(DUABELAS)

1.6K 111 5
                                    

Aku ingin tertawa karna an terus mengerutu sendari tadi.

"Ok apa ada pertanyaan?" tanya ms. Azura.

"Saya ms. Apa pelindumg itu sangat hebat?" tanya xira.

'Dasar muka dua jika aku bukan pelindung pasti ku remukan kau'. Aku terkiki galei mendengar itu

'Meremukan apa an?'

'Wajahmu!' jawabnya ketus.

Aku terkekeh 'ah jangan kau nanti tak punya pendamping'

'Bodo'

"Penyihir val kenapa kau tertawa?" tanya ms. Azura secara tiba tiba.

'Mampus loh'

'An jahat!'

"Sang pelindung itu kuat tapi mereka memiliki batasan yaitu tak boleh membunuh penyihir kecuali jika penyihir itu secara sengaja menghinanya, tapi ia pernah berpesan, 'untuk jadi hebat kita hanya harus yakin' dan 'tak perlu kuat untuk jadi hebat' ya kata kata itu yang jadi penyemangatku untuk yakin pada diriku" jawabku

'Val kau meniruku'

"Lagian jika kalian tau sang pelindung sama seperti kita tapi ia yakin pada dirinya dan ia jadi kuat karna tekadnya untuk melindungi orang orang di magic word" lanjutku.

Prok prok prok

An bertepuk tangan dia juga tersenyum.

"Ada apa stevian?" tanya ms. Azura yang bingung.

"Tidak Ms. Val benar, aku sudah perna bertemu dengannya dia sangat suka membantu para animals dengan darah dan kemampuanya" ucapan membuat seisi kelas riuh.

Kring....

Bel istirahat berbunyi.

"Sampai disini dulu kita sambung besok" kata ms. Azura lalu pergi.

Deg.

Aku melirik an. Dia merasakan bahaya.

"Val sekarang! Di taman!" printahnya lalu melompat dari jendela.

"Baik! Lacvian! Tongkat sang pendamping" seruku.

Sing...

Cincinku bercahaya dan beruba jadi tongkat yang indah.

Mereka mematung.
"Nona aku datang!" triakku dan melesat ke taman.

Disana an suda dalam mode Drak fairy wings nya.

Dan di depanya ada 5 penyihir hitam.

"Wah kita ketauan" kata salah satu dari mereka.

"Ingin lari dariku? Jangan harap! Val" triaknya memberi tanda dan pertarungan terjadi aku melawan 2 penyihir dan an 3? Tak adil

Ku akui mereka kuat dari cara bertarungnya, kulirik an dia masih tenang.

"Power magis" ucap An lantang dan semua penyihir jatuh, begitu pula penyihir yang ku lawan.

"Kalian brani sekali menapakan kaki di sini! Apa tadi malam belum cukup markas di oceana ku hancurkan?!" desisnya

Eh malam? Markas? Apa jangan jangan tadi malam....

"Pintar" katanya sambil tersenyum.

Keget bukan main matanya sangan mengerikan hitam pekat.

"Aku neraka bagi kalian" ucapnya.

Perkataan itu bukan untukku tapi kenapa aku merinding ya?

Ia mengayunkan tangannya dan para penyihir berteriak kesakitan dan hilang, an melirikku dan tubuhnya oleng, untungnya aku menangkapnya sebelum jatuh.

Sing...

Eh aku baru sadar ada tameng.

Ku hendong dia bridal steyl dan ku bawa ke uks disana seperti biasa bibiku Ms. Alya.

Ia menatpku tajam tapi tatapannya berubah ketika melihat tongkat yang terbang di sekitarku.

"Kau sudah menemukan sang pelindung?" tanyanya.

"Orangnya sedang ku gendong" jawabku dingin dan datar.

Ia tampak terkejut, lalu memeriksa an.

"Ia kelelahan, hanya saja dia terlalu memaksakan tubuhnya yang belum 100% sembuh aneh, apa ia habis bertarung sebelum menghadapi mereka?" tanya bibi padaku

Aku teringat perkataan an.
Markas di oceana yang ia hancurkan.

"Ya tadi dia bilang markas di oceana ia hancurkan" bibi menatapku tak percaya.

"Pantas saja, aku akan meminta izin pada wali kelasmu dulu dan bisa kau hilangkan tongkat itu?"

"Entah an bilang hanya butuh waktu... entah aku tak tau karna aku juga baru pegamg"

"Wah padahal aku belum lepas jabatan loh"

"Hehe An bilang kau tak perlu melepas jabatan oh ya bi sewaktu di kelas an bilang 'aku pulang ma' apa maksudnya?"

"Di akademy ada tempat rahasia hanya bisa di buka oleh sangratu dan penerusnya saja, em Val baringkan dia di sana"

Aku hanya mengangguk lalu membaringkan an di tempat tidur yang ada di sana.

"Bibi aku ingin tau dimana-

"KAKAK!" triak seorang.

Triakan itu membuatku dan bibi kaget, apa lagi melihat an bangun dengan histeris seperti itu.

Stevian pov.

Dimana aku?

Gelap....

Tunggu apa itu?

Sebuah cahaya yang terpancar makin lama makin terang, ku tutup mataku dan saat di buka seorang lelaki 24 an ada di depanku

"Kau sudah datang" ucapnya dengan suara baronietnya

"Siapa kau?" tanyaku.

Ia tersenyum dan memancarkan aura yang aangat ku kenal.

Tunggu

"Kakak?"

"Apa kau tak kangen padaku?"

Bahagia, sangat aku berlari memeluknya, aku sangat rindu pelukan yang tak pernah ku rasakan.

"Kakak An kangen" ucapku sambil terisak, entah kapan aku menangis.

"Jangan nangis kakak hanya sebentar di sini"

Aku melepas pelukanku dan menatapnya.

"Kakak di kurung tapi jangan hawatir kakak baik baik saja, jaga sekolah ini stev, kakak pasti akan datang" ucapnya lalu mengecupkeningku dan mulai menjauh.

"Tidak! kakak!"

"Kakak!"

•×•×•×•×•

"Kakak!"

Aku terbangun di uks? Aku menengok ke kanan ada val dan Ms. Alya

"A-an aku tak apa?" tanya Val tampak hawatir.

Tunggu tadi apa? Mimpi tapi nyata.

'Kakak slalu di sampingmu ingat tsev'

"An!" triak seorang.

Aku menengok wajahku menunjukan expresi bingung.

"Ada apa?" tanya nya

"Apa aku boleh istirahat dan..."
Aku melihat tongkat yang ku berukan pada val masi melayang "owh, lupa val printahkan dia mengunakan pikiranmu" lanjutku

Val tersadar lalu menuruti perkataanku.

Sing

Tongkat itu menjadi cincin kembali.

"Wow, aku tak menyangka sang pelindung ada di depanku" ujar seorang.

Academy Magic Power.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang