IX: A Back of The Heart

1.8K 300 54
                                    

Semesta yang mempertemukan kita. Maka sudah seharusnya semesta pula yang menyatukan kita.

***

Ruang latihan Bighit yang sepi dimanfaatkan Jung Kook untuk berlatih keras. Meskipun hari telah beranjak malam, namun tidak menyurutkan semangat pemuda itu.

Anggota BTS sudah kembali ke dorm mereka. Tinggallah Jung Kook seorang diri. Seakan tak kenal lelah, lelaki itu terus saja melakukan gerakan-gerakan dance yang sulit.

Sebetulnya ada alasan tersendiri mengapa Jung Kook enggan pulang ke apartemen. Dia tidak ingin tidur. Atau lebih tepatnya, dia tidak ingin mengalami mimpi buruk serupa yang beberapa hari belakangan kerap menghantuinya.

Jeon So Mi--adiknya itu selalu membayang-bayangi benaknya. Jung Kook memang masih belum bisa menerima kenyataan bahwa So Mi meninggal secara tragis. Tapi dia juga tidak sanggup berulang kali memimpikan hal yang sama.

Jung Kook sering kali bertanya, mengapa So Mi hanya datang dalam mimpinya? Mengapa adiknya tidak muncul di hadapannya saja? Pertanyaan-pertanyaan itu yang terus meraung dalam batang otaknya.

Alunan lagu yang disetelnya dari tape recorder mengiring tanpa henti. Memecah keheningan ruang latihan di malam hari. Dan Jung Kook semakin bergerak liar mengikuti irama lagu.

Dan tiba-tiba saja pemuda itu terjatuh. Ia meringis kesakitan sembari memegang kaki kirinya. Sepertinya kaki kiri Jung Kook tidak sengaja terkilir saat terjatuh tadi.

"Mana yang sakit? Coba aku lihat." entah kapan datangnya, tahu-tahu Sin Bi telah bersimpuh duduk di sisi Jung Kook.

Ketika Sin Bi ingin membuka sepatu Jung Kook, dengan ketus Jung Kook menepisnya. "Apa yang ingin kau lakukan?"

"Kakimu terkilir, bodoh! Aku ingin mengobatimu." Sin Bi kembali ingin membuka sepatu Jung Kook. Lagi-lagi yang didapat Sin Bi hanyalah tepisan kasar tangan besar lelaki itu.

"Aku bisa mengobatinya sendiri." Jung Kook berupaya bangkit berdiri dengan menopang tubuh menggunakan kedua tangan.

Berjalan pincang, Jung Kook mematikan tape recorder lalu meraih tas ranselnya. Mulanya dia berniat ingin menginap di Bighit. Namun mengingat keberadaan Sin Bi yang masih mengikutinya, Jung Kook jadi berpikir dua kali. Bisa-bisa terjadi kekacauan di esok harinya.

"Mau kemana?" seru Sin Bi menghentikan langkah Jung Kook. "Ingin pulang ke apartemen dengan kaki seperti itu? Bagaimana dengan siaran Inkigayo besok? ARMY pasti akan sangat cemas." lanjut Sin Bi lagi.

Akhirnya Jung Kook pun mengalah. Mau tak mau dia menuruti kemauan gadis itu. Kalau dipikir-pikir, benar juga apa kata Sin Bi. Jung Kook paling anti membuat ARMY khawatir. Apalagi besok dia akan siaran di Inkigayo.

"Tunggu di sini!" titah Sin Bi pada Jung Kook tepat sebelum ia menghilang.

Tak berapa lama, kurang lebih semenit kemudian, Sin Bi sudah kembali dengan membawa ember kecil berisi air es. Lengkap dengan kain untuk mengompres.

"Luruskan kakimu." perintah Sin Bi usai mereka berdua terduduk di lantai.

Serta merta Jung Kook meluruskan kakinya. Lalu tampak Sin Bi tengah melepaskan sepatu Jung Kook. Surai kehitaman Sin Bi yang dibiarkan tergerai, terjatuh menutupi sebagian wajahnya.

UNSEEN ( jjk x heb )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang