(TIGABELAS)

1.7K 113 1
                                    

"Akademy magic power"
"Sang pelindung: magic legen"

"Wow aku tak menyangka sang pelindung ada di depanku" ujar seorang.

Refleks an menengok dan menemukan Alya yang menatapnya.

An berusaha duduk tapi dicegah. "Jangan banyak bergerak!" printah val.

An menatapnya tajam. "Bisakah kau biarkan aku duduk!" bentaknya

Ms. Alya yang melihat itu hanya terkekeh "Kalian mirip aku dan vezora saja"

An hanya tersenyum, sedangkan val membantunya duduk.

"Jadi benar kau itu anak dari ratu?" tanya ms. Alya.

"Ya, memang"

"Dan val adalah mendampingmu?"

"Ya, dia pendampingku"

"Aku ingin bicara denganmu tapi sepertinya ini belum saatn-

" mereka akan datang lagi bukan?" potong an.

"Dalam 1 minggu" lanjut val.

Ms. Alya terdiam dan berkata. "Ya kau benar tapi kalian masih bar-"

"Kami berdua hanya harus yakin bahwa kita bisa mengalahkan mereka. Lagi pula aku sangat ingin bertemu dengannya" potong an.

"Bertemu dengannya?" tanya val mengulangi kaka terahir an.

"Teman yang menikamku dari blakang, tapi... biarlah aku sudah memaafkanya"

"Baiklah kalian berdua istirahat biar aku yang meminta izin pada wali kelas kalian" ujar ms. Alya lalu pergi.

An menghelan nafas lega dan berkata "bibimu tak boleh tau yang sebenarnya"

Val menatapnya bingung seolah berkata 'kanapa?'

"Sebenarnya 2 kali lipat dari yang kita bayangkan"

"An kau benar benar tidak papa?" tanya val kala mengingat pertempuran beberapa menit yang lalu

An mengeleng. "Percuma ku sembunyikan kau pasti akan tau" ia menghelannafas "markas di oceana ku hancurkan dan itu tak mudah, hampir 90% tenagaku terkuras dan tubuhku juga belum pulih sama sekali" lanjutnya.

Val menghelannafas, "kau keras kepala, jujur tadi itu serangan sihirmu sangatlah kuat, tetapi mengingat tubuhmu belum sembuh seharusnya kau beritahu aku" ujar val

"Maaf" ujar an dengan menundukan kepalanya.

Apa aku terlalu berlebihan dengan an ya? Pikir valac sedih.

"Aku juga minta maaf karna tak bisa membantumu tadi"

"Ya itu sudah terjadi, jadi jangan minta maaf"

"Baiklah, sekarang kau harus istirahat. Tak ada bantahan! Ini perintah!"

An hanya bisa mendengus kesal.
Lalu espresinya berubah. "Valac bisa kita bicara?" tanya an agak terburu buru.

Valac menaikan sebelah alisnya.
"An apa semua baik baik saja?"

"Stevian kami di serang!"

Deg.

Rani ada apa? Siapa yang menyerang?

"Penyihir hitam dan maaf"

Maaf?

"Wilson telah mati"

Deg.

Tangan an mengepal, mendengar itu kesabarannya langsung habis.

Academy Magic Power.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang