Kita masih berpijak di belahan bumi yang sama. Menghirup udara yang sama. Berada di bawah langit yang sama.
Namun mengapa justru aku merasa kau tidak lagi menatapku dengan cara yang sama?***
Suasana canggung mendominasi orang-orang yang ada di ruang tamu. Tak ada satu pun dari mereka yang mau bicara. Tae Hyung masih terlalu terkejut lantaran beberapa saat yang lalu mendapati Sin Bi ada di depan pintu apartemen BTS bersama Jung Kook. Bahkan Jung Kook tak sungkan untuk terus menatap Sin Bi yang kini duduk dengan canggungnya di sisi Tae Hyung. Sementara Seok Jin sudah beranjak meninggalkan mereka lantaran enggan ikut campur dalam urusan ketiganya.
Daripada terus-terusan berada di situasi yang tidak mengenakkan, Sin Bi pun berdeham memecah keheningan. Agak kikuk ia letakkan sebuah goodie bag di atas meja lalu berujar pada Tae Hyung. "Makanlah. Aku membelinya khusus untukmu."
Lantas Tae Hyung memeriksa isi goodie bag yang ternyata berisi sekotak tteokpokki di dalamnya. "Terima kasih. Aku akan menghabiskannya."
Sin Bi tertegun sesaat kala Tae Hyung mengusap kepalanya. Tak sengaja ia melirik Jung Kook yang rautnya langsung berubah apatis menyaksikan bagaimana perlakuan Tae Hyung terhadap dirinya. Sin Bi yakin, Jung Kook menahan rasa cemburunya setengah mati saat ini. Terlihat dari kedua tangan lelaki itu yang mengepal kuat.
"Aku pulang dulu." pamit Sin Bi seraya bangkit berdiri.
"Biar aku antar."
Baik Sin Bi maupun Tae Hyung sama-sama terlonjak kala Jung Kook dengan sigap berdiri dan menawarkan diri untuk mengantar Sin Bi pulang.
Sin Bi tak lantas menyahut. Ia menatap Tae Hyung lebih dulu untuk meminta persetujuan. Dengan Tae Hyung yang menganggukkan kepala menandakan bahwa lelaki itu tidak keberatan bila Sin Bi pulang bersama Jung Kook. Sebab Tae Hyung berpikir kalau tugas dia hanya sekedar menjaga gadis itu dan memastikannya tidak kenapa-kenapa. Menjaga bukan berarti harus mengekang, kan?
Jangan tanyakan bagaimana perasaan Jung Kook. Tampang Jung Kook yang tadinya kusut langsung berubah sumringah. Tak menyia-nyiakan kesempatan, Jung Kook segera mengambil kunci mobil dan mempersilakan Sin Bi berjalan lebih dulu di depannya.
***
Di halaman depan apartemen BTS, Tae Hyung memandangi mobil Jung Kook yang sedang bergerak keluar melewati gerbang. Tae Hyung tetap berdiri di tempatnya meski mobil yang ditumpangi Jung Kook dan Sin Bi sudah tidak terlihat lagi. Lelaki itu mendongak ke langit lalu membatin, "Adikmu sedang bersama Jung Kook. Tidak apa, kan?"
Di kala Tae Hyung masih memandangi birunya langit yang cerah, tangan Seok Jin tiba-tiba meremas pelan sebelah bahu Tae Hyung. Seolah memberikan sedikit kekuatan. Dan Seok Jin pun mengikuti arah pandang Tae Hyung yang masih tertuju ke langit. "Eun Bi dan So Mi sudah tenang di sana. Apa mereka bisa melihat kita?"
Pertanyaan Seok Jin tidak hanya ditujukkan untuk Tae Hyung. Melainkan juga untuk dirinya sendiri. Dan kedua laki-laki itu masih bertahan dalam posisi yang sama. Mengajukan pertanyaan yang menghinggapi kepala masing-masing. Sebuah tanya tak terucap karena tahu pertanyaan itu hanya akan menimbulkan jalan buntu yang tak berujung.
***
Penyesalan memang selalu datang belakangan. Tadinya Sin Bi kira dengan diantarnya dia pulang oleh Jung Kook, dia tidak perlu mengeluarkan uang untuk naik bus. Ternyata justru opsi naik bus saat ini merupakan opsi terbaik sebab Jung Kook benar-benar membuatnya tidak nyaman.
"Perhatikan jalan di depanmu. Nanti kecelakaan." kata Sin Bi memperingatkan. Gadis itu menyandarkan kepalanya di kursi lalu memejamkan mata.
Jung Kook tersadar setelah dia begitu lama memperhatikan Sin Bi dan kurang berkonsentrasi pada jalan di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSEEN ( jjk x heb )
Fiksi Penggemar[Completed] Pasca mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawanya, dan setelah bangun dari koma, Jeon Jung Kook menjadi lebih peka terhadap sekitar. Terutama terhadap "mereka" yang hanya bisa dilihat indra ke enam. Bermula dari situ lah, Jung K...