25

4.9K 599 84
                                    

True love comes
when you lose
where you end
and they begin
and the atoms
in your souls
forget where they belong
and slowly you become
pieces of each other
too close now
to ever be apart.

-Atticus-

•••

Genap 6 minggu setelah kecelakaan yang ia alami, dan sudah selama 6 minggu pula Alvian beserta tangannya yang di gips dengan wajah di tekuk dan aura yang mencekam membuat karyawan yang bekerja di kantornya ketar-ketir ketakutan. Masalahnya selama itu pula mood Alvian memburuk menyebabkan bawahannya sering kali kena omelan pedas atasannya tersebut.

Masalah sepele seperti ada kata yang salah pada berkas yang akan ia tanda tangani, laporan keuangan yang kurang satu lembar, sampai rapat yang tidak berjalan sesuai kehendaknya seketika mampu membuat Alvian mengamuk dan menambah suasana kantor semakin mencekam. Mungkin dari sekian banyak karyawan yang bekerja di kantornya hanya satu dua orang saja yang sudah terbiasa dengan sikap Alvian ini.

Sama seperti sekarang, dengan aura gelap layaknya malaikat pencabut nyawa yang telah bersiap menjemput nyawa manusia, Alvian duduk di salah satu kursi di kedai kopi yang berada di loby kantor. Satu cup double shot espresso dingin yang telah meninggalkan jejak basah pada pinggiran cupnya menjadi teman setianya.

Niatnya hari ini ia akan bertemu dengan rekan kerja sekaligus teman sehidup semati ketika mengenyam pendidikan di ETH zürich.

Setelah menunggu selama 10 menit akhirnya yang di tunggu datang. Seorang laki-laki berperawakan tinggi dengan kulit eksotis lengkap dengan senyum lebar sambil melambaikan tangan ke arahnya.

 Seorang laki-laki berperawakan tinggi dengan kulit eksotis lengkap dengan senyum lebar sambil melambaikan tangan ke arahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gila gila, lo tetap aja keliatan putih padahal gue udah pake kacamata hitam. Kayanya dulu emak lo ngidam nyemilin bayclin deh, iya kan ian?"

Alvian mendengus. "Sekalina aja nyemil hidrogen peroksida." Katanya dengan kesal.

"Hahaha. Abisnya putih bener. Coba deh, lo berdiri di tembok sana," tunjuk Garvada pada tembok di pojok ruangan, "gue jamin yang keliatan cuma baju sama rambut lo aja. Sisanya terkamuflase sama tembok." Ujarnya diiringi tawa.

"Ngomong-ngomong Gar, lo kenapa tetep item kaya abis nyebur di air kaporit. Sekarang kan skin care banyak tuh, enggak nyoba pake kaya begituan biar kinclong. Sepet gue liatnya. Lo buluk bener." Balas Alvian tidak mau kalah.

"Eh sori bro! Ini namanya eksotik bukan item atau buluk. Orang bule mah pada berjemur saking pengen punya kulit kaya gue."

"Gue mah ogah berjemur."

"Lagian buat apa lo berjemur orang kulit lo udah kereng kaya malika. Bagus-bagus si malika mah bermutu. Lah elu, enggak ada mutunya."

"Eh kampret, ngomong lo emang gak pernah dijaga ya, ampun itu mulut pedesnya udah kaya anak perawan lagi datang bulan."

DANILLA | WENGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang