15

5.4K 643 84
                                    

Setiap penantian pasti akan menemukan titik akhirnya, entah itu bahagia atau terluka. Yang jelas semuanya akan terasa bahagia jika kita rela.

-Alvian Rafandra D 28 tahun-

•••

Secangkir kopi hitam serta dua bungkus rokok menjadi teman setianya malam ini. Menemaninya kala sepi datang menghampiri. Menggrogoti setiap bagian relung hati yang berpenghuni namun sepi. Pahitnya kopi yang ia teguk kali ini tak sepahit apa yang harus Danila rasakan nanti. Ah, tidak-tidak, ia takan membiarkan itu terjadi. Alvian takan membiarkan seorang pun menyakiti Danila. Bahkan jika itu terjadi maka Alvian yang akan membalaskannya.

He is fine being a villain to protect her lover. It's okay if people consider him as an antagonist. Because the most important thing for him is to keep her from getting hurt.

Dengusan halus sejak tadi tak henti-hentinya ia keluarkan. Pandangannya tak pernah pergi dari hamparan gemerlap lampu yang menghiasi pekatnya langit malam ini. Kepulan asap putih yang memenuhi balkon apartemennya dengan cepat tertiup angin, pergi hilang tak kembali. Menyisakan dingin yang menusuk kulit.

"Anjing!" Umpatnya pelan.

Sebelah tangannya sejak tadi menggenggam besi pembatas balkon yang terasa dingin. Kedua bibir tipisnya sejak tadi tak pernah berhenti memaki sambil mengapit sebatang nikotin untuk ia hisap sampai habis menyisakan puntung rokok yang berserakan di bawahnya.

Waktu sudah menunjukan pukul 02.47 dini hari ketika batang rokok keduanya telah habis ia hisap. Tadi, selepas mengantar Danila pulang Alvian segera pulang agar bisa tidur dengan cepat. Namun sayang, niatnya untuk tidur harus ia batalkan kala satu notifikasi email masuk memenuhi ponselnya. Di bukanya email tersebut hingga menampilkan satu folder berkas penting yang sejak tadi ia nanti-nanti. Emosinya tak terkendali kala melihat dan membaca berkas serta foto yang terdapat dalam folder tersebut hingga ia melampiaskannya pada benda apapun yang ada di sampingnya tak terkecuali iphone dan macbook yang tadi sedang ia gunakan.

"Ah bangsat!" Geramnya kesal

Emosinya kali ini tak dapat ia bendung lagi. Makian dan umpatan sejak tadi tak henti-hentinya ia keluarkan. Bahkan sepertinya seisi taman safari sudah ia absen tadi.

"Lo berisik bener kaya komentator asian games. Gue ngantuk pengen tidur" ujar Axell yang terlihat frustasi dengan buku tentang medis menutupi wajahnya yang kusut.

"Iyeee"

Meskipun terkadang emosinya sering tak terkendali, nyatanya Alvian merupakan tipikal orang yang lembut dalam tanda kutip pada orang terdekatnya saja. Selain itu ia merupakan pribadi yang kalem, pemberani, tegas, tak perduli pandangan orang lain serta tak mau tahu urusan orang lain jika tidak bersangkutan dengannya atau orang terdekatnya.

Selain itu, alvian juga merupakan orang yang santai, tak banyak bicara namun banyak bekerja. Meskipun sering di labeli pemalas, nyatanya ia akan bekerja 2x lipat dari kebanyakan orang. Jika orang lain masih asik tertidur, maka saat itu alvian telah bangun untuk bekerja.

Workholic mungkin dapat di sematkan pada alvian. Karena ia gila kerja. Alvian punya pendirian bahwa apapun dapat ia dapatkan jika ia berusaha dengan keras. Ambisinya masih kuat untuk mendominasi. Meskipun tak sekuat dulu karena kini fokusnya terbagi dua antara bisnis dan cinta. Memiliki danila adalah keinginan terkuatnya saat ini yang harus ia capai. Alvian mencintai danila terlalu dalam hingga dapat menghalal kan segala cara untuk memilikinya.

DANILLA | WENGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang