Pertama-tama, aku mau minta maaf banget karena akhir2 ini ga bisa update secara teratur karena ada hal lain yang lebih penting yang harus diurus dan ga bisa ditinggalin 😫
Hari ini adalah akhir pekan sehingga sudah menjadi hal yang biasa bagi Jinyoung untuk bangun siang. Lagipula, kepergian Nayoung membuatnya menjadi tidak punya alasan untuk bangun pagi. Apalagi kalau bukan untuk melihat wajah Nayoung yang setiap pagi ada di dapur untuk memasak sarapan untuknya?
Tetapi, sepertinya untuk akhir pekan hari ini ia tak akan bisa bangun siang. Bagaimana tidak, pagi ini tiba-tiba saja bel pintunya berbunyi nyaring berkali-kali. Membuatnya bahkan tak dapat untuk mengabaikannya. "Sial!"
Dengan gontai, ia melangkah menuju pintu depan yang juga terketuk. Ia menghela napas sambil menahan umpatannya untuk sang pelaku.
Dan benar saja, sang pelaku memang membuatnya tak tahan untuk mengumpat keras-keras. Lee Jeno, sang pelaku perusak pagi akhir pekannya itu berdiri tegap di depannya dengan wajah lebam-lebam. Ia mendengus, tak begitu penasaran dengan apa alasan di balik wajah lebam itu.
"Aku di sini untuk mengambil pakaian Nayoung."
Ucapan Jeno barusan seolah mengingatkannya sesuatu. Ya, pria inilah yang menyembunyikan Nayoung darinya. Rahangnya seketika mengeras. "Di mana Nayoung?" serunya dengan suara seraknya.
Pria di hadapannya itu nampak menghela napas panjang. Ia kemudian menunjuk ke arah mobil Jeno putih di depan halaman rumah Jinyoung.
Tunggu, sejak kapan Jeno mempunyai mobil?
Persetan dengan masalah Jeno mempunyai atau tidak mempunyai mobil. Yang menjadi pusat perhatiannya saat ini adalah seorang gadis yang nampak di balik kaca mobil tersebut. Gadis yang selama ini selalu hadir di setiap mimpi buruknya.
Gadis yang menjadi tokoh yang ia rindukan.
Tanpa memedulikan tubuh Jinyoung yang menjadi kaku itu, Jeno mulai menerobos masuk. Ya, ia tidak mempunyai waktu yang banyak kali ini. Nayoung sudah cukup menderita dengan kehadiran Jinyoung. Ia harus cepat-cepat memisahkan kedunya dengan memutus hubungan Jinyoung dengan Nayoung.
Jinyoung pun tak mempermasalahkan Jeno yang kini sudah mengeksplorasi rumahnya. Yang ia pikirkan saat ini hanyalah gadis yang sepertinya tengah melamun itu. Ia sangat merindukan gadis itu.
Dengan perlahan, langkahnya membawanya mendekat ke arah mobil putih milik Jeno tersebut. Kini di matanya Nayoung terlihat lebih jelas–tanpa senyum seperti yang sering ia lihat. Gadis itu juga lebih pucat dari yang terakhir ia lihat. Membuat hatinya mendadak merasa sakit.
Tanpa sadar, tangannya beranjak untuk membuka pintu mobil tersebut. Menarik tangan mungil gadis yang masih terkejut dengan pintu di sebelahnya yang terbuka secara tiba-tiba.
"Jinyoung?" cicit Nayoung ketika ia sudah keluar dari mobil Jeno. Masih sedikit terkejut dengan sosok tegap di hadapannya yang menatapnya dengan tatapan sayu. Pria yang tak pernah ia lihat sekacau ini sebelumnya.
Lihat saja. Lingkaran hitam di bawah mata tajam Jinyoung membuat pria itu berkali-kali lipat terlihat payah. Walaupun dengan rambut berantakan tak terurus itu tak mengurangi kadar ketampanan sosok Jinyoung, Nayoung dapat melihat bahwa pria itu tak sempat memikirkan penampilannya.
Ia merindukan Jinyoung? Anggap saja begitu.
"Apa kau baik-baik saja?" Jinyoung memecah keheningan pagi ini dengan suaranya yang serak khas orang bangun tidur. Pria itu mengamati setiap lekuk wajah Nayoung yang masih tetap sama, memancarkan kesedihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR GOOD - Park Jinyoung ✔
Fiksi Penggemar[Finished-Bahasa Baku] Tiga tahun yang lalu, kita pernah menjalin hubungan pernikahan tanpa ada dasar cinta. Tidak ada hal manis yang pernah terjadi selama itu. Hanya kehidupan biasa seolah kita tidak pernah saling mengenal meskipun kita berada di...