XXVI: Acquiesce

1.2K 258 64
                                    

Jutaan harapan tertimbun dalam hati
Hingga aku sadar kau tidak seutuhnya ku miliki.

***

Mungkin Jung Kook bisa saja menerima segala tingkah kekonyolan yang dibuat Seok Jin. Semua canda tawa tak terbatas yang diberikan pria bertaut 5 tahun di atasnya itu bagaikan hembusan angin lalu. Ketika semua kepercayaan runtuh seketika bersamaan dengan gejolak amarah yang meledak-ledak.

Sekarang semuanya tak lagi sama bagi Jung Kook. Pria Busan itu terus meluapkan seluruh amarahnya dengan memukuli Seok Jin habis-habisan. Tak peduli pada tangannya yang kebas. Tak peduli jika saat ini So Mi tengah menatapnya sedih dari atas sana.

Yang Jung Kook sesali adalah keterlambatan dia mengetahui kebenaran yang ada. Jung Kook kira dia tahu segala tentang adiknya. Rupanya dia salah besar. Karena setelah kematian So Mi, Jung Kook baru mengetahui bila orang yang ditaksir adiknya adalah Kim Seok Jin.

"Aku mohon berhenti, Jung Kook-ah! Aku bisa menjelaskan semuanya!" So Jung terus meronta meminta Jung Kook mengakhiri pertikaiannya dengan Seok Jin.

Alih-alih berhenti, justru Jung Kook menghantam keras tubuh Seok Jin ke dinding. Mencengkram kuat kerah baju pria itu sembari menatapnya tajam. Tatapan menusuk Jung Kook baru pertama kalinya Seok Jin lihat. Perlu diakui, Jung Kook tampak sangat menyeramkan bila dia sedang marah.

"Masih ingin memukulku?" tantang Seok Jin dengan tenang.

"Tidak. Aku justru ingin membunuhmu." balas Jung Kook dengan memperkuat tarikannya pada kerah Seok Jin.

"Kau sudah jadi pria dewasa, Jung Kook-ah." puji Seok Jin pada magnae BTS itu.

"Tutup mulutmu!" desis Jung Kook tajam.

Jangan tanya bagaimana keadaan Eun Bi saat ini. Sama seperti So Jung, sedari tadi Eun Bi terus berteriak meminta Jung Kook berhenti memukul. Gadis itu histeris melihat Jung Kook berubah menjadi pria brutal. Jika saja dia bukan hantu, mungkin dia bisa meminta bantuan petugas keamanan untuk melerai keduanya.

"Jeon-ah, jebal... Hentikan!" berulang kali Eun Bi meneriakkan kalimat ini. Nyaris putus asa karena yang dapat mendengar suara Eun Bi di sini hanya Jung Kook. Sedangkan Jung Kook bersikukuh menghiraukan pekikan keras Eun Bi.

Dikuasai amarah yang akhirnya meledak setelah dua tahun lamanya terpendam membuat Jung Kook kehilangan kendali. Kini wajah Seok Jin terdapat luka-luka lebam akibat pukulan Jung Kook. Ditambah darah yang merembes dari sudut bibirnya.

Seok Jin meringis perih. "Pukulanmu hebat juga."

So Jung menggelengkan kepala agar Seok Jin tak lagi memancing emosi Jung Kook. Tangis So Jung sudah pecah dari awal Jung Kook meninju kekasihnya. Percuma So Jung meminta Jung Kook berhenti, karena laki-laki itu terlanjur dikuasai amarah.

Dan akibat dari kata-kata Seok Jin tadi, Jung Kook kembali memukuli Seok Jin dengan membabi buta. Tak peduli bila orang yang dipukuli itu adalah hyung-nya sendiri. Orang yang kerap kali membuat guyonan konyol agar Jung Kook tertawa.

Eun Bi tak dapat melihatnya lebih lama lagi. Bukan hanya Seok Jin yang babak belur, kedua tangan Jung Kook juga mulai terlihat tetesan darah mengingat kerasnya Jung Kook meninju Seok Jin.

Kali ini Eun Bi tak bisa mengatasinya sendirian. Dia butuh Evelyn. Dia butuh Jeon So Mi. Bukan lagi nama Jung Kook yang Eun Bi teriakkan, melainkan nama So Mi lah yang keluar dari mulut Eun Bi.

"Jeon So Mi, aku butuh bantuanmu. Cepatlah datang..." Eun Bi memejamkan mata mencoba berkomunikasi dengan cara telepati dengan Evelyn. "Jeon So Mi!" teriak Eun Bi histeris.

UNSEEN ( jjk x heb )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang