(DUA)

2.9K 173 4
                                    

Sesampainya di sana.

An turun dari pungung Pris. Lalu pris berubah menjadi manusia, seorang laki laki.

"Dimana temanmu?" tanya an.

"Teman ku di-

Bumm.

"Ya ampun"

An melihat tanaman crisentrus hancur. Seekor Burung elang api terbang di tempat itu.

Bruk.

An melebarkan matanya ketika burung ponix itu jatuh tak sadarkan diri, ia berlari menghampiri burung itu dan memeriksa detak jantungnya.

"Masih hidup" gumam an.

An agak merasa terkejut, ponix ukurang pria dewasa ada di hadapannya. Ya karna yang ia tau ponix tak sebesar itu.

An meneluarkan obat obatan yang ia buat dari tasnya, ia meminumkan cairan berwarna hijau itu ke mulut burung itu.

Bukankah ini Elang api? Tapi kenapa ini berbeda?

"Bagaimana keadaannya?" tanya pris yang sendari tadi diam.

An melirik. "Aku perlu air dingin dan buah beri untuk merawatnya, mungkin ini perlu banyak waktu untuk sembuh, jadi aku akan disini sampai ia sembuh" jelas an.

Pris mengangguk, ia berfikir sejenak. "Kalau begitu kita bawa ke dekat pohon itu" kata pris sambil menunjuk pohon  yang berada tak jauh dari sana.

An menganguk dan mulai mengangkat burung itu di bantu oleh pris.

"Aku pergi dulu ke sungai jika butuh apa apa kau tingal pangil namaku" jelas pris lalu pergi.

An mengobati burung itu tanpa ragu, awalnya ia agak engan karna ia burung api.

Namum ketika menyentuhnya api yang ada dalam burung itu terasa dingin dan sejuk berbeda dengan Elang yang lain

An menyalurkan sihir yang ia pelajari dari pamannya walau ia pemula tetapi ia juga harus berusaha.

"Uh…  bagaimana ini sihirku hampir habis" keluhnya.

Apa aku gunakan tenaga saja ya?

Uhuk… uhuk

An terbatuk, aku diambang batas ku, dimana pris? Uh sial ini terlalu parah, aku butuh bua berry untuk menetralkan racun bunga ini, batin an.

Sing...

An terlonjak Elang yang ia obati berubah menjadi laki laki seumuranya,

"Tunggu" cegah an ketika ia ingin bangun "jangan bagun dulu lukamu belum baik, kondisi tubuhmu belum terlalu baik" jelas an.

An agak takut karna melihat penampilan laki laki itu, kedua manik matanya berbeda, manik sebelah kiri berwarna metah dan kanan biru, rambut silvernya yang mengkilap.

"Siapa kamu?" tanyanya dingin.

Nyali An menciut ketika mendengar suara orang yang ada di depannya.
"A-aku A-an" jawaban agak takut.

Suara kuda berlari terdengar membuat kedua orang itu melirik.

An tersenyun. "Ku kira kau tersesat, ada apa?" tanya an.

Pris merubah wujudnya menjadi manusia. "Aku bertemu Zen, dia bilang jangan terlalu mema-"

"Sudah, mana bernya" potong an agak kesal.

An menghentikan aliran sihirnya dan berdiri menghampiri pris. Pris menatap an, ia terlihat pucat.

"Kau tidak papa? Wajahmu pucat" tanya pris.

An mengeleng. "Lupakan. Wajahku pucat atau berdarah yang penting racun yang ada di tubuh temanmu hilang sebelum menyebar ke seluruh tubuh" jawab an datar.

An mengambil ramuan yang ia buat dan mencampur beri hutan kedalam ramuan itu.

"Tuan anda akan baik baik saja" jelas pris pada orang itu.

An menghentikan aktifitasnya dan melirik kearah pris. "Tuan?"

Raut wajah pris berubah. "Lupakan, apa kau bisa cari kayu bakar untuk membuat api? karna ini sudah hampir gelap" pinta an dibalas angukan oleh pris

"Pris siapa dia?" tanya laki laki itu.

"Dia ponakan penyihir Reward penyihir di wilayah ini" jelas Pris.

Orang itu hanya menganguk angukan kepalanya.

An bangkit dari duduknya sambil membawa botol kaca yang sudah berwarna ungu karna beri hutan.

"Minum ini" pinta an pada laki laki itu sambil menyodorkan botol kaca itu.

"Apa ini?" tanyanya.

An berdecak, "ramuan dari alam, ku campur berry hutan untuk menetralisir racun dalam luka mu itu" jelas An.

Laki² itu menurut dan meminum ramuan itu, ia mengerutkan keningnya. "Kenapa rasanya aneh?" tanyanya.

An mendelikan bahu. "Aku tidak tau, aku hanya membuat ramuan itu, ya walau semalaman tidak tidur karna banyak yang terkena tanaman itu" gerutu An.

Pris terkekeh kecil, "ternyata yang di katakan Zen benar" katanya diiringi kekehan.

An melirik tajam. "Hay apa yang ia katakan" desis an

Pris tertawa "Semua" jawabnya.

Blus.

"Awas kau Zen aku akan membalasmu nanti" gumam an kesal.

Pris melirik laki laki persurai silveritu.
"Anda baik baik saja?" tanyanya.

Orang itu mengangguk. An mendekatinya dan meletakan tanganya di kening laki laki itu.

Dahi permpuan itu berkerut. "Belum. Ini masih parah, aku butuh exsertil untuk racun ini"

An berjalan meningalkan mereka ia pergi ke tebing.

Sesampainya di tebing an menganbil tanaman berwarna meran dan kembali ke tempat tadi.

Pris menatap an bingung. "Kau panik sekali a-"

"Ambilkan berry itu" printah an.

Pris mengambil beri itu dan memberikannya kepada an.

"Sebenarnya ada apa?" tanya pris tang kelewat bingung.

"Racunnya lebih mematikan dari yang ku pekirakan. Em… apa ada pisau?" tanya An yang masih sibuk dengan ramuannya.

Pris mengerutkan dahinya. "Gak ada" jawab pris.

An menatap laki laki yang sedari tadi diam, ia menghelan nafas. "Aku harus melakukan ini" gumam An. Pris menatap An bingung dan

Crasss..

Pris melebarkan matanya saat an menggoreskan kukunya "Apa yang kau lakukan?" triak Pris.

Laki laki itu menghampiri 2 orang yang tak lain an dan Pris.

"Ada apa ini?" tanya laki laki itu yang tampak bingung.

An tak menghiraukan, walau sakit tapi ini untuk menyelamatkan orang ini. Lagian ini untuk animals yang lain batin An.

An meneteskan darah itu ke ramuan dan dalam sekejap ramuan itu berubah merah.

"Selesai minum ini" pinta an sambil menyodorkan tabung kaca pada laki laki itu.

Ia menurut dan meminumnya, an menyalurkan sihirnya lagi, lagi dan lagi sampai....

Uhuk.... Uhuk....

Tubuh An jatuh terduduk, dengan darah yang keluar dari mulutnya.

Laki laki yang sedang an obati menatapnya bingung, pris hanya bisa membantunya duduk tegak.

"Kau tidak papa?" tanya orang itu.


Academy Magic Power.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang