Rasa

5.6K 377 3
                                    

"Pengumuman bagi seluruh murid Academy diharapkan berkumpul di lapangan sekarang juga"

Mendengar itu membuat Crys menghela nafas sambil tersenyum ceria. Tentu saja, karna ia tau apa maksud dari pengumuman itu. Bahwa murid Academy akan kembali ke asalnya. Dan itu sungguh membuatnya senang setelah sebulan satu sekolah dengan murid-murid itu

Rhyne yang melihat sahabatnya senang pun menyenggol bahu nya bermaksud bertanya. Tapi bukannya mendapat jawaban, ia malah mendapat senyum manis dari sahabatnya itu hingga membuatnya mendengus

"Coba aja kalau gak lagi ada guru, huh!" Keluhnya dalam hati

Crys pun tetap fokus menyalin tulisan yang ada di papan tulis ke buku putihnya dengan tenang.

"Kalian kerjakan soal pembelajaran 2 bab 5..... saya ada urusan sebentar" ucap guru itu dan berlalu pergi

Seluruh siswa bersorak ria saat guru itu telah sepenuhnya keluar dari kelas

"Jangan berisik!!!"

Sontak semuanya diam, alih-alih langsung pergi guru itu malah berbalik dan mengintip di belakang pintu dan memperingati siswa hingga hanya bisa cengengesan

Sedangkan Crys dia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya maklum.

" Tumben tenang banget Crys?" Tanya Rhyne sambil menyenggol bahu kirinya

"Apaan sih" keluh Crys sambil membuka halaman yang di maksud guru tadi hingga membuat teman sebangku sekaligus sahabatnya itu berdecak kesal

"Toilet yuk" ajak Rhyne mengalihkan. Tanpa menunggu jawaban dari Crys, ia langsung menarik tangan mungil sahabat nya itu keluar kelas

"Eh ada cewek centil di sini"

Sontak keduanya pun berbalik dan terlihatlah tiga gadis dengan seragam berbeda di depan mereka

"Mau kemana tuh?" Ucap salah satu di antara mereka yang berambut merah

"Mau nyusulin Darrell ya" tambah gadis yang ada di sebelah kanannya

"Atau mau nyerahin diri" sambung gadis di sebelah kirinya

Gadis berambut merah itu pun melangkah mendekati Crys dan Rhyne dengan angkuh.

"Dengar baik-baik" ucapnya memulai saat tepat berada di depan keduanya "jauhi-Darrell!" Tambahnya sambil menekankan setiap katanya

"Atau kalian" sambung gadis di sebelah kanannya, entah kapan ia menyusul si rambut merah

"Akan tau akibatnya" lanjut gadis di sebelah kirinya lagi

"Kami gak takut" ucap Rhyne melawan membuat ketiga gadis itu menatapnya tajam "apa hak kalian berani ngelarang kami" lanjutnya menantang

Crys hanya diam, ia tak bersuara dan ia pun tak mau cari gara-gara. Apa lagi dia sudah sangat ceria sejak semalam karena sebentar lagi siswa Academy terkutuk itu akan kembali ke habitat mereka

"Lo nantangin gue" ucap si gadis merah lantang sambil mendekatkan wajahnya ke arah Rhyne sehingga Crys dapat melihat name tag nya

"Carrollin Scodfy Shine" ucap Crys dalam hati membaca nama itu. Di tatapnya gadis di sebelah kiri Carrollin "Mariana Theusike Shine" dan di sebelah kanan Carrollin "Jennifer Lopez Shine"

" Sudah cukup Carrollin" lerai Crys, "tak cukup kah kau memperingati aku saja" tambahnya cepat saat Carrollin ingin membantah

"Bagaimana dia tahu namaku?" Batin Carroll tetapi Crys juga dapat mendengar ucapan batinnya
"Baiklah" ucap Carroll akhirnya sambil melambaikan tangan tak peduli "Tapi aku tetap akan mengawasi kalian" tambahnya tegas sambil menunjuk Crys dan Rhyne bergantian. Setelah itu pun ia melenggang pergi bersana kedua pengikutnya

"Apa!?" Tanya Crys saat dia tahu kalau Rhyne tengah menatapnya, dengan tatapan yang aneh. "Sudah jangan di pikir, sebentar lagi mereka out dari sini. Jadi jangan khawatir" tambahnya kemudian melenggang pergi meninggalkan Rhyne yang masih berdiri cengo di tempatnya.

" Aduh" keluh Crys saat berbelok di lorong. Badannya terhempas ke lantai dengan keadaan terduduk "auh..." tambahnya

"Crys" panggil Rhyne panik, ia pun membantu Crys untuk berdiri " are you okay?" Tambahnya sambil meneliti tubuh mungil Crys

Crys mengangguk sebagai jawaban, ia pun menepuk-nepuk roknya yang kotor karena debu

"Eh kalau jalan liat___" ucapan Rhyne tergantung setelah melihat siapa yang menabrak tubuh Crys "wah tampannya...." lanjutnya dalam hati. Sedangkan pria yang ada di depannya hanya mengangkat sebelah alisnya bingung, begitupun Crys

" Tutup tu mulut, nanti kemasukan nyamuk" bisik Crys pelan hingga Rhyne pun langsung menutup mulutnya salah tingkah

"Sorry, gue gak sengaja"

"Gak apa kok Ren" jawab Crys sambil tersenyum manis, membuat Rhyne dan pria itu mengernyit "eh, maksud aku, gak apa kok..." ralatnya kemudian menatap sahabatnya "iya kan Rhyne" lanjutnya

Rhyne pun mengangguk, walau sebenarnya dia tak tahu apa maksud Crys

"Emb, apa kita..... pernah ketemu?" Tanya pria itu menatap Crys

Crys dan Rhyne saling pandang, "kayaknya gak" jawab Rhyne jujur

"Maksudku, dia bukan kamu" sanggah pria itu menunjuk Crys

Rhyne melempar pandangan nya kepada Crys dan dibalas dengan kendikan bahu nya "maybe yes" jawabnya "or.... maybe no" tambahnya kemudian

"Oh gitu.... padahal aku pikir tadi si mata pelangi" ucap pria itu kecewa

Crys tersentak dalam diamnya berbanding dengan Rhyne yang bingung

"Dia seperti gadis di pantai waktu itu. Tapi kenapa warna matanya hitam pekat? Tapi bukankah itu tandanya dia klan Shain juga, ah akan aku tanyakan"

" Apa____"

"Ma'af kita buru-buru" potong Crys cepat sebelum pria itu menanyakan apa yang yang ada di pikirannya "ayo Rhyne" tambahnya dan menarik sahabatnya berlalu. Meninggalkan pria itu begitu saja.

"Kenapa sih Crys?" Tanya Rhyne bingung, sedangkan yang di tanya masih diam berjalan di sampingnya.

" Hallo..... ada orang...." tambahnya sambil melambaikan tangan di depan wajah Crys

" Eh, apa Rhyne" ucap Crys salah tingkah karena ketahuan melamun

"Melamunin apa sih? Kayaknya asyik banget" cemberutnya

"Gak ada apa-apa kok" sanggah Crys "kantin yuk. Setelah itu ke taman belakang" tambahnya

"Tugas gimana?"

"Habis ini kan istirahat, sebelum ke taman kita ke perpus dulu bentar cari materi tugas"

"Oke deh"

Mereka pun berjalan menuju kantin sekolah. "Kenapa tiba-tiba aku kepikiran Darren terus ya? Kenapa kita harus ketemu lagi. Pertama di pantai, kedua di gang sepi itu, dan ke tiga di lorong sekolah. Ah.... Crystallia British Shain kenapa kamu harus mikirin dia sih. Tapi kok aku bisa baca pikiran dia tadi?"

*****
****
***
**
*
*
.
.
.
.
.

-Nur Alviani

Magic Academy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang