3.8K 203 7
                                    

"Lo punya apartemen? Pernah denger tapi gue ga tau apartemen Lo dimana. Palingan masih besaran rumah gue"


"Dih... Rumah kamu 3 lantai,Apartemenku 90 lantai "

"What?! Lo ga bohong kan?" Alex menggeleng

"Oke kita buktiin kalau beneran 90 lantai. Kita kesana"

"Aneh banget biasanya kamu ga mau kalau ku ajak kemana pun" Alex tersenyum sambil memperhatikan wajah Aure yang sedang ngantuk "kalau bukan karena fasilitas ga bakal gue mau ke apartemen lo" batin Aure "Ahh udahlah mau ke apartemen ga? Mumpung lagi ga males" jawab Aure sambil tetap memejamkan mata.

Tanpa menjawab Alex langsung melajukan mobilnya menuju apartemen.

"Re, bangun udah sampe nih.." Alex menggoyangkan tubuh Aure pelan tapi tidak ada jawaban "Re, bangun!" Alex menangkup kedua pipi Aure tapi tetap saja tidak ada balasan dari Aure.

Alex memutuskan untuk menggendong Aure menaiki lift "berat banget sih ni orang kebanyakan dosa kali" kekeh alex

Aure hanya diam tanpa bersuara dan tetap tidur sedangkan Alex tersenyum melihat Aure yang pulas di gendongannya.

"Selamat siang Tuan Alex" Alex adalah anak dari pemilik Apartemen ini jadi tidak salah jika ia dipanggil tuan oleh para pekerja disini. Banyak pekerja yang melihat Alex menggendong Aure saat keluar dari lift.

"Jangan berisik,Calon istri saya lagi tidur kalian ga liat?!" Alex berbicara pelan tapi menekan.

Kini Ia dan Aure sudah masuk lift,setiap kali ada yang ingin masuk lift selalu mundur karena malu jika satu lift dengan anak pemilik Apartemen. Aure masih tetap tidur

"Pasti kemarin malam kamu ga tidur kan?" Alex sudah bisa menebak bahwa wanita seperti Aure teguh dengan pendirian bahwa ia tidak mau dijodohkan, Alex memencet tombol yang menuju lantai 8.

Tapi tiba-tiba...

Det

Lampu lift mati

"Kok liftnya macet sih" Alex menurunkan Aure yang sedang tertidur lalu mengambil ponsel di sakunya "Kenapa sampai liftnya mati?! Kalau masih mati dalam waktu lebih dari 5 menit kamu saya pecat!" terdengar suara yang takut dari seberang sana karena takut akan dipecat. Jika dipecat maka selesai sudah hidup mewahnya karena jadi kepala bagian pembenahan hotel adalah jabatan yang bagus.

"Alex! Kita lagi dimana? Kok panas banget sih!" Aure terbangun pelan dan melihat sekeliling dan merasakan hawa yang panas karena liftnya macet.

"Kamu sabar ya liftnya lagi macet jadi panas" Alex membantu Aure berdiri

"Gue ga tahan panas! Gue ga mau! Pokoknya gue mau keluar dari sini sekarang!!" Aure menggedor-gedor pintu lift "Tolong!! Siapa aja disana!!" Sebenarnya Aure tau bahwa apa yang ia lakukan hanya sia-sia tapi ia terus mencoba.

"Please re! Kamu itu kuliah masa ga bisa nentuin kondisi disaat seperti ini? Ga bakalan ada yang denger meski suara kamu kencang sekencang-kencangnya" Alex menarik tangan Aure.

"Kalau kamu ga mau kehilangan nafas mendingan kamu diam" Aure terpaksa nurut perintah Alex daripada dibacotin "Katanya apartemen elit! Masa punya pekerja lelet! Dan fasilitas bobrok kayak gini" Alex menatap Aure "Ya kamu lah yang buat fasilitas apartemen orangtuaku bobrok,datang-datang udah ngrusak haha" kekeh Alex yang dibalas dengan cengiran

Share Love [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang