shi

79.4K 6.8K 161
                                    

Ayu membuka mata dengan kepala yang seperti bekas dihantam godam saking sakitnya.

"Minum obat ini dulu, Yu."

Ayu tanpa berpikir menelan obat yang disodorkan, dan meneguk habis segelas air.

Perlahan sakit di kepalanya mulai berkurang, dan Ayu menyadari keberadaannya saat ini, dan siapa yang berdiri di depannya.

Florencia terkekeh melihat Ayu yang menatapnya bingung, lalu duduk di tepi ranjang.

"Udah tahu nggak kuat minum, masih berani minum. Gila emang lo," ledek Flo, dan Ayu meringis.

"Sorry, ngerepotin lo."

Flo mengibaskan tangannya di depan Ayu.

"Ngomong sorry sekali lagi, gue pecat lo dari sepupu ipar kesayangan." Ayu tertawa.

"Theo mana?"

"Ngantor bentar, tapi bentar lagi pulang makan siang sih. Mandi gih, habis itu turun makan. Gue mau nyusuin May dulu," kata Flo, menyebut nama putri sulungnya yang baru berusia empat bulan.

"Gue harus ke kantor," kata Ayu tak rela -ya ampun, rasanya tubuhnya lelah sekali- dan Flo kembali tertawa.

"Ini hari sabtu. Lo libur kan, sabtu ini?"

"Oh iya." Hari sabtu ini tidak ada satupun personel Petir yang ada job, dan mereka libur latihan. Ayu kembali menyenderkan kepalanya di kepala ranjang, dan menarik nafas. Dia bisa santai-santai hari ini. Mengobrol dengan Flo dan mengganggu May akan jadi kegiatan menyenangkan.

"Eh, Flo," panggil Ayu saat Flo baru akan sampai di pintu kamar, dan Flo menoleh.

"Kenapa?"

"Semalam, gimana cara gue ke sini?" tanya Ayu bingung. Flo malah terkekeh.

"Sigit yang nganterin lo ke sini. Bahkan dia bersikeras gendong lo sampai ke ranjang, sayangnya ditolak sama Theo."

"Kok bisa-" tanya Ayu, terperangah. Flo mengangkat bahunya.

"Ya, mana gue tahu. Udah, nggak usah dipikirin. Mandi sana. Tar kopinya keburu dingin. Baju lo kayaknya masih ada di lemari. Cari aja."

Ayu memang cukup sering meninggalkan pakaiannya di rumah ini. Dia tidak pernah bisa meminjam baju Flo, karena pakaian Flo tidak pernah muat di Ayu. Flo tinggi kurus, sementara Ayu cenderung pendek, yang walaupun cukup langsing, dadanya cukup besar sehingga pakaian Flo terlalu sesak untuknya.

Lalu Flo berlalu, meninggalkan Ayu, yang langsung turun dan mencari pakaian di lemari. Ayu menemukan celana pendek yang nyaman miliknya, sepasang pakaian dalam, dan kaos.

Setelah mandi, Ayu merasakan tubuhnya jauh lebih segar dan otaknya lebih jernih. Masih dengan handuk membungkus kepalanya, Ayu keluar menuju ruang makan. Lalu langkahnya terhenti saat melihat siapa yang berada di meja makan.

Mata gelapnya menatap Ayu tajam dari atas sampai bawah, membuat Ayu bergidik.

***

Sigit terbangun saat subuh, karena terganggu dengan cahaya yang berasal dari kamar mandi. Dia mengerang pelan, dan Yuli yang baru saja keluar dari kamar mandi menoleh.

"Sorry, cahayanya ganggu lo ya?"

Sigit membuka mata, dan pemandangan tubuh molek Yuli yang hanya dibalut handuk menjadi hal pertama yang dilihatnya.

"Buru-buru amat, mau ke mana lo?"

"Balik. Tunangan gue balik hari ini. Takutnya dia langsung ke apartemen gue."

KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang