XI: Lotte Park

1.7K 284 64
                                    

Menghabiskan banyak waktu bersamamu membuatku khawatir bila pada akhirnya aku benar-benar mencintaimu. -Hwang Sin Bi

***

Malam yang kelabu semakin menambah keangkeran gedung sekolah tua yang Sin Bi dan hantu lainnnya tempati. Meskipun di depan gerbang terdapat pos penjaga satpam, tapi masih saja ada segelintir orang yang nekat uji nyali masuk ke dalam gedung sekolah. Dengan cara melompati pagar tentunya.

Orang-orang yang menerobos masuk itu biasanya ingin menemukan sendiri fakta mengenai hantu-hantu yang ada di sekolah. Kerap kali mereka dengan beraninya menyuruh para arwah gentayangan keluar untuk menampakkan diri di hadapan mereka.

Dan untuk hal yang satu ini, Papa yang biasanya akan turun tangan. Tak jarang Papa juga mempersilakan anak-anak asuhnya untuk menjahili manusia-manusia tak tahu diri tersebut.

Dalam dunia perhantuan, jika manusia tidak mengganggu "mereka", maka "mereka" tidak akan mengganggu manusia. Sebab pada dasarnya manusia dan makhluk gaib hidup saling berdampingan di dunia meskipun berbeda dimensi.

Seperti hari ini, beberapa orang tak dikenal memasuki wilayah sekolah. Lorong sekolah yang gelap dan hawa dingin yang menusuk kulit tak menyurutkan rasa penasaran mereka. Dengan berbekal senter dan keberanian, dengan perlahan orang-orang itu melangkahkan kaki menyusuri lorong.

Bulu kuduk mereka meremang tatkala terdengar suara keras seperti benda jatuh dari arah kelas. Sontak mereka menjerit kaget. Satu orang yang paling berani lantas bergerak mengintip kelas dari jendela.

Ketika tak ditemui siapapun di dalamnya, orang yang menjadi pemimpin di kelompoknya itu lantas menghembuskan napas lega. Dia menoleh kembali kepada teman-temannya. "Kosong. Tidak ada siapa-siapa."

Baru sedetik orang itu berbicara, sesosok kepala perempuan menyembul dari balik dinding. "Apa yang kalian cari?"

Kontan hal itu membuat orang-orang itu memekik kaget dan berhamburan pergi. Terlebih satu orang yang memeriksa keadaan kelas tadi lari pontang-panting lantaran terlalu takut. Rupanya nyali mereka hanya sebatas sampai di situ saja.

"Sudah pergi, Eve?" tanya Sin Bi sembari turut menembuskan kepalanya ke dinding.

Evelyn menarik kembali tubuhnya dan berdiri tegak seperti semula. "Sudah. Manusia-manusia kurang ajar seperti mereka harus diberi pelajaran!"

Sin Bi mengepalkan tangan ke udara. "Kau benar! Untung saja appa memperbolehkanmu untuk menakuti mereka."

"Rasanya menyenangkan juga. Apalagi saat melihat mereka ketakutan seperti tadi." Evelyn terkekeh membayangi guratan ketakutan yang terpancar dari raut manusia-manusia tadi.

"Aku tak menyangka kau bisa jahil juga. Kau keren!" ledek Sin Bi sambil mengacungkan ibu jari.

"Eonni!" Evelyn berseru malu.

***

Lantaran tidak bisa tidur, Sin Bi memilih menyalakan TV dan menonton variety show yang dia suka. Tidak memikirkan Jung Kook yang sedang tidur, Sin Bi justru meninggikan volume suara TV.

Variety show yang ditonton Sin Bi lumayan lucu sehingga mengundang derai tawa gadis itu. Sin Bi sama sekali tidak memedulikan Jung Kook yang bisa saja memakinya nanti. Tawa Sin Bi semakin menggelegar diselingi dengan tepukan tangannya.

Dan benar saja, tak sampai sepuluh menit, Jung Kook keluar dengan tatapan yang mengilat marah. Lelaki itu tidak suka bila ada yang mengganggu tidur nyenyaknya. Apalagi Jung Kook hanya mempunyai waktu tidur yang sedikit.

UNSEEN ( jjk x heb )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang