Sepulang sekolah, Bella buru-buru ke perpustakaan untuk menjalankan hukumannya. Bella sengaja buru-buru agar anak-anak lain tidak melihatnya tengah dihukum. Agak aneh rasanya melihat seorang Bella yang rajin dan disayangi guru tiba-tiba dihukum karena terlambat datang ke sekolah.
"Bella!"
Bella mengutuk suara Rey yang membuatnya menghentikan larinya dan terpaksa menoleh ke belakang.
"Kenapa? Gue mau ke perpus Rey. Keburu rame nanti."
"Lo gak usah ke perpus. Gue udah bayar hukuman lo tadi."
Bella membelalakan matanya. "Lo... serius?" ucap Bella dengan wajah yang tak percaya.
Rey terkekeh. "Emangnya kapan gue gak serius? Gue udah bilang ke Pak Supri kalau hukuman lo gue yang lakuin."
"Emang Pak Supri bolehin?"
Pasalnya, satpam itu tidak pernah membiarkan hukuman siswa diwakilkan oleh siswa lainnya.
"Iya, Bella sayang."
Baik Bella maupun Rey terkejut dengan ucapan yang terlontar dari bibir Rey.
Selama bersahabat dengan Rey, Rey tidak pernah memanggilnya 'sayang'. Karena lelaki itu tau panggilan itu sangat berpengaruh untuk hati perempuan. Rey hanya menggunakan panggilan 'sayang' kepada orang yang ia cintai. Apakah Rey mencintainya? Begitu pikir Bella.
Sementara itu, Rey merutuki dirinya yang keceplosan. Apa Bella marah padanya?
"Sorry Bel. Anggap gue gak pernah ngomong yang tadi sama lo." Rey menggerak-gerakkan tangannya seolah ingin menghapus ingatan Bella.
Diluar dugaan Rey, Bella malah tertawa.
"Kok lo malah ketawa?" Rey menggaruk pipinya yang tidak gatal.
"Lo tuh aneh. Rasa-rasa jadi pesulap lo?" Bella masih tertawa geli.
"Siapa tau beneran bisa ngilangin ingatan lo yang tadi," celetuk Rey.
Rey merasa sangat bodoh ketika mengatakan hal tadi. Apalagi gadis di depannya semakin kuat tertawa.
"Udah ah. Capek gue ketawa terus. Lo masih latian?"
"Masih. Lo pulang sama siapa?"
"Sama Raka. Kenapa?"
Rasa tidak suka ketika Bella menyebut nama Raka timbul lagi dalam diri Rey. Ucapan sang mama pun kembali terngiang di telinga Rey.
Sial. Rey masih belum punya keberanian untuk menyatakan perasaannya pada Bella.
Lamunan Rey terbuyar ketika Bella menepuk tangannya di depan wajah Rey.
"Bella goblok! Gue kaget bego!"
"Lagian lo bengong kayak banyak pikiran aja. Masih muda juga."
"Gue mikirin elo tau!"
Deg.
"Mmm ngapain lo mikirin gue?"
Rey tersenyum tipis. "Gue mikirin gimana caranya bikin lo nyesel ngelakuin hal tadi."
Rey melangkah mendekat ke arah Bella. Gadis itu refleks melangkah mundur hingga akhirnya punggungnya membentur pilar sekolah.
"Lo mau nga-pain?" Bella mengalihkan tatapannya dari Rey.
Rey mengurung Bella dengan kedua tangannya. "Mau ngasih lo pelajaran karena udah bikin gue kaget."
Jantung Bella berdebar semakin keras ketika mendengar ucapan Rey.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zone Compatible ✔
Teen Fiction[C O M P L E T E D] Kompatibel : bergerak sesuai keserasian, kesesuaian Kadang kita menilai diri sebagai protagonis padahal tanpa sadar kita menjadi antagonis untuk orang lain. Sebuah kisah sederhana tentang cinta dan ketulusan. Start : [20 November...