52. Last

2.6K 181 16
                                    

Jangan lupa voment 😙

DUAR!

Suara tembakan yang menggelegar itu memecah tangis Nayoung. Terlambat, dirinya bahkan tak sempat melihat sosok baik-baik saja Jinyoung di sana dan dirinya hanya dihadiahi pemandangan mengenaskan di depannya.

Napas Jinyoung menjadi berantakan sesaat usai suara tembakan itu menembus malam. Namun, di sela debaran jantungnya itu, ia bisa merasakan perasaan lega yang membuatnya tak bisa mengucap apapun. Kepalanya menoleh ke arah tangannya, ke arah tembakan itu diarahkan. Tetesan darah segar dari pergelangan tangannya membasahi lantai berpasir itu.














Tetapi, hey!

Tali yang semula mengikat tangannya itu kini terputus dan terjatuh tak berdaya bersama genangan darahnya. Ia menatap Jaehyun yang kini tersenyum tipis dengan tatapan tak percaya. Tidak, ia tidak tertembak, peluru itu hanya menggores kulitnya saja!

Di sisi lain, Jaebum kini memenuhi wajah Nayoung. Mengusap wajah penuh peluh, keringat, dan juga darah itu dengan tangannya yang kotor. "Jangan menangis, Manis. Dia akan baik-baik saja di neraka sana," ujarnya di sela-sela suara isakan Nayoung.

"Kau saja yang ke neraka, Bajingan!"

Buagh!

Dengan gerakan yang tak terbaca, Jinyoung memukul kepala belakang Jaebum dengan kursi yang semula ia duduki hingga kursi tersebut pecah menjadi beberapa keping. Bersama dengan pecahan kayu, Jaebum lunglai tak sadarkan diri.

Nayoung mendongak menatap Jinyoung yang kini berubah mengerikan seperti serigala. Namun, percayalah. Nayoung masih bisa melihat sisi lembut Jinyoung saat pria itu menatapnya lamat-lamat. "Jinyoung," cicitnya hampir tanpa suara. Ia terlalu lemah saat ini.

Jinyoung dengan gesit melepaskan semua ikatan yang menjerat tubuh Nayoung. Namun, gerakannya sedikit terhambat karena tangannya yang terasa kebas akibat darah yang terus keluar dari pergelangan tangannya. "Aku di sini, Nayoung. Jangan khawatir," ujarnya menenangkan, walaupun dengan setengah menahan perih.

Nayoung menunduk ketika Jinyoung berlutut di hadapannya untuk membuka ikatan di kakinya. Sedikit meringis ketika melihat luka terbuka di pergelangan kiri Jinyoung. "Tetapi, kau tidak apa-apa, 'kan?"

Jinyoung menggeram hebat. Menatap nyalang ke arah Nayoung kemudian ke arah baju bagian perut Nayoung yang dipenuhi noda darah. "Berhenti mengkhawatirkanku. Kau juga terluka, Shin Nayoung!" serunya dengan suara menggelegar.

Tanpa ada yang menyadari, Jaebum kini telah bangkit dengan menahan rasa pening di kepalanya. Tangannya meraba, meraih potongan kursi tersebut sebelum kemudian bangkit. Ia mengangkat tinggi-tinggi potongan kayu tersebut dan mengarahkannya ke arah Jinyoung. "Lancang sekali kau!"

Duar! Duar!

Kedua lutut Jaebum kini sempurna tertanam peluru revolver milik Jaehyun. Membuat pria itu kembali limbung karena keseimbangannya kembali hilang. "Sialan kalian semua!" jerit Jaebum.

Jinyoung dan Nayoung menatap Jaebum yang kini menahan sakit di kedua lututnya dengan pandangan takjub sekaligus ngeri. Melupakan sejenak kesakitan mereka demi mengapresiasi penderitaan Jaebum yang jujur saja mereka harapkan di dalam lubuk hati terdalam mereka.

"Peluruku habis. Tidak ada waktu lagi. Cepat keluar sebelum cecunguk itu menemukan cara untuk melukai kalian."

Suara Jaehyun di bawah sana menyadarkan Jinyoung. Segera, ia mengangkat tubuh mungil Nayoung dan membawanya segera keluar dari gedung tersebut dengan menahan sakit di pergelangan tangannya yang bergesekkan langsung dengan punggung Nayoung.

FOR GOOD - Park Jinyoung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang