XXXIII: Fate

1.2K 234 62
                                    

Sejak kepergianmu, aku baru menyadari. Ternyata cintaku tetap bertahan meski aku dan kamu dikehendakkan semesta untuk berpisah.

***

"Siapa dia?"

Langkah Kim Shin terhenti kala Eun Bi mengutarakan sebuah pertanyaan yang sedari tadi mengusik pikirannya. Sungguh ia ingin tahu sebelum ia pergi ke alam lain.

Kim Shin berbalik menghadap Eun Bi. "Kau tidak akan menyesal jika aku memberitahumu?"

Dengan yakin Eun Bi mengangguk. Melihat bagaimana respon Eun Bi yang seolah siap mendengar jawabannya, Kim Shin terdiam sesaat.

"Jung Kook. Dialah yang menyebabkan kecelakaan itu." ungkap Kim Shin.

Pernyataan dari Kim Shin rupanya tak lantas membuat Eun Bi terkejut. Alih-alih bersedih, Eun Bi justru memasang tampang cerahnya. Menunjukkan pada Kim Shin bahwa ia telah dapat menerima kenyataan takdir yang digariskan untuknya.

Bibir Eun Bi melengkung membentuk sebuah senyuman. "Ah, rupanya Jung Kook. Jadi ini yang appa maksud bahwa aku mungkin saja terluka karena dia?"

"Kau... Baik-baik saja?" Kim Shin bertanya cemas.

"Appa, terima kasih telah memberitahuku. Tentang gaun dan... Tentang Jung Kook."

Eun Bi telah lebih dulu berjalan mendahului Kim Shin di kala pria berbaju hitam itu belum sempat berkomentar apapun. Ketegaran diri Eun Bi tanpa sadar mengundang rasa cemas Kim Shin. Bagaimana pun, Kim Shin turut andil dalam kehidupan yang Eun Bi jalani.

Di selasar yang kanan kirinya hanya terlihat cahaya putih itu Eun Bi terus berjalan penuh percaya diri. Tak kurang dari sepuluh langkah lagi, ia telah sampai di depan sebuah pintu yang akan menghantarkannya menuju alam yang akan ia tuju.

Seakan mempunyai telepati, kala Kim Shin sudah berdiri di belakangnya, Eun Bi berujar, "Kini aku tahu maksud ucapan appa yang mengatakan aku dan Jung Kook tak dapat bersatu." Eun Bi balik badan, menatap intens Kim Shin lalu menuturkan kembali, "Aku memang ditakdirkan bertemu dengan Jung Kook. Tapi bukan untuk bersatu. Dengan kata lain, aku hanya sebagai awal mula dari pertemuan takdir yang lain. Takdir yang lebih kekal dan abadi."

"Mengapa kau berpikiran seperti itu?"

"Dari awal Jung Kook memang sudah ditakdirkan untuk Sin Bi. Menurut appa, memang aku tidak menyadarinya?"

"Pemikiranmu sudah dewasa rupanya. Aku salut." Kim Shin mengulurkan tangannya untuk mengelus puncak kepala anak asuhnya itu. "Lalu, jika kau tahu Jung Kook dan Sin Bi ditakdirkan bersama, mengapa kau mengajukan permintaan agar Tae Hyung mencintai Sin Bi?"

Senyum yang terhias di bibir Eun Bi pun memudar. "Aku tidak ingin Tae Hyung terus-terusan bersedih karena mengingatku. Dengan Tae Hyung yang berubah mencintai Sin Bi, maka ada yang menggantikan aku di dalam hatinya."

Detik selanjutnya Eun Bi memasang lagi senyum cerahnya. Ia tak ingin bersedih di hari perpisahannya. Ia benar-benar ingin pergi dengan tenang. Tanpa ada beban sedikit pun.

"Kim Shin-ssi, mari kita berpisah di sini. Terima kasih telah menjadi bodyguard untukku. Darimu, aku belajar banyak." Eun Bi mengulurkan tangannya pada Kim Shin.

Kim Shin berdeham lalu menjabat uluran tangan Eun Bi. "Kau juga. Selamat telah menyelesaikan hidupmu dengan baik."

"Kau tak perlu mencemaskanku. Yang harus kau cemaskan adalah dirimu sendiri. Aku tahu kau melakukan pekerjaan ini karena ada sesuatu yang harus kau tebus di masa lalu."

UNSEEN ( jjk x heb )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang