Stev duduk di kursi ruang tamu dengan meminum anggur yang pamannya simpan.
Sedangkan Val dan Wilson duduk di depan Stev sambil menatap bingung "Stev... bagaimana bisa kau tau aku-
Stev bangkit dan menatap dingin Val yang bingung melihat perubahan sifat dari Stev.
"Ikut aku. Dan aku tak perlu tekankan apa maksudmu guardian Asetsetrive kau punya urusan denganku karna menyembunyikan status mu di depan penjaga dua alam ini" tekan Stev.
Val memelan ludahnya susapaya, aura yang Stev pancarkan sangat mengerikan. Begitu mengintimidasi.
Val mengangguk dan mengikuti Stev yang berjalan entah kemana. Val tak brani bertanya karna melihat situasi yang tak memungkinkan dirinya mengelak dari kesalahannya dendiri.
Stev berhenti di sebuah sungai dan berbalik menghadap Val. Val hanya tersenyum kikuk "em... ada apa?"
Stev memunculkan sihir Airnya dan mengurung Val di dalamnya. Val tak sempat menghindar langsung terperangkap dalam gelembung air yang di ciptakan Stev.
"Nah penyihir Valac, kenapa kau kemari?" Tanya Stev
Val diam tak menjawab. Stev tersenyum penuh misteri, ia menghilangkan gelembung itu dan Val keluar dari sana.
Stev meraih tangan Val "Wings!" Serunya dan sayap muncul. Stev langsung melesat ke langit dan melirik Val yang diam.
Stev berhenti di Awan dan menurunkan Val di awan yang suda di beri sihir. Stev turun dan menghilangkan sayapnya.
"Kita bisa bicara di sini, ya... mumpung masi jam sembilan. Memang mataharinya agak terik di sini tapi tengang saja suda ku pasang sihir kok" jelas Stev.
Val menatap Stev bingung "Ada apa dengamu Stev? Kenapa kau jadi aneh?" Stev mendelikan bahunya lalu memberi kode pada Val untuk mendekat. Val hanya menurut, ia masi bingung pada orang di depannya. Apa karna pengaru tadi malamya? pikir Val.
Namun di luar dugaan. Stev justru memeluknya "Kau tepati janjimu Val" tubuh Val menegang karna itu.
"Apa ma-maksudmu Stev?" Sahut Val cepat. Stev melepas pelukannya "No, pamggil aku Vian. Vian bukan Stev" pungkas Vian(ku ganti Vian dari SteVian)
"Apa maksudmu Stev?" Tanya Val bingung.
Vian memukul kepalanya sendiri "Aku punya partner Bloon banget sih!" Runtuk Vian
"Hah?"
"Lola(loding lama) kau Val?!" Triak Vian kesal
20%
50%
70%
80%
Walah Val langsung berubah. Vian mendengus lalu menghembuskan nafasnya "Aku ingat semuanya. Tak perlu ada yang di jelaskan, aku hanya ingin bertanya Kenapa kau kesini Val?"
Val menghelan nafas "kau tau Academy membutuhkanmu. Kerajaan, dan juga yang lainnya. Ayo kembali Stev aku janji tak akan mengulang kesalahanku lagi"
Vian menghelan nafas dan duduk di atas Awan. "Aku tak tau Val. Tapi sebaiknya kau tinggal di sini lebih lama" jelas Vian.
Val ikut duduk "ku turuti asal nanti kau kembali denganku" balasnya.
Vian tersenyum "Baiklah ayo turun. Aku inginmengajarkan sesuatu padamu" sayap muncul di punggung Vian, ia mengulurkan tangannya pada Val "Ayo turun. Kau tak maukan turun tanpa mengunakan alat bantu seperti sihir? Ya jika kau mau paling kakimu patah" ucap Vian santai.
Val menerima uluran tangan Vian dan Vian langsung menarik Val ke bawah hingga pemuda itu berteriak kaget.
Vian yang terkejut berhenti dan menatap aneh "Kau kenapa?" Tanya Vian heran.
Va menggeleng cepat "aku hanya terkejut maaf" sahut Val.
Vian mendelikan bahunya lalu turun secara perlahan, Val menghelan nafas lega dan berjalan ke arah depan.
Vian bingung melihat itu, ia mengikuti Val dari blakang dan diam.
"Nah Vian. Em... jelaskan?"
Vian berbalik, ia hanya bisa menghelan nafas "Aku hanya butu waktu untuk.... lupakan, aku ajarkan cara membuat Bola sihir atau Orb. Tapi kita buat Perisai untuk jaga jaga kalau bola itu tak meledak" jelas Vian.
Val sebemarnya merasa ada yang aneh dengan Vian, walau Aura yang ia pancarkan sangat kuat. Tapi.... ada yang hilang.
Itu cukup membuat Val curiga atas apa yang terjadi. Ia tau Vian bukan tipe orang yang memberitahu apa yang ia rasakan, seolah ia tak mu jika orang yang ia sayang tau apa masalahnya.
Val cukup tau soal sifat itu.
"Nah selesai. Ayo kita mulai" ucap gadis itu. Namun Val hanya diam."Ada apa?"
Val menghelan nafas "Kau masi tak berubah. Sepertinya kau tak perlu memasang brainer di sini karna suda ku gunakan si-
"Baiklah, aku akan menurutimu" potong Vian.
Val tersenyum, senyumnya langsung hilang ketika Vian angkat bicara "Siapkan sihirmu. Dan Fokus dengan keselarasan dan juga membentuk Bola Sihir seperti Orb" seketika Val ingat jika Vian orang yang Disiplin.
"Baik Princess" jawab Val dengan wajah masam.
Vian rasanya ingin tertawa.
07.00 pm
Latihan selesai sejam yang lalu. Val mengucap sumpa serapa karna ia merasa bukanya di lati tapi DI SIKSA! Vian benar benar menyiksanya dari pagi sampai mata hari tengelan.
Dan sekarang Val terkapar di gubung kecil di blakang rumah Wilson. Ia sebenarnya lelah dan ingin segera istirahat setelah sihirnya terkuras habis. Benar benar TERKURAS.
Namun pamandangan kebun angur membuat lelah itu menghilang entah kemana. Tanaman angur bercahaya dan banyak kunang kunang di sana.
Tak lama Vian datang membawa makanan dan juga minuman, gadis itu duduk di samping Val yang masi tiduran. "Hey jangan tiduran. Minumlah teh mawar ini, bagus untuk meningkatkan sihir loh"
Val menurut dan meminumnya.
Nafasnya masi terengah engah karna latihan tadi. "Kalu salah tehnik Val, sebarusnya kau lempar bola sihir dengan pikiranmu. Tapi kesulitannya, Bagaimana kau mempertahankan tekanan sihir dalam Orb itu" jelas Vian.Val menoleh "ku akui kau sangat mahir dalam tehnik dan sihir sihir tingkat tinggi. Tapi... lupakan. Beritahu aku apa kunci supaya aku bisa berhasil? Aku suda terlempar sebelas kali karna bola sihir terus meledak" ujar Val.
"Ahirnya kau menanyakan itu. Kau itu membuatku kesal karna tak bertanya tauk" ucap Vian dengan nada kesal.
Val tertawa "Begini begini juga aku harus banyak belajar An" balas Val.
"Kuncinya ketenangan. Keselarasan dalam membuat bola sihir. Hanya itu." Jelas Vian dan merebahkan dirinya di sana.
"Aku suka sihir. Aku harap, sampai kapanpun aku akan terus belajar sihir. Dan sekarang" Vian melirik Val yang menatapnya bingung "Aku punya orang yang harus ku ajari" lanjutnya.
Val tersenyum, ia teringat satuhal tapi ia ragu bertanya "Val, katakan apa yang ada dalam otakmu" Val hanya menghelan nafas "Aku bersyukur kau masi hidup An, ku kira aku benar benar kehilanganmu" ucap Val dengan nada liri.
Vian tersenyum dan mengenggam erat tangan Val "Aku hidup karna ketulusanmu Val, kau menolak perjanjian. Tapi takdir berkata lain dengan menidurkanku selama hampir setahun, ya aku bersyukur. Karna itu aku tau Kau benar benar jatu hati padaku"
Walah Vian bersemu merah saat mengatakan itu, sedangkan Val memalingkan wajahnya yang ikut merona.
"Ekhem, tuan aku bawa surat"
"Setan Alas?!"
•×•
Mulmed : Rumah Wilson yang ada di hutan.
![](https://img.wattpad.com/cover/152437902-288-k876309.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Academy Magic Power.
FantasyAku seorang pendamping. Tapi kenapa aku menjadi sebaliknya? Mengemban 2 tanggung jawab besar sebagai seorang putri segaligus pelindung sementara. Itu membuatku lelah. Sampai ahirnya aku bertemu dengan Pelindung ku Valac Namun kesalahan ia lakukan me...