20

4.8K 650 48
                                    

I have seen your
darkest nights
and brightest days
and I want you to know
that I will be here
forever
loving you
in dusk.

-Atticus, Love Her Wild-

• • •


Kedua manik coklat Danila sejak tadi tak pernah lepas memandang seorang pria berhoodie hitam yang berdiri tegap di depan sana dengan kedua tangannya yang ia masukan kedalam saku celana jeansnya.

Sudah selama empat minggu semenjak trip dadakannya ke Bandung, Danila tidak bertemu Alvian. Sepulangnya mereka dari Bandung, ke esokan harinya Alvian datang ke unit apartemennya.

Kala itu, Alvian datang membawa dua kotak martabak yang Danila sukai. Namun ketika ia membuka kotak martabak itu bukannya martabak yang ia temukan akan tetapi sebuah kotak beludru kecil berisikan kalung dengan cincin sebagai liontinnya.

Seperti dejavu, Danila termenung sejenak sebelum suara Alvian kembali terdengar, "sebelum aku pergi, aku cuma mau memastikan bahwa kamu gak akan lari kemana-mana lagi, pake ya. Biar orang-orang tau kamu udah ada yang punya"

"Pergi?"

"Ya"

"Kemana?"

"Jerman"

"Lagi?"

Alvian hanya mengangguk pelan.

"Kapan?" Meskipun suaranya terdengar cuek tapi nyatanya raut wajahnya tak dapat membohongi. Sangat jelas terlihat kesedihan menguasi ekpresinya.

"Besok, bulan depan juga pulang lagi"

"Oh oke"

"Mau oleh-oleh apa?" Tanya Alvian kemudian.

Danila menggeleng pelan sambil menunduk dan memainkan kedua tangannya. Ia tak menginginkan apapun, sungguh.

"Yakin?" Tanya Alvian sekali lagi.

"Kamu cepat pulang... hati-hati juga. Aku cuma mau itu aja" cicit Danila pelan masih setia memainkan kedua tangannya.

Dan tak lama kemudian satu ciuman berhasil ia terima dari laki-laki yang kini memeluknya erat.

"Sumpah La, jangan kaya gini dong" ujar Alvian pelan sambil bernafas di antara perpotongan leher Danila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sumpah La, jangan kaya gini dong" ujar Alvian pelan sambil bernafas di antara perpotongan leher Danila.

"Kenapa hm?"

DANILLA | WENGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang