7

5.2K 766 70
                                    

You
Not wanting me
Was
The beginning of me
Wanting myself
Thank you.

◾◾◾

Tidak perlu menunggu waktu lama, karina datang dengan membawa dua kresek berisi satu bungkus nasi padang dan satu kotak martabak telur mozarella serta satu kotak martabak red velvet cream cheese yang rasanya sudah tak diragukan lagi. Enak ya temenan sama anak titisan sultan. Tau aja apa yang dia mau. Nasi padang dan martabak adalah makanan favoritnya. Apalagi martabak telur mozarella yang rasanya krenyes-krenyes gurih lumer di mulut.

Hidup martabak!

Meskipun memiliki badan yang terbilang mungil tapi jangan salah, porsi makan danila bisa terbilang cukup besar, malah bisa dua kali lipat dari porsi makan karina. Aneh memang ketika orang berbondong-bondong untuk menjalankan program diet demi membentuk tubuh yang ideal biar di kata body goals, danila malah kurus walaupun tanpa diet. Makan sebanyak apapun kiloan nya tetap saja sama. Tak pernah naik malah sering turun.

Ah bodo amat. Mau gendut mau kurus yang penting sehat. Buat apa body goals kalo ujung-ujungnya sakit. Pikirnya.

She doesn't care about her weight.

"Woy biji ketumbar" Teriak karina dari ambang pintu sambil menenteng dua kresek berisi makanan yang danila pesan tadi.

"Berisik woy!!" Balasnya sambil menghampiri karina di ambang pintu.

"Dasar biji ketumbar. Gua tau lo lapar. Nih martabak spesial pake cinta. Di jamin enak."

"Halah cinta cinta. Yang ada spesial pake pecin"

"No pecin no life" kata karina dengan santai.

"berapa?" Tanya danila kemudian.

"Gratis. Gue dapet donatur barusan. Makan aja yuk lapar"

Tanpa menjawab ocehan karina, danila bergegas pergi mengambil dua buah piring dan 2 botol air mineral merek sejuta umat. Tak ada percakapan yang terjadi setelah itu. Mereka sibuk dengan makanan masing-masing. Menikmati setiap gigitan dari martabak yang gurih dan krispy. Di tambah keju mozarella yang belum terlalu mengeras sehingga masih enak untuk dinikmati.

Hingga tanpa sadar satu kotak martabak telur tersebut telah ludes dan hanya menyisakan kotaknya saja.
Setelah makanannya habis, karina dan danila memutuskan untuk menonton. Me time ceritanya, sudah lama mereka tidak marathon drama atau nonton bersama. Maklum sama-sama sibuk.

Kali ini bukan drama korea yang mereka ingin tonton, tapi film sekali habis. Karin bilang dia punya film bagus tahun 2011 entah 2013 dia lupa lagi. Tapi tetap saja apapun yang mereka tonton tidak akan jauh dari korea. Maklum, anak muda.

Ketika karina sedang keluar untuk membeli minuman dingin, ponselnya terus-terusan berbunyi. Entah berapa kali yang jelas lebih dari 10 kali. Ceroboh sekali memang karina. Ponsel saja yang tak pernah lepas dari tangan sampai tertinggal. Apalagi barang lainnyan. Masalahnya ini bukan kali pertama ponsel nya tertinggal namun sudah kesekian kalinya. Bahkan karena terlalu sering danila sampai lupa ini yang keberapa kali.

"Punya abang genius semua tapi ini anak kenapa lemot ya?" Gumamnya bertanya pada diri sendiri.

Sudah satu menit berlalu, namun panggilan masuk yang memenuhi ponsel karina tak kunjung berhenti.

"Angkat aja kali ya?" Kata danila sambil berjalan ke arah meja guna melihat nama penelpon pada layar smartphone karina. Ia berniat untuk mengangkat panggilan tersebut. Siapa tahu saja penting. Dari pada terus berbunyi lebih baik dia angkat saja.

DANILLA | WENGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang