Awal Rencana

3.7K 252 2
                                    

"Hei Crys!" Menoleh, Crys mendapati Rhyne yang sedang berlari kecil menuju ke arahnya "kau-huh- ke-mana saja? Huh-huh-huh" ucapnya ngos-ngosan

"Aku... tak kemana-mana" jawab gadis itu berfikir. Ia tidak mungkin memberi tahu sahabatnya itu jika selama lima hari ia bersama Darren di mansionnya dan dua harinya ia Liana dan pria itu merencanakan sesuatu

"Kau menghilang begitu saja bagai di telan bumi" ucap Rhyne manyun "sebagai gantinya kau harus traktir aku" lanjutnya dan menarik tangan Crys menuju kantin

"Boleh gabung?" Menoleh, Crys dan Rhyne memandang pria yang menghampiri bangku mereka

"Ma'af siapa ya?" Tanya Crys merasa pernah melihat pria itu

"Perkenalkan aku Rheem Scodfy Shine. Panggil saja Rheem" ucap pria itu memperkenalkan diri

"Oh, aku Rhyne dan ini sahabatku-"

"Lia" potong Crys cepat membuat sahabtnya mengernyit. Entah mengapa ia merasa tak asing dengan pria di depannya ini. Dia merasa ada aura aneh yang sangat kuat dengan pria itu, membuatnya berusaha menutup diri

"Senang berkenalan dengan kalian" ucap pria itu dan tersenyum manis "apa aku boleh gabung?" Tambahnya dan di balas anggukan oleh Rhyne sedangkan Crys hanya diam memperhatikan

"Sorry guys, gue terlambat!" Tukas Darrell mengatur pernapasannya

"Gayamu pakai lo gue" cibir Rhyne pada kekasihnya

"Sekali-sekali gak apa dong sayang" ucap pria itu cengengesan sedangkan kedua gadis itu hanya menggeleng dan Darren yang tak lama menyusul pun langsung duduk di samping Crys

"Gak ada tempat lain pak?" Tanyanya menyindir. Entah kenapa dia merasa tidak nyaman jika pria itu di dekatnya. Rasanya ada rasa hangat, dingin dan gemetar. Tak hanya itu pandangannya selalu ingin tertuju pada pria itu

"Gak ada buk. Kantin ini penuh jadi saya boleh numpang di sini kan?" Alih-alih Darren yang di tanya. Malah Darrell yang menjawab membuat Rhyne terkekeh geli sedangkan Crys manyun di buatnya

"Ren?" Panggil Crys membuat pria itu menoleh "perpust yuk" ajaknya dalam telepati

Tersentak, pria itu pun beranjak berdiri membuat semua pasang mata di meja itu menatapnya. "Cr-Lia temenin ke perpus ya" ucapnya dan di balas anggukan oleh gadis manis itu sedangkan ketiga manusia di depan nya hanya menatap dalam diam

"Ayuk" trima Crys dan beranjak berdiri dan pergi bersama Darren meninggalkan Darrell yang kebingungan

"Sejak kapan?" Tanya pria itu memulai pembicaraan

"Apanya?" Tanya Crys bingung

"Bisa telepati?"

"Oh itu. Aku gak tahu, tapi kemarin sore aku nemuin kucing di taman dan aku bisa denger kucing itu ngomong sama aku. Terus aku coba deh balas lewat pikiran dan ternyata bisa" jawab Crys antusias sedangkan pria itu tetap diam

"Lalu kenapa minta di panggil Lia?" Tanya pria itu, dia tadi harus meralat ucapannya yang hampir memanggil gadis di sampingnya itu dengan panggilan Crys sekaligus terkejut karena tiba-tiba gadis itu teriak dalam telepati bahwa harus memanggilnya Lia

"Aku gak suka sama cowok itu" jawab Crys ambigu "maksudku yang bersama kami sebelum kalian datang" ralatnya saat melihat kernyitan di dahi Darren

Itu adalah pembicaraan terakhir dan sisanya mereka lalui dalam diam sampai mereka di dalam perpustakaan "jadi gimana rencananya?" Tanya Crys memulai pembicaraan

"Aku udah tanya ke Ayah, tapi ternyata dia tak ingat apapun sebelum 18 tahun yang lalu" jawab pria itu sedih

Yups, mereka merencanakan untuk mengungkit ingatan sebelum kejadian 18 tahun lalu agar benar-benar yakin bahwa itu bukan Ayah dari Darren dan Darrell. "Jadi dugaan Liana benar?" Tanya Crys yang lebih tepat di sebut pernyataan

"Iya" jawab pria itu datar

"Kalau begitu kita harus segera melancarkan rencana kita" ucap Crys antusias "tapi sebelum itu kita harus temukan orang Tua Rhyne dulu" sambungnya

"Orang tua Rhyne sudah ketemu" jawab pria itu membuat Crys hampir bersorak riang

"Benarkah?" Tanya gadis itu antusias dan pria itu hanya mengangguk "bagus, kalau begitu kita harus memberi tahu Liana" lanjutnya

"Tapi tidak di sini. Kita akan membicarakan itu di mansionku saja" saran Darren dan gadis itu pun mengangguk

*****

Mendengus, Liana berjalan malas di lorong sepi itu sendirian. Tadi dia mendapat informasi dari temannya -jika bisa di sebut teman- kalau dia di panggil kepsek dan di suruh menyusulnya ke ruang kesenian
Bagaimana tidak malas, padahal jam telah menunjukkan waktu tidur dan dia sudah bersiap untuk tidur

Perlahan tapi pasti, ia pun membuka pintu ruang kesenian
Gelap, satu kesan pertama yang ia berikan saat pintu itu terbuka lebar. Perlahan kakinya melangkah masuk ke dalam dan dengan seketika ia terhuyung ke depan

"Aduh!" Keluhnya saat dia sukses terjerembab di lantai. Terdengar suara kekehan sekitarnya,
Di sapukannya pandangan ke sekeliling dan melihat ruangan yang terang benderang "ini dimana?" Pikirnya dan segera berdiri

"Mansion Darren" menoleh, gadis itu mendapati Crys dan Darren di depannya

"Kau teleportasi tadi" sambung Darren sebelum gadis di depannya bertanya

"Kalau mau teleport bilang-bilang dong!" Sungut Liana "ya kali tiap teleport gue harus cium lantai mulu" tambahnya dan berlalu duduk di kursi

Crys terkekeh geli melihat tingkah adiknya itu, sedangkan Darren hanya tetap diam. "Jadi kita mulai saja sekarang" sarannya sambil mentap Darren

Pria itu tak langsung menjawab, ia pun pergi ke meja lebar yang ada di sana dan membuka gulungan kertas yang pernah ia kerjakan "ini dia rencananya" ucap pria itu membuat kedua gadis manis itu mendekat

"Kita akan masuk ke kamar Kepsek dan mencari apa pun bukti di sana. Aku pernah baca kalau kekuatan hanya bisa di ambil dengan sihir kuno, dan aku yakin kalau ada buku tentang sihir kuno di sana dan kita harus mencarinya. Dan kita juga harus mencari data siswa yang hilang kekuatan di ruang kerja, kemudian mengembalikan kekuatan mereka dengan bantuan buku kuno itu" lanjutnya

"Sepertinya mudah" ucap Liana enteng

"Tak semudah itu" tukas Darren "Kepsek akan ada di dalam kamar saat jam 12 tepat tengah malam. Sebelum jam 12 dia masih ada di ruang kerja, dan saat jam 3 pagi dia sudah kembali ke ruang kerja. Jadi waktu kita hanya 2 jam di kamarnya"

"2 jam itu waktu yang cukup lama" sanggah Liana

"2 jam bagaikan 2 menit jika di dalam kamar Kepsek. Kamar itu sangat luas, kau lihat peta ini. Kamar Kepsek selebar gedung Academy dan sekelilingnya bahkan telah di beri ramuan pelupa. Bukan hanya itu, di setiap barang yang ada di kamar terdapat ruang pribadi untuk Kepsek" jelas Darren membuat kedua gadis itu menelan ludah

"Melelahkan" tanggapan pertama yang keluar dari bibir manis Crys

"Ayo. Waktu kita tidak banyak!" Ajak Darren dan mereka pun segera teleport ke kamar Kepsek

*****

Hai guys saya up lagi nih,
Gimana part ini, ada yang seneng?

Don't forget to vomment guys, and share

Part berikutnya bakalan ada cast dari para pemain,
So... see you next part....

:*

Magic Academy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang