Akhirnya Naruto bebas dari rumah sakit, dia menderita patah tulang punggung belakang, dan dia tak diizinkan banyak bergerak oleh dokter, namun ia tidak menyesal sama sekali, karena luka ini tanda cinta untuk Itachi dari nya, Naruto memang suka berpikiran positif.
Naruto menyusun barang-barang nya sendiri, dia harus pulang sendiri karena tak ada yang bisa membantu nya, Kushina sedang pergi reunian, Minato masih di kantor bekerja dan dia tidak mau Kurama membantu nya karena pasti akan sangat canggung dan juga Kurama ada kelas dosen killer, dan para sahabatnya semua tak ada hati, Kiba dan Shikamaru sok rajin bilangnya tidak mau melewati kelas padahal mau kencan, Sasuke memang anak teladan yang tak akan mau melewati kelas kecuali memang harus dan penting, Sakura dan Hinata ? jangan tanyakan kedua gadis itu mereka akan mengolok-olok penampilannya sekarang, sungguh sahabat-sahabat yang kejam.
Naruto menghela nafas lelah, padahal dia sakit tapi dia harus pulang sendiri dan menjaga diri sendiri, harus nya dia menginap saja lagi satu malam, tapi dia tidak bisa tidur tanpa rubah-rubah manis milik nya dan dengan jahatnya Kushina hanya membawakannya 1 boneka rubah itu pun yang paling kecil, membuatnya sulit untuk tidur karena tak ada boneka-boneka kesayangan yang bisa untuk di peluk.
Naruto dengan berat hati mengangkat tas ransel nya yang sudah penuh dengan barang-barang yang harus ia bawa pulang, padahal pinggang nya belum sembuh total, ingin nangis rasanya, saat Naruto hendak mengenakan tas ransel itu, tiba-tiba ransel tersebut menjadi terasa ringan, aneh harus nya kan berat, kenapa jadi ringan ? Naruto menoleh kebelakang, mendapatkan Itachi yang telah mengangkat ransel nya dengan tangan kanannya.
"biar aku saja" ujar Itachi pada Naruto, Naruto cengo, kenapa Itachi bisa berada disini ? Wajah Naruto langsung memerah saat matanya bertemu pandang dengan Itachi
"i i i i i i--"
Seakan tahu apa yang ingin di tanyakan Itachi tersenyum pada Naruto yang merona melihat nya, "aku sedang tak ada kelas" Itachi tersenyum pada Naruto hingga Naruto merasakan darah naik ke kepalanya, wajah nya kini terasa panas
"k k k k k k---"
Itachi tersenyum, dengan tangan kiri nya ia menarik tangan Naruto, "kau harus pulang lebih cepat agar kau bisa istirahat dan cepat sembuh" ujar Itachi seraya mengambil koper besar Naruto dengan tangan kanannya
Itachi membawa Naruto ke dalam mobil pribadi nya, setelah menaruh semua barang milik Naruto di bagasi, Itachi berjalan menuju kursi pengemudi, sekilas ia melihat raut wajah Naruto yang kebingungan dari kaca spion, "apa aku mengejutkan mu ?" tanya Itachi pada Naruto
Naruto hanya diam, ia kemudian menunduk, "aku tak menyangka Itachi-nii akan menjemputku" ujar Naruto seraya menunduk
Itachi terdiam sebentar ia kemudian menoleh ke arah Naruto yang berada di kursi penumpang belakang, "aku juga tak menyangka kau terluka karena aku" ujar Itachi tiba-tiba membuat Naruto mendongak, ia menatap Itachi dengan mata terbelalak, dia tahu !?
"a a apa ..."
Itachi tersenyum hambar, "aku tahu semua nya, Naru, terima kasih atas pengorbanan mu" ujar Itachi kemudian ia menoleh ke depan, sepanjang perjalanan keduanya hanya terdiam, tak tahu harus membahas tentang apa, rasanya suasana di dalam mobil ini sangat canggung dan itu membuat Naruto tak nyaman
Sesampai nya mobil di halaman depan rumah Namikaze, Naruto masih menunduk terdiam, membuat Itachi menghela, "kau tak perlu terluka lagi" ujar Itachi tiba-tiba membuat Naruto menoleh ke arah nya, "aku sudah menyerah dengan perasaan ku lanjutnya membuat Naruto terbelalak tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan, "aku sudah tidak ingin mengharapkan Kurama untuk membalas perasaan ku, karena rasa nya sangat sakit" Itachi memegang dadanya yang terasa sesak, memang sesak tapi ini adalah jalan terbaik, dia tidak mungkin terus terluka demi hal yang tak pasti, itu benar-benar menyakitkan
"kenapa ?!" tanya Naruto pada Itachi
Itachi terdiam kemudian ia menoleh pada Naruto di belakang, "Naru, apa kau ingin menjadi kekasih ku ?" tanya Itachi pada Naruto tiba-tiba
***
Kantin
Kurama duduk termenung di kantin ia merasa tak selera, makanannya terus di aduk oleh nya dengan sendok yang ia pegang, ia terus menerus menghela membuat semua orang yang berada di sekitar nya menatap nya heran, ada apa dengan pria merah ini ?
"kau terlihat tak bersemangat" tiba-tiba sebuah suara menginterupsi lamunan Kurama, Kurama menoleh dan mendapatkan Sasuke dengan nampan nya yang masih utuh dengan nasi dan lauk pauk nya, "boleh duduk disini ?" tanya Sasuke pada Kurama, Kurama tersenyum kemudian ia mengangguk memperbolehkan sang Uchiha bungsu di depannya untuk duduk di depannya
"tak biasa nya aku bisa melihat mu disekitar sini" ujar Kurama membuka pembicaraan
"ya, dan tak biasanya seorang Kurama Namikaze duduk termenung hanya menatap makan siang nya" balas Sasuke pada Kurama, Kurama tersenyum kikuk, dia memang orang yang termaksud sangat lahap, makan siang nya biasa akan habis kurang lebih dalam waktu 2 menit dan dia pasti akan menambah lagi
"aku hanya sedang tak berselera" balas Kurama masih dengan senyum kikuk nya
"hmm" hanya itu tanggapan Sasuke, selanjutnya hanya keheningan yang menghiasi mereka, karena Kurama yang tidak mood dan Sasuke yang memang dingin dari sana nya
"hey, bagaimana rasanya jika orang yang kau sukai menyukai mu, namun orang yang terpenting di kehidupan mu malah menyukai orang yang kau sukai ?" tanya Kurama tiba-tiba pada Sasuke yang sudah selesai dengan makananya
"maksud mu cinta segitiga ?" tanya Sasuke
"semacam itu, tapi ini jelas berbeda dengan cinta segitiga karena ada kedua pihak yang saling mencintai namun di waktu bersamaan datang seseorang yang juga mencintai salah satu dari mereka dan sial nya orang itu adalah orang terpenting di kehidupan salah satu dari mereka" jelas Kurama pada Sasuke, Sasuke menatap datar pada Kurama, ia kemudian menutup mata nya sebentar
"kupikir seharusnya kedua pihak yang saling mencintai itu tetap saling mencintai dan menjalin hubungan mereka" balas Sasuke dengan tenang
"bagaimana jika orang yang terpenting di kehidupan mu sakit hati ?" tanya Kurama lagi pada sasuke
"tindakan yang paling baik adalah lebih baik hubungan itu terus berlangsung, orang yang terpenting dalam kehidupan itu akan lebih sakit hati ketika ia mengetahui seseorang sakit hati karenanya, bukan hanya seseorang tapi semuanya, kadang kita berpikir ini semua demi kebaikan nya tapi sebenarnya tidak, itu justru semakin menyakiti nya, melihat semua orang yang ia cintai sakit karena nya" jelas Sasuke membuat kurama terbelalak, ia tak menduga akan mendapatkan jawaban seperti itu dari Sasuke, dan itu adalah kalimat yang sangat panjang, "kalau aku menjadi orang yang terpenting itu, aku lebih baik menyerah dari pada mendapatkan harapan palsu" lanjutnya pada Kurama
Kurama menghela, "apa ada seseorang yang kau sukai ?" tanya Kurama pada Sasuke
Sasuke menatap datar Kurama kemudian tersenyum miring, "ada" jawab nya dengan senyum simpul
Kurama tersenyum melihat senyum itu, "siapa orang yang beruntung itu ?" tanya kembali
Sasuke menatap lekat Kurama yang tersenyum penuh arti padanya, mata Kurama menatap nya tajam, "bagaimana jika ku jawab orang beruntung itu adalah kau ?" balas Sasuke pada Kurama dengan serius
(TBC)
![](https://img.wattpad.com/cover/114002797-288-k467663.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dwarf in Love (SasuNaru)
FanfictionWARNING ! SasuNaru. Yaoi. Alternative Story. Rate : Teen s/d Mature Character belong to © Masashi Kishimoto Story Suatu hari hiduplah seorang kurcaci kecil yang tersesat di dalam hutan, dia sendirian di dalam hutan gelap ini, ia berharap ada seorang...