Persiapan Test

5.1K 362 5
                                    

"Hai"

Crys menoleh ke sumber suara dan telah terlihat Darren di sana dengan beberapa kertas HVS "Kita ketemu lagi" tambahnya dan Crys pun hanya tersenyum "Ayo, kita ke ruang kesenian. Kita akan mulai dari sana" ajaknya

Crys hanya mengangguk tanpa bersuara. Dan selama perjalanan menuju ke Ruang Kesenian pun menjadi terasa sangat lama

Kriet...

Decitan pintu terdengar saat didorong Darren dari luar, dengan segera mereka berdua memasuki ruangan. Berharap pekerjaan ini akan cepat selesai

"Gelap sekali" Crys tak tahan untuk tak bergumam karena dia memang benci gelap

"Ah kau benar" sahut Darren setuju sambil menghela nafas, dengan perlahan ia berjalan sambil berpegangan dinding bermaksud mencari saklar lampu

Tek....

Keadaan yang gelap gulita pun menjadi terang seketika "begini lebih baik" ucap Crys memberi tanggapan sambil tersenyum

"Lebih cepat juga lebih baik" tambah Darren berjalan terlebih dahulu membuat Crys harus menyusul
"Eng, ngomong-ngomong. Kita pernah ketemu?"

Deg

Jantung Crys terasa berdetak lebih kencang dengan pertanyaan ralat lebih tepatnya pernyataan yang di lontarkan Darren. Dia tahu bahwa pertemuan mereka di pantai itu yang di pikirkannya "aku rasa iya"

Darren menoleh memandang Crys yang berjalan di belakangnya, membuat gadis itu melanjutkan cepat "waktu tabrakan di lorong"

Dahinya mengernyit tak yakin mendengar jawaban itu, tapi tak urung ia pun berbalik menghadap ke depan. "Selain itu?"

"Aku rasa tidak" jawab Crys meyakinkan dan pria muda itu hanya mengangguk "okey kita mulai dari mana?" Tambahnya saat keduanya berhenti

"Aku rasa kita pernah bertemu" ucapnya sambil berbalik, "di pantai" tambahnya

"Benarkah? Aku rasa tidak" jawab Crys menyangkal tentu saja. Jika tidak ingin pria di depannya ini tahu dia harus berbohong bahwa mereka pernah bertemu sebelumnya

"Tapi... nama kalian sama" ucapnya berfikir "dan klan kalian juga sama" tambahnya yakin

Terkekeh, Crys berusaha normal di depan pria itu. "Apa kami mirip?" Tanyanya kemudian "apa dia secantik aku?" Tambahnya  di susul dengan tawa renyah

"Iya, tapi___ mata kalian berbeda. Dan... dia memiliki surai Peach di rambutnya" ucapnya ragu-ragu

"Apa mataku lebih indah darinya?" Tanya Crys berusaha mengalihkan topik "ayo kita selesaikan ini secepatnya"

Darren hanya diam mematung di tempatnya sedangkan Crys telah berusaha memindahkan kardus dan meja yang ada di sana "sampai kapan mau berdiri di situ?" Gadis manis itu pun menoleh "ayo bantu aku" tambahnya kembali beralih ke pekerjaannya

Tanpa berkata apa pun Darren segera membantu nya

* * * * *

"Hai"

Crys pun menoleh mendengar sapaan dengan sebuah tangan menepuk pundaknya,

"Ruang kesenian?"

Tanpa menjawab, gadis manis itu pun mengangguk.
Ini sudah hari ketiga sejak pemilihan panitia test yang di adakan, dan tiga hari pula Crys bolak-balik ke ruang kesenian bersama Darren.

Mereka berjalan beriringan menuju ruang kesenian. Tak seperti dua hari sebelumnya, kali ini mereka kegudang barang terlebih dahulu untuk mengambil dekorasi yang telah di siapkan.

"Bawa yang ini aja, yang itu berat" ucap pria itu sambil memberikan sekardus penuh berisi kain, Crys pun hanya mengangguk tanpa menjawab tak lupa dengan senyuman manisnya

"Crys!"

Yang di panggil pun menoleh, begitu pula dengan Darren yang ada di sampingnya.
Terlihat Rhyne dengan Darrell di sana, berjalan mendekat.
Tak peduli, Crys terus melangkahkan kakinya pelan agar pasangan baru itu dapat menyusul

"Mau ke mana?" Rhyne mensejajari jalan di samping Crys, dan Darrell di samping kakaknya

"Ruang kesenian"

Rhyne menoleh, mendapati Darren lah yang menjawab pertanyaannya. Bukannya sahabatnya. Dahinya mengernyit tak suka

"Ngapain?" Lanjut gadis itu tanpa peduli, pandangannya beralih pada Crys

"Ngerjain tugas" lagi-lagi bukan Crys yang menjawab, dan Rhyne hanya mendengus kesal

"Tugas apa?"

"Bu___"

"Aku tanya Crys!" Potong Rhyne cepat saat Darren ingin menjawab, dan tepat saat itu pula Darren urung untuk melanjutkan ucapannya

Menghela nafas, Crys mempercepat langkahnya. Meninggalkan sahabat beserta pacar dan calon kakak iparnya. Sedangkan Rhyne hanya dapat mendengus, dan mendapat kekehan pelan oleh kekasihnya

Darren yang tertinggal pun segera menyusul Crys yang jauh di depan, langkah kakinya lebar dan cepat walau dengan beban di tangannya

"Kamu belum kasi tahu Rhyne?" Seketika Crys menoleh, menatap pria yang telah mensejajarkan jalan dengannya itu. Dahinya mengernyit aneh

Merasa di tatap dan tak kunjung mendapat jawaban, Darren pun menoleh membuat tatapan mereka bertemu tepat di manik mata mereka masing-masing

Memutuskan kontak, Crys langsung memandang ke depan dan bergumam "kenal Rhyne dari mana?"

"Darrell" menganguk, Crys pun hanya bergumam. Dan selanjutnya, perjalanan ke ruang kesenian itu di lalui dengan senyap....

*****

Crys sedang asyik mengutak-atik komputernya saat ponselnya berdering nyaring.
Tanpa mengalihkan pandangan dari komputer, gadis itu pun meraih ponselnya yang ada di meja

"Hallo" tanpa melihat siapa si pemanggil, gadis itu pun langsung mengangkatnya

"Crys, kau berhutang penjelasan padaku!" Sontak gadis itu pun menjauhkan ponselnya dari telinga saat mendengar suara dari seberang yang keras dan melengking itu

"Pelankan suaramu!" Titahnya tanpa ekspresi. Terdengar suara dengusan dari seberang sana

"datang ke rumahku malam ini. Dan menginaplah" ucap Crys mengakhiri pembicaraan dan memutuskan sambungan secara sepihak. Di letakkannya kembali ponsel itu di atas meja

Pandangannya masih memperhatikan layar komputer yang masih menyala, dia pun bergumam membaca kata demi kata yang tertera di sana
"Kekuatan magis yang di miliki setiap orang berasal dari nenek moyangnya. Kekuatan itu secara turun temurun di miliki oleh anak, cucu, bahkan cicit bagi pemiliknya. Karena macam-macam kekuatan yang ada maka di buatlah beberapa klan. Antar klan satu sama lain tidak dapat menjalin suatu hubungan, karena jika mereka menjalin hubungan bekemungkinan akan adanya kekuatan baru yang belum pernah ada di dunia"
"Ratu Clarion dan Raja Craig adalah pemilik kekuatan pertama. Tak seperti manusia lain, mereka bukan berasal dari bumi dan berasal dari negri antah berantah di luar sana. Raja dan Ratu memiliki seorang anak perempuan cantik dengan surai Peach dan kekuatan tak terbatas. Tapi na'as, karena kejadian tiga hari setelah sang putri lahir terjadi peperangan. Ratu Clarion tewas di tempat, begitu pula Raja Craig. Tetapi tak ada yang tahu dengan keadaan putri kerajaan karena sang putri menghilang"
"Konon katanya sang putri memiliki bola mata yang sangat indah, hingga membuat semua orang iri. Kekuatannya tak terbatas, karena bola matanya berwarna pelangi"

Crys terkesiap membaca kalimat terakhir itu, dan dia pun menatap nanar layar komputer di depannya
"Mungkinkah....?" Gumamnya pelan



















Bersambung...

Magic Academy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang