Aku ingin menjadi awan putih di bawah sinar matahari. Yang meski tak kau minta, diam-diam melindungimu dari terik matahari.
-Rohmatikal Mansur-
• • •
Hujan, terkadang rintiknya jatuh begitu saja tanpa pernah bisa memilih untuk jatuh dimana yang ia mau. Ia tak pernah mengeluh meskipun terkadang harus jatuh di ladang yang tandus. Ia tak pernah mengutuk meskipun sebagian orang sering mengutuk datangnya. Sama seperti cinta. Terkadang cinta jatuh begitu saja tanpa pernah kita sadari, tanpa pernah mencoba memilih karena nyatanya rasa tak pernah bisa di paksakan meskipun kita memilih untuk tak jatuh cinta pada orang yang sama. Namun jika rasa itu telah muncul maka kita tak bisa menolaknya.
Begitu pun dengan Alvian. Ternyata perasaan cinta yang selama ini selalu ia pertanyakan nyatanya dapat ia rasakan karena sosok gadis cantik yang sekarang ada di sampingnya. Alvian jatuh cinta pada sosok yang mungkin tak pernah terpikirkan olehnya. Sosok mungil yang selalu mengganggunya setiap hari selama 24/7.
Danila Zea Mazelina S nama yang panjang sepanjang kenangan bersamanya. Danila, gadis cantik yang memiliki daya tarik pada senyumannya. Gadis cantik yang sukses memikat hatinya. His first love, his first kiss and his last love.
Memandangi wajah teduh Danila yang sedang terlelap merupakan obat paling ampuh untuk menghilangkan rasa letihnya. Meskipun ia hanya bisa melirik sekilas ciptaan tuhan yang indah ini, nyatanya lelah yang ia rasa seketika sirna.
Tiga jam mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi, membelah jalan tol yang terlihat cukup lengang melewati bekasi, karawang, cikampek purwakarta hingga kini akhirnya mulai memasuki wilayah Bandung.
Alvian sedikit menurunkan kecepatannya dikisaran 100km/jam dan mengambil ruas jalur kanan agar tak mengganggu pengemudi yang lain. Ekor matanya melirik sekilas ke arah Danila yang kini tertidur sambil meringkuk di atas kursi. Kepalanya jatuh bersandar pada sandaran kursi sehingga rambut panjangnya menutupi separuh wajahnya.
Tak berniat membangunkan Danila, Alvian kembali fokus mengemudi. Hingga 30 menit kemudian Danila mulai menggeliat kala udara bertambah semakin dingin karena hujan yang tak kunjung berhenti meskipun waktu sudah menunjukan pukul 20.21 malam.
"Hm.." gumamnya pelan. Matanya masih tertutup namun mulutnya sejak tadi meracau dan bergumam tak jelas.
"Laa?" Panggil Alvian pelan.
"Hm.. Ini udah dimana?" Tanya Danila kemudian. Matanya perlahan-lahan mulai terbuka lalu mengedip-ngedipkannya sebentat sebelum akhirnya menatap Alvian di samping.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANILLA | WENGA
General FictionSelesai✔ Ini kisah tentang Alvian yang berusaha kembali setelah meninggalkan. Dan Danila yang mencoba berdamai dengan hatinya meskipun pernah di tinggalkan. storyline&cover by sillyouu_ -juni2018