10

5.6K 751 204
                                    

tears become words
pain becomes strength
heartbreak becomes a testimony
of how i found myself
after losing you

- A Beautiful Composition of Broken-

•••


Selepas pertemuan mereka kembali di basement apartemen tadi, Tak lama kemudian Alvian mengajaknya pergi untuk makan malam sambil membicarakan suatu hal penting katanya.

Selama 1 jam perjalan dari apartemen Danila menuju tempat tujuan yang entah kemana ini pun Danila hanya diam dan memperhatikan mobil-mobil yang melaju di sampingnya. suasanya terlalu canggung dan aneh. Percayalah rasanya begitu canggung berada di dalam satu mobil dengan seseorang yang pernah kau sukai dan yang membuat mu bahagia kemudian meninggalkanmu begitu saja. Sama dengan apa yang danila rasakan saat ini. Rasa-rasanya ingin berbicara pun takut salah.

"Apa kabar?" Sapa Alvian mencoba mencairkan suasana.

"Baik"

"Sekarang ngambil konsentrasi apa?"

"Hukum bisnis"

"Kenapa gak ngambil hukum politik? " Tanya Alvian kemudian.

"Gak minat" jawab Danila dingin.

Oh oke, congratulation to you alvian. Ketawain jangan? Ketawain aja kali ya.

HAHAHAHAHAHAHAH MAMPOOOOOS

Hening. mereka kembali hanyut ke dalam pikiran masing-masing. Alvian yang kembali fokus mengemudikan mobil dan Danila yang kembali fokus memperhatikan pemandangan dari kaca mobil Alvian. Hanya ada suara musik dari Alan Walker yang berjudul Alone saja yang terdengar memenuhi mobil Alvian itu pun dengan volume yang begitu kecil.

"Kamu apa kabar" tanya Danila kemudian dengan tatapan masih sama lurus kedepan, enggan menatap kesamping dimana Alvian berada karena dia yakin semakin lama ia menatapnya maka semakin hanyut Danila di buatnya.

Apa yang dia bilang barusan? Kamu?

K-A-M-U

Helloooo sejak kapan danila memanggil alvian kamu.

Alvian tersenyum kecil. "Baik" jawab alvian tepat ketika mobil berhenti pada saat lampu merah menyala. Menimbulkan antrian panjang kendaraan yang kemenuhi sebagian bahu jalan. Alvian memanfaatkan kemacetan yang di sebabkan lampu merah tersebut untuk mengambil barang yang ia letakan di jok belakang.

Satu paper bag besar dengan nama brand ternama dan satu paper bag sedang dengan berbagai coklat di dalamnya.

"Happy late birthday Ilaa" ujar Alvian sambil menyerahkan dua paper bag tersebut.

Ah, ulang tahun nya tanpa sadar Danila termenung. Ingatan masa lalu nya kembali disaat Alvian selalu jadi orang yang terakhir mengucapkan selamat untuknya. Alvian tak pernah mau jadi yang pertama, karena menurutnya jika ada yang pertama pasti ada yang terakhir.

Meskipun yang pertama selalu membekas di hati, namun yang pertama  bisa saja tergantikan oleh yang lain. Berbeda dengan yang terakhir. Yang terakhir akan tunggal dan tak pernah bisa tergantikan.

"Jadi yang terakhir lagi?" Tanyanya. Senyuman manis tak pernah luntur dari wajah tampannya.

Danila mengangguk. Ia tak berniat menjawab pertanyaan Alvian. Tak berniat pula untuk menatap kedua manik hitam Alvian yang bisa membuatnya seketika diam.

DANILLA | WENGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang