Twenty -Zone Compatible-

330 27 22
                                    

"Raka suka sama lo."

Entah apa yang terjadi pada Bella ketika mendengar kalimat itu keluar dari mulut Dhila. Dia kaget. Jelas. Bahkan, kalau tidak ditahan, gadis itu mungkin sudah terloncat dari kursi yang didudukinya.

Tapi, bukan hanya kaget. Jantungnya berdegup lebih cepat. Bahkan lebih cepat daripada ketika Rey mengakui perasaannya dulu. Bella merutuk. Dia benci keadaan ini.

Melihat Bella yang masih diam, Dhila menghela napas. "Gue cuma ngasih tau, Bel. Gue gak minta lo suka sama dia juga. Gue ngasih tau lo soal ini karena gue rasa lo berhak tau alasan kenapa dia kayak gitu."

Lidah Bella mendadak kelu. Dia mengerjap pelan. "Em, Dhil, maksudnya? Raka... eh... itu em, Raka marah sama gue karena--"

"Iya." Dhila memotong perkataan Bella. "Mungkin gak tepat disebut marah. Dia lagi nyoba hapus rasa sukanya ke elo. Makanya dia menjauh."

Hati Bella mencelos mendengar perkataan Dhila. Jadi Raka cemburu? Bodoh. Kenapa Bella gak paham sama semua ini? Padahal dia sudah merasakan perubahan sikap Raka sejak lama.

"Bel, gue cuma mau lo tau. Cuma itu. Gue tau lo udah lama suka sama Rey. Tapi gue ngerasa semakin ke sini, lo malah semakin nempel sama Raka. Gue gak tau feeling gue yang salah atau gimana. Tapi, gue ngerasa lo punya perasaan ke Raka."

Bella terdiam. Hatinya seperti tertembak tepat. Banyak pertanyaan yang muncul dalam kepalanya. Raka suka sama dia? Cowok itu cemburu? Dan bagaimana mungkin Dhila menilai Bella punya perasaan lebih dengan Raka?

"Gue gak tau, Dhil."

Dhila tersenyum kemudian menepuk pundak Bella sekilas. "Gue yakin cepat atau lambat lo pasti tau."

Bella mengangguk sekilas.

"Lo mau makan?" tawar Dhila.

Bella menggeleng. "Gue mau pulang aja, Dhil. Gue titip makanan di ruangan Raka tadi. Suruh dia makan ya, Dhil."

Dhila mengacungkan jempolnya. "Lo mau gue anter pulang?"

"Gak usah. Gue naik gojek aja."

"Yaudah gue anter ke depan."

Bella mengangguk. "Oh iya, gue mau ketemu Tante Yuni dulu."

"Yaudah ayo."

Dhila dan Bella berjalan beriringan. Mereka menemukan Yuni tengah duduk di ruang tunggu depan IGD.

Keduanya menghampiri Yuni.

"Tante, Bella pulang dulu ya."

Yuni mengangguk kemudian tersenyum. "Bella mau pulang? Bareng tante aja ya. Tante juga mau pulang. Mau ambil baju Raka. Abis itu ke sini lagi."

"Loh, tan, bukannya Raka nanti malem udah boleh pulang?" tanya Dhila.

Yuni mengangguk. "Iya. Tapi dia kan masih pake seragam. Udah bau bajunya. Tante titip Raka dulu ya, Dhil?"

"Ooh oke deh, tan. Aman." Dhila mengacungkan jempolnya.

"Makasih ya, Dhila." Yuni beranjak. Ia menghampiri Bella. "Ayo."

Zone Compatible ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang