Kau tahu apa yang lebih sakit dari patah hati?
Mencintaimu dalam diam.***
"...Hwang Sin Bi?"
Tae Hyung menoleh cepat ketika perempuan yang baru saja menabraknya tahu-tahu sudah berbelok ke kiri. Apa mungkin Tae Hyung salah lihat? Walaupun sekilas, Tae Hyung yakin jika dia tadi melihat jelas wajah gadis tersebut.
"Oi, Kim Tae Hyung."
Lamunan Tae Hyung buyar saat suara seorang gadis yang sangat dihafalnya menyapa gendang telinganya. Tae Hyung mengangkat kepala. Telah berdiri di hadapannya seorang gadis bergaun biru laut. Gadis itu melemparkan senyum manisnya.
"Kenapa diam saja? Bukankah sesi pemotretan sudah dimulai?" tanya Sin Bi yang bingung akan keterdiaman Tae Hyung.
Sebelum beranjak naik, Tae Hyung menyempatkan diri berbicara dengan Sin Bi. "Kau sendiri, apa yang kau lakukan di sini?"
"Oh itu, aku baru selesai menjelajahi gedung ini. Tapi kau tahu? Hantu-hantu Amerika tidak terlalu ramah dan mereka berbicara dengan bahasa yang tidak aku mengerti. Maka dari itu aku memutuskan mengakhiri jalan-jalanku." terang Sin Bi menjelaskan.
Untaian-untaian kata yang mengalir dari mulut Sin Bi bagaikan nada indah yang terdengar di telinga Tae Hyung. Rasanya ia ingin lebih lama berduaan dengan gadis itu. Sudah lama ia tidak mendengar gadisnya bercerita dengan berapi-api seperti tadi.
Tae Hyung tersenyum tipis seraya meletakkan tangan di atas kepala Sin Bi. "Kau berjanji padaku untuk menemuiku lagi."
"Eh?" Sin Bi mengerjapkan kelopak.
Tak ayal Tae Hyung mengusap lembut puncak kepala Sin Bi. Sepersekian detik Sin Bi termangu dibuatnya. Lagi-lagi sentuhan dari Tae Hyung membuat darahnya berdesir cepat. Rasa rindu yang begitu hebat menyeruak masuk dalam dirinya.
"Tae Hyung-ah! Cepatlah!" terdengar pekikan Nam Joon memanggil Tae Hyung.
Jika bukan karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskannya melakukan pemotretan dengan Dispatch, maka Tae Hyung mungkin rela sepanjang hari mendengar Sin Bi bercerita panjang lebar tentang apa saja.
"Aku harus segera pergi." kata Tae Hyung pasrah. Namun kakinya seolah sulit untuk bergeser dan digerakkan.
"Kenapa wajahmu tertekuk lesu? Ayolah semangat, Tae Hyung-ssi!" Sin Bi memberikan semangat dengan mengepalkan kedua tangan lalu menarik lengannya ke bawah--seperti melakukan gerakan aja-aja fighting.
Kontan Tae Hyung berubah sumringah. Tampangnya tidak lagi cemberut. Mimik wajahnya menjadi lebih cerah dari sebelumnya.
"Bisakah kau tidak berbicara formal denganku?" pinta Tae Hyung penuh harap. "Bisakah kau memanggilku oppa?"
Otomatis Sin Bi mengernyitkan kening mendengar permintaan Tae Hyung yang terkesan aneh.
"Aku ingin dengar kau memanggilku oppa..." kali ini terselip kesedihan dari nada bicara Tae Hyung.
Awalnya Sin Bi menggigit bibir karena ia tidak mengerti mengapa Tae Hyung mengajukan permohonan demikian mengingat mereka belum lama saling kenal. Tapi akhirnya Sin Bi mengabulkan permintaan pemuda itu.
"Oppa."
Saat mendengarnya kontan Tae Hyung menahan napas. Dwinetranya tertutup. Matanya memanas menahan tangis yang sepertinya sebentar lagi luruh.
Ternyata suara gadisnya saat memanggil oppa masih sama seperti dulu. Tiba-tiba saja bergaung dalam kepalanya suara Eun Bi yang masih beraga.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSEEN ( jjk x heb )
Fiksi Penggemar[Completed] Pasca mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawanya, dan setelah bangun dari koma, Jeon Jung Kook menjadi lebih peka terhadap sekitar. Terutama terhadap "mereka" yang hanya bisa dilihat indra ke enam. Bermula dari situ lah, Jung K...