"Eunggh!"
Tubuh Nayoung menggeliat tak nyaman di atas kursi mobil dengan mata setengah tertutup. Matanya mengerjap pelan menatap kaca jendela mobil di sampingnya yang menampilkan pepohonan pinggir jalan dan jurang di bawahnya.
Tunggu, ia dimana?
"Kau sudah bangun?"
Suara berat seorang pria di sampingnya membuat Nayoung tersentak di tempat duduknya. Kepalanya menoleh panik ke arah sang pemilik suara yang ternyata adalah Jinyoung. "Hey, kau membawaku kemana?" serunya dengan mata terbelalak.
Pria berkacamata hitam itu hanya melirik sekilas ke arah Nayoung yang sedang memahami suasana itu. Lantas, ia membuka jendela di sampingnya dan menaruh sikunya di sana. "Jalan-jalan," jawabnya seraya menikmati angin yang meniup kencang anak rambutnya.
Dengan wajah bangun tidurnya Nayoung menghela napas berat seraya menatap Jinyoung tak percaya. Bagaimana tidak, pria di hadapannya adalah pria yang sama yang semalam membentak dan menciumnya dengan beringas. Yang saat ini terlihat begitu santai 'menculiknya' ketika ia masih tertidur. Entah apa yang ada di pikiran pria itu. "Kau gila!"
"Aku bosan dengan masakan rumah. Aku ingin sarapan sesuatu yang berbeda."
Kepala Jinyoung mengangguk-angguk mengikuti irama lagu EXO yang mengalun dari radio mobilnya. Memilih untuk tidak terlalu memerhatikan Nayoung yang sepertinya masih menyimpan kesal padanya atas kejadian semalam.
Gadis itu memijat pelipisnya yang sedikit nyeri karena bangun tidurnya di isi oleh kekesalan dan amarah. "Kita mau kemana?" tanyanya lagi, kali ini lebih tenang meskipun masih ada nada kesal di dalamnya.
"Sudah kubilang jalan-jalan," sahutnya dengan datar seraya memutar kemudinya.
Nayoung menarik napas panjang kemudian menghelanya dengan berat. "Tujuannya, Bodoh!" Suaranya mulai meninggi lagi. Bisa-bisa ia melompat dari mobil Jinyoung sekarang juga.
Dengan santai, Jinyoung membenarkan posisi kacamatanya seraya menatap lamat ke arah Nayoung. Salah satu sudut bibirnya terangkat ketika alisnya bergerak naik turun. "Pantai."
"What?" seru Nayoung dengan kedua mata membulat. Bolehkah pagi ini tangannya ia gunakan untuk mencekik leher Jinyoung? Pria yang seenak jidatnya membawanya pergi tanpa persetujuannya setelah keduanya mengalami percekcokan hebat semalam?
Jinyoung tertawa kecil. "Easy, gurl."
***
Nayoung menatap kesal punggung Jinyoung, pria yang kini tengah berlari ke arah pantai yang menyambutnya dengan deburan ombak kecil. Bagaimana bisa pria yang semalam terlihat seperti singa itu kini terlihat seperti anak kecil ketika melihat pantai. Tanpa sadar ia mendengus.
"Hey, Nayoung! Kemarilah cepat!" Tangan Jinyoung terangkat dan melambai ke arah Nayoung yang masih terdiam di tempatnya.
Kaki Nayoung menghentak kasar pasir yang diinjaknya sebelum melangkah mendekati Jinyoung yang kini tengah melemparkan air ke udara.
"Aish, pria itu benar-benar. Tidak bisakah sehari saja ia tak membuatku kesal? Astaga, aku bahkan sama sekali belum mandi," gumamnya.
Jinyoung yang mendapati mulut Nayoung tengah berkomat-kamit itu tertawa renyah. "Apa? Jika kau ingin mengumpatiku jangan berbisik seperti itu. Aku tidak mendengarnya," ujarnya di tengah tawanya. Entah mengapa perasaannya begitu baik pagi ini sehingga ia banyak tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR GOOD - Park Jinyoung ✔
Fanfic[Finished-Bahasa Baku] Tiga tahun yang lalu, kita pernah menjalin hubungan pernikahan tanpa ada dasar cinta. Tidak ada hal manis yang pernah terjadi selama itu. Hanya kehidupan biasa seolah kita tidak pernah saling mengenal meskipun kita berada di...