CHAPTER 3

2K 93 0
                                    


Happy reading guys ^^
Semoga suka ya..

Jangan lupa tinggalkan jejak.
.
.
.
.
.
.

⚠⚠⚠

Hari ini kebetulan aku dan Naruto san kun harus berkolaborasi bersama. Kami disuruh Tsunade samma untuk mencari ide dan gagasan. Entah apa lagi yang akan ia lakukan kali ini. Semoga saja dia nggak macam macam lagi.

'Oh ya aku lupa. Semoga saja Naruto kun tidak marah. Tapi.. kalo dipikir pikir. Terserah dia marah apa tidak'

Aku berjalan menuju kaffe. Dan Ternyata Naruto sudah sampai disana.

Aku hanya diam saja. Memangnya. Apa yang harus aku katakan. Kalaupun ia marah. Tak segitunya hingga ia meninggalkan pekerjaanya.

Setelah kutunggu tunggu ia berbicara,Ternyata ia hanya diam saja seperti aku.

'Apa yang harus aku lakukan. Minta maafkah?huh..itu tak mungkin aku lakukan. toh ia sudah tau sifatku yang membencinya'

Tiba tiba ia mengatakan sesuatu.

"Hinata chan.. aku mau bertanya sesuatu"ucapnya memulai percakapan.

"Apa?"tanyaku berbalik dengan malas. Padhal hatiku mengatakan cepat katakan.

"Mm... memangnya tamang Tou san ku seperti orang pembunuh? Hingga kau selalu menghindari aku? Dan bukankah Tou san mu juga mengetahui itu? Tetapi kenapa ia malah menyetujui bahkan merestui pertunangan kita?"ucapnya dengan sedikit ragu.

Apa yang harus kujawab. Kau tidak pernah tau aku setrauma apa. Apapun itu penjelasanmu aku tidak akan menerimanya.

Dan bukankah kali ini kita sedang meeting. Bukan
Kencan. Kenapa ia harus menanyai itu segala.

"Kau ingin tau perasaaku hah!baiklah akan aku katakan!
Aku membencimu!"balasku kasar dan segera ingin keluar.

Namun Ternyata tangan ku ditarik Naruto.

"Tolonglah Hinata chan. Kali ini saja. Aku menginginkan kau jujur padaku. Aku tak mau semuanya berlarut larut.
Dan bagaimanapun...
Aishiteru Hime"

Jantungku berdetak sangat kencang. Bagaimana tidak. Ia mencoba mengingatkan semua kenangan kami berdua.

Aku bersikeras tetap mendorongnya. Namun apa dayaku. Aku hanya seorang cewek lemah yang tidak bisa melakukan apa apa,gampang nangis dan membutuhkan seorang pelindung seperti Neji nee san.

Namun sekarang Neji nee sedang melakukan pekerjaanya di Iwagakure. Sehingga.. aku tidak bisa menghubunginya. Ponselnya bahkan tidak aktif.

Ia kemudian mengajakku kesebuah pohon sakura dipusat kota. Dimana... terkadang pasangan muda menuliskan sebuah nama di samping atau bahkan dipohon itu. Ajaibnya.. pohon itu tidak mati.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
You're my problem[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang