XXI: Miracle

1.5K 266 123
                                    

Aku menunggumu sembari merajut asa dalam angan.
Namun apalah daya, kau telah sulit untukku gapai kembali dalam dekapan.

***

Kebisingan memenuhi seluruh penjuru kelas. Anak-anak sedang tidak bisa diam hari ini. Lantaran Kim Shin sedang tidak ada di sekolah, anak-anak jadi memanfaatkan kesempatan yang ada untuk bermain sepuasnya padahal Evelyn ada di depan kelas.

Evelyn sampai kewalahan sendiri dalam mengatasi kenakalan anak-anak yang kelewat batas. Rupanya mereka jadi anak penurut hanya karena ada Kim Shin yang memantaunya. Dan ketika pria itu tidak ada maka mereka seolah merasa bebas bisa membuat kericuhan.

"Ya! Aku bilang diam!" gertak Evelyn sambil menggebrak meja dengan sapu.

Sesaat anak-anak itu menoleh terdiam, tapi itu tidak bertahan lama karena setelahnya mereka kembali gaduh. Evelyn memejamkan mata seraya menahan emosi yang meletup-letup. Jika bukan karena Kim Shin yang menugaskannya mengajar di kelas, mungkin Evelyn sudah kabur sejak tadi.

"Kalian bisa diam tidak?!" Evelyn sengaja meninggikan suaranya untuk menakuti anak-anak.

Tapi tetap saja, sebagian anak laki-laki berlarian saling mengejar satu sama lain mengelilingi kelas. Pun begitu dengan anak-anak perempuan yang mengerubung membentuk kubu. Mereka terlihat asyik membicarakan idol boygroup dan girlgroup yang sedang terkenal saat ini.

Hantu juga mengikuti perkembangan idola masa kini.

Yang dapat dilakukan Evelyn hanya mengeram dalam diam. Kesepuluh jarinya tertaut erat memegang gagang sapu. Amarahnya sudah memuncak di ubun-ubun.

Tiba-tiba saja tubuh Evelyn terangkat ke atas. Sapu yang dipegangnya terjatuh ke lantai. Gaun putihnya berkibar seolah tertiup angin. Begitu pula dengan rambut gelombangnya yang sedikit mengambang ke udara.

Sontak pemandangan itu langsung menghentikan aktivitas bermain anak-anak. Mereka menatap takut ke arah Evelyn yang berada beberapa meter di atas seolah gadis itu sedang terbang.

Selang berapa lama kemudian, Evelyn mengeluarkan suaranya setelah dwinetranya menyapu seisi kelas. "Kalian tahu? Aku meninggal karena tenggelam."

Belum juga ketegangan mencair, Sin Bi datang dengan melayangkan tubuhnya perlahan. Menatap tak percaya pada Evelyn. Mulanya Sin Bi tak ingin menyimpulkan hipotesis dari apa yang dilihatnya di ruang terlarang Jung Kook. Namun perkataan Evelyn barusan justru memperkuat hipotesisnya.

"Jeon So Mi..." gumam Sin Bi lirih seraya menengadahkan kepala. Menatap sendu Evelyn yang masih pada posisi semula. Posisi Evelyn saat ia meregang nyawa.

***

Evelyn masih belum dapat mencerna apa yang dipaparkan Sin Bi. Dengan semangat yang berkobar Sin Bi mengatakan bahwa ia telah mengetahui identitas asli Evelyn. Bahwa sesungguhnya Evelyn adalah Jeon So Mi. Adik kandung Jung Kook yang meninggal 2 tahun lalu.

"Eonni, apa kau serius? Aku tidak yakin tentang hal ini. Aku rasa kau salah orang." ujar Evelyn lemas ketika Sin Bi telah menyelesaikan ceritanya.

"Aku tidak mungkin salah orang, Eve. Kau itu Jeon So Mi. Adik dari seorang Jeon Jung Kook. Apa tidak ada yang terlintas dalam benakmu saat mendengar nama kakakmu?"

"Tapi bisa saja gadis yang ada dalam polaroid yang kau lihat itu bukan aku." Evelyn terus berkilah.

Sin Bi menghembuskan napas pasrah. "Baik, jika kau tidak percaya padaku, kau bisa memeriksanya sendiri di apartemen Jung Kook."

UNSEEN ( jjk x heb )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang