Sial. Bella kesiangan pagi ini.
Gadis itu buru-buru mandi dan berseragam. Semua ini gara-gara perlakuan laknat Raka tadi malam. Bahkan mengingat ketika laki-laki itu mengucapkan selamat istirahat seperti tadi malam membuat Bella mendengus. Menyebalkan. Gara-gara itu, Bella jadi tidak bisa tidur dan baru saja bisa tidur jam 2 pagi.
Dan sekarang sudah jam 6.45. Sekolah masuk pukul 7.00. Artinya waktu yang tersisa tinggal 15 menit dan waktu tempuh dari rumah Bella ke sekolah sekitar 20 menit.
Telat sudah. Hukuman sudah menanti di sekolah.
Bella memakai sepatunya dan berlari ke bawah.
"Ma, Bella berangkat!" Bella mencium sekilas pipi Wila kemudian lari ke depan dan mendapati Rey tengah duduk di teras dengan santai. Tumben karena biasanya cowok itu akan mengomel jika Bella terlambat turun.
"Rey! Ayo berangkat!" Bella menyambar helm yang diberikan Raka tadi malam. Helm itu sengaja diletakannya di bawah kursi teras supaya ingat.
Rey berdiri kemudian menghidupkan motornya. "Ayo naik."
Bella mengangguk sekilas. Ia mengaitkan helm dan naik ke motor Rey.
Setelah memastikan Bella duduk dengan baik di boncengannya, Rey mengemudikan motornya.
Melihat cowok itu belum juga ngomel seperti biasanya, Bella jadi bingung. Rey memang melajukan motornya lebih cepat dari biasanya. Tapi ini bukan karena dia kesal. Bella tau persis ketika Rey kesal, ia tidak akan naik ke motor sebelum kekesalannya berakhir.
Bella agak mencondongkan badannya ke depan. "Rey, tumben lo gak ngomel gue telat gini. Biasanya lo ngomel-ngomel."
"Gue bisa dispen buat latian futsal. Nanti gue coba bilang supaya lo juga di dispen dari hukuman."
Wajah Bella merekah begitu saja. "Serius?! Wah bagus kalo gitu."
"Tapi harus ada alasan yang pas. Apaan ya?"
Bella diam sejenak. "Ah, bilang aja sepatu futsal lo ketinggalan jadinya lo harus balik lagi gitu. Kan untuk kepentingan latian juga."
"Bener juga sih. Tapi kan lo yang salah. Napa jadi alasannya ke gue?"
Bella tertawa mendengar sindiran Rey. "Demi keselamatan kita bersama. Gapapa lah sekali-sekali."
Sampai di sekolah, pintu gerbang sudah ditutup. Rey menepikan motornya. Ia dan Bella turun dan menemui Pak Supri, satpam sekolah.
"Pagi, pak."
Pak Supri agak terkejut melihat kedua siswa di depannya. Pasalnya, Bella dan Rey ini belum pernah terlambat. Setelat-telatnya palingan mepet dengan jam masuk.
"Loh kalian kok tumben telat?"
Rey meringis kemudian menatap Bella. Meminta gadis itu menjelaskan.
Bella berdeham pelan. "Gini pak. Rey kan hari ini ada latihan futsal untuk persiapan ke Palembang. Tadi waktu kita udah jalan, dia baru inget kalo sepatu futsalnya ketinggalan. Jadi dia harus balik dulu untuk ambil sepatu. Nah saya ikut juga karena saya nebeng dia. Jadinya kita telat pak."
Dalam hati, Bella dan Rey berdoa agar Pak Supri memercayai cerita mereka dan mengizinkan mereka masuk tanpa harus dihukum.
"Yaudah masuk. Tapi kalian tetap harus dihukum."
Bella dan Rey sontak membelalakkan matanya.
"Kok gitu pak?" ceplos Bella.
"Loh kok kamu nanya? Di sini sudah jelas kalau telat harus dihukum apa pun alasannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Zone Compatible ✔
Teen Fiction[C O M P L E T E D] Kompatibel : bergerak sesuai keserasian, kesesuaian Kadang kita menilai diri sebagai protagonis padahal tanpa sadar kita menjadi antagonis untuk orang lain. Sebuah kisah sederhana tentang cinta dan ketulusan. Start : [20 November...