Pertemuan

4.8K 360 3
                                    

Bonus Up....
:-)

_____________________

Crys berjalan menuruni tangga dengan ragu, pasalnya ia akan menanyakan hal penting pada kedua orang tuanya. Di lihatnya kedua pasangan suami istri itu sedang duduk menunggunya di meja makan untuk makan siang

"Good Afternoon sayang"

"Afternoon mom, Afternoon dad" balasnya sambil menarik kursi dan segera duduk

"Bagaimana sekolahmu?"

"Baik" jawabnya singkat sambil melahap makanannya "umb, mom" lanjutnya ragu dan yang di panggil hanya bergumam dengan mulut penuh dengan makanan
"Mulai minggu depan, aku akan bersekolah di Academy"

Brush.....
Uhuk... uhuk....

"Mom?" Panggilnya khawatir, segera ia menyodorkan air minum di depanya dan segera pula momy nya meminum air itu

"Apa kau yakin Crys?"

Menoleh, Crys memandang Dady nya yang bertanya. Pasalnya hanya dengan masalah peliklah Dady nya itu akan memanggil namanya secara langsung. Dan Crys hanya mengangguk yakin

"Crys, kami tidak akan melarangmu untuk melanjutkan pendidikan di sana. Hanya saja____" ucapan itu menggantung, Momy dan Dady nya saling tatap dan mengangguk

"kami ingin kau merahasiakan identitasmu" tambah Dady nya

"Dengar nak" kali ini Momy nya yang berbicara "kau sudah besar dan umurmu sudah 18 tahun" mereka saling tatap kembali "Mom dan Dady tidak ingin terjadi apa-apa denganmu" menghela nafas Momy melanjutkan ucapannya "kau sebenarnya bukan anak kandung kami" lanjutnya Dengan memelankan suara di detik-detik kalimat terakhir

Jeder.....

Bagai tersambar petir, Crys tentu saja terkejut. Di lihatnya Momy kesayangnnya itu telah berderai air mata dengan Dady nya yang berusaha menenangkan

"Kau adalah anak Raja dan Ratu, dan kami berdua di tugaskan secara langsung oleh mereka untuk menjagamu" lanjut Momy nya berderai air mata

"A-aku?" Ucap Crys terbata sambil menunjuk dirinya sendiri

Keduanya pun mengangguk, kali ini Dady yang melanjutkan "ayah dan bundamu menitipkanmu saat perang terjadi. Mereka sangat menyayangi mu. Saat itu bayimu masih merah, baru beberapa hari lahir. Kami yang tidak dapat mempunyai keturunan pun senang saat melihat mu. Ratu menyuruh kami menjagamu dari orang-orang jahat di balik Academy itu. Dan kami setuju. Dan dia akan menjemput mu saat berumur 15 tahun. Saat itu kami cemas, karna hanya kau lah kebahagiaan kami selama 15 tahun terakhir. Tapi kecemasan kami hilang karena tak ada yang menjemputmu, dan kekhawatiran itu datang saat adanya kabar yang beredar bahwa Raja dan Ratu telah meninggal"

Aku terisak mendengar cerita itu. Aku yakin Dady masih melanjutkan ceritanya, tapi aku sudah tak sanggup untuk mendengarkannya. Dengan bergetar aku mengangkat tanganku tanda tak mampu untuk mendengar cerita itu. Aku segera berdiri dan berlari keluar rumah. Ku dengar Mom dan Dad  meanggil namaku, tapi aku tak peduli.

Aku terus berlari dan berlari, bahkan aku lupa untuk mengikat rambutku agar surai Peach ku tak terlihat. Dan aku juga lupa untuk memakai lensa mataku. Kaki ku terus melangkah tanpa henti, hingga terasa pasir hangat merambat dari sana. Aku berada di pantai. Dengan pelan dan berusaha rileks, aku berjalan menuju ke tempat sepi untuk menyaksikan sunset di senja itu

"Putri"

Aku menoleh dan mendapati pria seorang di sampingku. Manutupi keterkejutanku aku pun kembali menatap matahari yang akan tenggelam "Siapa kau?" Tanyaku datar

"Kau tidak mengenalku? Aku Darren, si penjaga sungai suci" jawabnya tak percaya

"Darren?" Gumam Crys bingung

"Bisa kita bicara di tempat yang lebih sepi?"

"Aku rasa ini sudah sepi" jawab Crys datar masih tak memandang Darren. Terdengar helaan nafas di sana

"Boleh aku bertanya satu hal?" Tanyanya pria itu ikut memandang Sunset "Dimana kau tinggal?" Lanjutnya tanpa menunggu jawaban dari Crys

"Pertanyaan apa itu" gumam Crys meremehkan

"Seperti ucapanku dalam mimpi mu Putri, aku ingin menjemputmu untuk kembali ke Academy"

"Dengan manusia-manusia munafik?" Potong Crys cepat, "aku tidak bodoh, aku tahu kalian ingin aku kembali untuk menghindari perang yang akan tejadi dan memanfaatkan kekuatanku untuk kekuasaan kalian masing-masing"

Pria itu tersentak, begitu pula Crys sendiri. Bagaimana Crys yang pendiam jadi sadis seperti itu, seakan ada diri lain di dalam tubuhnya

"Ma'af kan aku Darren" ucapnya lembut dan menunduk, ia berusaha menahan dirinya yang berontak  dan berlalu pergi. Begitu juga diri yang lain itu berhenti memberontak di dalam tubuhnya

"Crys kumohon"

Langkah gadis itu terhenti, Darren telah ada di depannya. Sekali lagi tubuhnya berontak dari dalam sana "apa ini?" Ucap Crys dalam hati

"M-ma'af Putri" pria itu menunduk, mengetahui kesalahannya karena memanggil Crys dengan nama

"Tak apa" jawab Crys datar "tapi aku tetap tak bisa memenuhi keinginan mu itu. Aku akan tetap di jalan hidupku sekarang dan hidup bersama orang-orang yang ku sayangi" tambahnya menahan berontakan dari dirinya sendiri

Menghela nafas berat "bolehkah aku mengetahui dimana anda tinggal Putri?" Lanjutnya memohon

Menggeleng Crys berucap tegas "tidak. Tapi kita bisa bertemu di sini setiap senja, agar kau tidak perlu khawatir tak bisa menjagaku" tambahnya memberi saran

"Baiklah, setidaknya aku selalu tahu kau akan baik-baik saja" jawab pria itu pasrah

"Perasaan apa ini? Kenapa aku yang tegas dalam tugas bisa luluh di depan Putri Crys. Ah, wajahnya sangat cantik. Dan aku rasa aku..... tidak-tidak!  Dia adalah Putri Darren! Kau tak boleh menyukainya!"

Crys mengulum senyum mendengar itu, walaupun itu hanya kata hati Darren dia tetap saja bisa mendengarnya. Dan terbesit ide untuk menjahilinya
"Ekhem" dia pun berdehem pelan "aku rasa cukup pertemuan hari ini. Sampai jumpa esok senja Darren, jangan rindukan aku jika aku tak datang" lanjutnya dan berlalu pergi. Meninggalkan Darren yang masih mematung di tempat

"Apa dia mengetahui perasaanku?" Gumamnya terkejut,  di lihatnya punggung gadis itu yang telah menjauh.

Kali ini ia memilih untuk tak mengejar, ucapan Putri adalah perintah baginya. "Aku harus melupakannya" sambungnya dan berbalik pergi









Bersambung...

Magic Academy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang