Sixteen -Zone Compatible-

331 30 16
                                    

Rasanya Bella tak bisa berhenti tersenyum sejak kemarin. Ia masih tidak percaya Rey, sahabatnya kini sudah menjadi pacarnya. Bella sudah memberi tahu Wila soal hubungannya dengan Rey. Dan respon Wila sangat baik.

Awalnya Bella agak takut-takut menceritakan hal ini pada mamanya karena selama ini Bella belum pernah pacaran. Ya, pacar pertamanya adalah sahabatnya sendiri.

Bella duduk di teras dengan helm putih di mejanya. Ia menunggu Raka menjemputnya. Sambil menunggu, ia membalas pesan dari Rey yang sebenarnya sudah ia lihat tadi pagi melalui notifikasi. Tapi karena tak mau keasikan chat dan akhirnya terlambat, Bella memilih membalasnya saat ini saja.

Tak bisa ditahan, bibirnya melengkung ke atas membaca chat-chat dari sang pacar.

Rey : pagi lovely

Rey : jangan lupa mandi

Rey : beleknya diapus

Rey : nama boleh Bella tapi jangan belekan

Rey : gausah cantik" nanti banyak yg naksir:(

Rey : semangat ya sekolahnya❤

Jari-jari Bella mengetikkan balasan untuk Rey.

Bella : wkwk pagi" dah bawel aja

Bella : iya iya aku udah mandi kok ini

Rey : sekarang lagi ngapain?

Bella : lagi nungguin Raka

Rey : oohh okee

Rey : hati-hati di jalan ya

Rey : aku mau kumpul ke pelatih dulu sama temen"

Rey : bye sayang

Bella : okee semangatt

Rey : i love you

Bella : too

Rey : apanya yg too?

Bella : itu tadii

Rey : apa??

Rey : ngomong yg lengkap dong

Bella : iya deh

Bella : i love you too

Rey : gitu dong.. pacar aku harus berani

Rey : dah sayang aku mau kumpul dulu

Rey : byee

Bella : iya semangaatt

Suara klakson dari depan pagar membuat Bella segera menyimpan ponselnya dan mengambil helm. Bella segera menghampiri Raka.

"Lo kesambet?" tanya Raka ketika Bella sudah berdiri di samping motornya.

Bella mengernyit. "Kesambet apaan?"

"Ya abisnya lo di teras senyam-senyum sendiri. Siapa tau lo kesambet."

Bella naik ke motor Raka. "Lagi chat-an sama Rey."

Garis wajah Raka berubah begitu saja. "Oh gitu."

"Iya. Ayok berangkat." Bella memperbaiki helmnya.

Rahang Raka mengeras. Cowok itu menghela napas pelan, menginjak gigi kemudian melajukan motornya ke sekolah.

Jika menuruti egonya, ia jelas akan marah. Ia tidak mau jika gadis yang disayanginya justru jadian dengan cowok lain.

Zone Compatible ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang