9

5K 766 80
                                    

I felt like
you were the moment
and i missed it
you were my moment
and i missed you

-R.h Sin-

---

Sinar mentari kini mulai menampakkan diri mana kala gelapnya malam perlahan pergi meninggalkan bumi. Meskipun sebagian dirinya harus terhalangi namun sinarnya masih tetap menerangi bumi. Memberi semangat Pagi bagi siapa pun yang merasa sepi.

Pagi ini, apartemennya tak terasa sepi karena ada karina. Sudah 5 hari ini karina lebih memilih tidur di apartemennya di banding di rumah. Setelah minggu lalu menginap, dua hari kemudian karina kembali datang lengkap dengan koper, tas kecil serta laptopnya.

"Hello guys, gue kabur dari rumah loh" katanya dengan bahagia. Tak lama setelah itu karina masuk dan membongkar isi kopernya sehingga apartemen danila berubah seperti kapal pecah.

"Eh gue numpang ya di sini seminggu" sambungnya kemudian. Ketika di tanya alasannya kenapa karina dengan santainya menjawab "Di marahin ardan sama alvian. Kemarin ngajak jasmine main gak bilang dulu sama siapa-siapa. Eh taunya pas pulang kerumah di semprot alvian"

Ya iya lah bego, ngajak anak orang main gak bilang sama emak bapaknya.

"Katanya gini 'kamu tuh! Kalo mau keluar pergi kemana-mana tuh bilang dulu. Kan punya mulut, bisa ngomong! Apa gunanya mulut apa gunanya smartphone kalo keluar gak bilang-bilang. Pake bawa anak orang. Kasian tuh emak bapaknya nyariin di kira di culik. Keluyuran juga gak tau waktu jam segini baru pulang. Kamu nakal di ajarin siapa?' " jelasnya sambil memperagakan bagaimana alvian dengan sangar memarahinya.

Danila hanya tertawa kala mendengar karina bercerita. Bayangan wajah alvian yang datar dengan ucapan pedasnya berhasil melintas di benaknya.

How long we never meet? 5 years? Apa kamu masih sama seperti dulu? Atau tidak. It's bean a years since you left. Tapi ternyata melupakan tak pernah semudah yang di bicarakan hingga akhirnya aku gagal.

Tepukan pada bahunya berhasil membuat danila tersadar. Secara perlahan ia menengok dan menemukan karina di belakang sana lengkap dengan koper serta tas kecilnya.

"Ayo" ajak karina kemudian.

Belum genap seminggu karina kabur ke apartemennya, namun hari ini pagi-pagi sekali karina pamit, buru-buru pulang karena sejak kemarin ardan terus menghubunginya untuk segera pulang. Kebetulan sekali memang karena danila ada kelas pagi sekitar jam setengah sepuluh sampai jam dua belas siang, maka sambil berangkat ke kampus sekalian saja danila mengantar karina meskipun hanya sampai ke kantor ardan saja.

"Gak papa kan di anter sampe sini aja?" Tanya danila merasa bersalah, sebetulnya ia ingin sekali mengantarkan karina sampai ke rumah. Namun jalanan yang macet serta jarak yang di tempuh bisa memakan waktu banyak alhasil ia hanya bisa mengantarnya sampai sini.

"Gak papa kok, hati-hati ya. Semangaaaat bertemu dosen tercinta" jawabnya sambil tertawa.

Danila mengangguk pelan, kemudian kembali berkata "Doain semoga doi gak macem-macem ya rin" ujarnya dengan muka sedih yang di buat-buat.

Namun bukannya memberi doa karina malah bernyanyi lagu upin-ipin yang liriknya telah ia aransemen ulang. "Bobi dan alex ini lah dia, kembar seiras itu biasa. Bobi dan alex ragam aksinya tidak disenangi sampai tua bobi dan alex selamanya. Benul benul benul"

"Apa sih lo kriuk bener"

Sontak karina tertawa dengan kencang, menertawakan wajah danila yang terlihat terganggu mendengar ia bernyanyi.

DANILLA | WENGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang