30. Something Called Hate

2.1K 173 6
                                    

"When people get hurt, they learn to hate." -unknown




Ketukan pintu membuat aktifitas Jinyoung mengecek laporan keuangan menjadi terhenti. Ternyata itu adalah Yugyeom. Pria jangkung itu membungkuk sesaat sebelum mengangkat wajahnya. "Direktur, seseorang mencari Anda," lapornya dengan nada bergetar.

Alis Jinyoung berkerut. Ia meletakkan tabletnya kembali ke meja. "Kenapa kau ketakutan? Siapa yang mencariku?" tanyanya seraya menegakkan tubuhnya.

Yugyeom hanya terdiam di tempatnya seraya menunduk ketika seorang pria memasuki ruangan Jinyoung. Membuat sang direktur membulatkan matanya. "Direktur Im?" gumamnya.

Dan jangan lupakan tangannya yang sudah mengepal di atas meja.

Salah satu sudut bibir Jaebum terangkat. Badannya membungkuk sekenanya kemudian berjalan semakin dalam. "Lama tak berjumpa, Direktur Park," ujarnya santai kemudian melirik ke arah Yugyeom yang masih terdiam di tempatnya. "Dan Sekretaris Kim."

Pria bermata kecil itu mengelilingi ruangan Jinyoung seraya mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan. "Ruangan ini tak berubah. Aku masih dapat mencium aroma keegoisan di sini." Lantas berhenti tepat di depan meja Jinyoung. "Sama sepertiku."

Rahang Jinyoung mengeras melihat senyum separuh Jaebum. "Mau apa kau kemari? Perusahaan kita sudah tidak berhubungan lagi," ujarnya dengan nada yang penuh penekanan.

Bibir Jaebum menjebik mendengar ucapan Jinyoung. Pria itu lantas mendudukkan dirinya di hadapan Jinyoung dan menyilangkan kakinya angkuh. "Apa bertemu teman lama adalah kesalahan?"

Yugyeom yang masih terdiam di tempatnya menggigit bibirnya. Sedikit khawatir jika Jaebum melakukan hal yang akan mencelakakan Jinyoung. Namun, melihat Jinyoung menganggukkan kepalanya padanya membuatnya meninggalkan ruangan itu.

Jaebum kembali tersenyum ketika mendengar suara pintu tertutup. Ia lantas memutar pigura foto di meja Jinyoung agar menghadap ke arahnya. Lantas tertawa keras ketika melihat foto pernikahan Jinyoung dan Nayoung di sana.

Dengan kasar, Jinyoung menyahut pigura foto itu dari genggaman Jaebum dan menyingkirkannya jauh dari jangkauan pria di hadapannya itu.

Ya, ia masih menyimpan foto bersejarah itu.

"Kau menyembunyikan anak mendiang Direktur Shin, 'kan?" tanya Jaebum seraya meletakkan tangannya yang saling bertaut di atas meja.

Seketika kedua mata Jinyoung membulat lebar. Giginya bergemelatuk, menahan dirinya untuk tidak menendang Jaebum ke jendela kaca di belakangnya.

Lagi-lagi Jaebum tertawa keras. "Jangan melotot seperti itu pada tamu," kelakarnya seraya mengalihkan pandangannya ke pigura yang berada di sisi lain meja. "Aku hanya kaget. Ternyata dia begitu sehat dan tumbuh menjadi wanita dewasa yang cantik. Kau tak berniat menikahinya lagi? Oh, atau dirinya sudah bersuami lagi?"

"Im Jaebum!" seru Jinyoung seraya menggebrak meja. Ia menunjuk wajah Jaebum yang menatapnya begitu santai. "Jangan bertele-tele. Cepat katakan apa maumu!"

"Shin," jawab Jaebum dengan cepat dan tenang. Menyiratkan dendam di kedua matanya yang menyorot begitu tajam.

Napas Jinyoung menjadi memburu. Pria itu kembali mengeraskan rahangnya. "Jika kau sudah mendapatkannya, apa yang akan kau lakukan?" tanyanya berusaha merendahkan suaranya.

Pundak Jaebum terangkat acuh. "Awalnya aku hanya ingin membunuhnya. Tetapi, melihat ia begitu cantik malam itu, aku ingin sedikit bermain dengannya." Wajahnya kembali menunjukkan keangkuhan.

FOR GOOD - Park Jinyoung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang