17. Ada Apa Sebenarnya?

2.1K 200 10
                                    

Part ini berisi adegan2 keju yang bikin kalian mungkin muntah2 nanti
Gatau lah lagi soft banget waktu ngetik part ini
Mulmednya boleh banget diputer sambil baca,, soalnya aku juga buatnya kadang sambil dengerin lagu2nya Chet Baker hwehehe

Jam tangannya sudah menunjukkan pukul 11 malam ketika Jinyoung dengan langkah lebarnya memasuki rumah. Setelah mengganti sepatunya dengan sandal rumah, ia lantas menuju dapur meletakkan tempat makannya ke wastafel. Senyumnya terkembang mengingat jam makan siangnya tadi begitu berharga dengan memakan setiap sushi dan juga buah-buahan hasil karya Nayoung itu.

Setelah mematikan lampu dapur, ia bergegas menuju ke kamarnya untuk istirahat. Namun, ketika ia melewati pintu kamar Nayoung, sayup-sayup ia mendengar suara musik klasik mengalun. "Dia belum tidur?" gumamnya seraya mendekat ke arah kamar Nayoung.

Tanpa mengetuk, ia membuka kamar Nayoung. "Kau belum tidur?" tanyanya ketika mendapati gadis itu tengah duduk di samping jendela dengan buku di tangannya.

Gadis yang semula tengah membaca itu sedikit terkejut dengan suara berat Jinyoung yang menginterupsinya. Tanpa diminta, jantungnya memompa sedikit lebih cepat dari sebelumnya. Dengan kikuk, ia mendorong kacamata bacanya yang memang ia turunkan untuk membaca tadi. "K-kau sudah pulang?"

Pria itu tak menjawab. Dengan santai, ia berjalan menuju ranjang Nayoung dan menghempaskan tubuhnya ke sana. Ia mendesah keras ketika punggungnya menabrak kasur tersebut. Ia bahkan tak mengindahkan ekspresi terkejut Nayoung saat ini.

"Tidurlah di tempatmu," ujar Nayoung dengan nada paniknya. Namun, toh, gadis itu tak beranjak dari kursinya untuk menarik keluar Jinyoung dari kamarnya.

Jinyoung hanya membenarkan posisi kakinya yang menggantung dan menggeleng. "Sebentar saja, Nayoung. Aku sangat lelah," gumamnya seraya memejamkan matanya. Lagu yang diputar oleh Nayoung sedikit banyak membantunya rileks setelah tadi bertemu dengan klien di klub miliknya.

Nayoung menghela napas, mengiyakan seluruh kemauan Jinyoung malam ini. Setidaknya malam ini ia tak mencium bau alkohol ketika pria itu memasuki kamarnya. Bisa-bisa pria itu kalap dan menciumnya seperti waktu itu. Memikirkannya, Nayoung menggeleng cepat.

Salah satu mata Jinyoung terbuka. Melirik ke arah Nayoung yang kembali fokus pada bukunya. "Buku apa yang kau baca?" Um, bolehkah ia kali ini cemburu pada buku di genggaman Nayoung? Hey, ia juga ingin diperhatikan.

Tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang ia pegang, gadis dengan rambut yang terurai bebas itu menjawab, "Novel." Kemudian menambahkan, "pembunuhan."

Mendengarnya, Jinyoung terkekeh. Tak ia sangka gadis semanis Nayoung menyukai genre semengerikan seperti itu. Tangannya lalu bergerak menepuk tempat kosong di sampingnya. "Kemarilah."

Nayoung mengerjap tak percaya. Baru saja pria itu menyuruhnya tidur di sampingnya? "Tidak, aku masih belum selesai membaca," jawab Nayoung, menyembunyikan gugupnya dan kembali fokus pada deretan tulisan di atas kertas itu.

"Aku tidak berniat untuk beradu mulut malam ini, Shin Nayoung," ujar Jinyoung dengan penekanan di setiap katanya. Ia masih senantiasa menepuk kasur tersebut.

Dengan ragu, Nayoung meletakkan novelnya kembali ke rak buku serta menyimpan kacamatanya di atas meja. Perlahan duduk di pinggir ranjang tanpa berniat membaringkan tubuhnya. Gila saja. Mereka tidur bersama di satu ranjang?

Merasa gemas dengan tingkah malu-malu Nayoung, Jinyoung segera menarik lengan berbalut kaos tipis itu agar berbaring di sampingnya.

"Park Jinyoung!" seru Nayoung tak terima ketika lengan kokoh itu membawa kepalanya bersandar di dada Jinyoung. Ya, ia tahu jika Jinyoung sudah berubah. Tapi, apalagi sekarang?

FOR GOOD - Park Jinyoung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang