepat melepaskan pelukan Tae Hyung lalu menyeka air matanya. Tersadar akan keberadaan Sin Bi.
Tae Hyung mengerutkan kening kala Eun Bi melemparkan sebuah kode dari matanya. Akibat dari gerakan Eun Bi yang terlalu kentara itu, Sin Bi pun bersuara.
"Hiraukan saja aku. Anggap saja aku tidak ada." ujar Sin Bi yang dengan cueknya malah bermain game di ponselnya.
"Tetap saja... Aku tidak enak sembarangan berpelukan dengan seorang pria di hadapanmu. Meskipun itu kekasihku sendiri." Eun Bi menunduk--yang kemudian Tae Hyung menggenggam tangannya diam-diam.
Laki-laki itu mengangguk seakan bersiap ingin mengatakan sesuatu pada Sin Bi, namun justru Sin Bi lebih dulu berbicara. "Aku sudah tidak peduli lagi." Sin Bi mengakhiri permainannya di ponsel lalu terfokus pada Eun Bi. "Selama kau bahagia, maka aku baik-baik saja. Dulu mungkin memang aku egois karena aku selalu merasa diabaikan olehmu sejak kau menjalin hubungan dengan Tae Hyung. Tapi sekarang sudah tidak lagi. Lakukan apa yang membuatmu bahagia, eonni." Sin Bi menepuk sebelah bahu Eun Bi.
Satu lagi yang berubah setelah dirinya bangun dari koma. Kini adiknya telah menjelma menjadi wanita dewasa yang bahkan Eun Bi sendiri pun tak pernah mengiranya.
Satu tangan Eun Bi terangkat, menyentuh punggung tangan sang adik. "Terima kasih..."
Sin Bi menggeleng. "Seharusnya aku yang mengucapkan itu. Terima kasih karena telah bangun, Hwang Eun Bi."
Di sela-sela interaksi kakak beradik itu, Soo Yeon datang dengan tergopoh-gopoh. Beliau meletakkan satu persatu tas jinjing yang dibawanya ke lantai. Terakhir, Tae Hyung membantu Soo Yeon untuk meletakkan tas terakhir yang ada di punggungnya.
"Eomma, kita mau pindahan?" Sin Bi bertanya dengan dahi mengerut samar. "Kenapa bawaanmu sebanyak itu?"
"Ini pakaian Eun Bi. Karena Eun Bi masih harus dirawat di sini sampai kondisinya pulih, maka aku memutuskan untuk membawa semua baju-bajunya. Kasihan Eun Bi selalu mengenakan baju rumah sakit seperti itu. Aku tidak tahan melihatnya!"
Jawaban yang diberikan Soo Yeon sontak mengundang tawa Eun Bi, Sin Bi dan Tae Hyung.
"Aku tidak apa-apa meskipun harus mengenakan baju pasien ini. Aku merasa nyaman. Eomma tidak perlu bersusah payah membawakan semua pakaianku." kata Eun Bi merasa tidak enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSEEN ( jjk x heb )
Fanfic[Completed] Pasca mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawanya, dan setelah bangun dari koma, Jeon Jung Kook menjadi lebih peka terhadap sekitar. Terutama terhadap "mereka" yang hanya bisa dilihat indra ke enam. Bermula dari situ lah, Jung K...