Ayu membuka matanya dengan berat saat mendengar suara ponselnya yang berdering nyaring. Tanpa membuka matanya, Ayu meraih ponselnya dan menggeser tombol hijau. Siapapun orang gila yang meneleponnya sebelum alarmnya berbunyi, sebaiknya dia punya urusan yang sangat penting.
"Ya?" jawab Ayu dengan suara serak.
"Hai, Yu. Masih tidur ya? Gue di depan apartemen lo nih. Bukain pintu dong." Ayu menghela nafas gusar. Jelas ini bukan termasuk telepon yang penting.
"Nggak ah. Ngantuk. Siapa sih ini?"
Lalu terdengar tawa di seberang telepon.
"Isterinya sepupu kesayangan lo, Yu. Gue bawain kopi dan cake buat lo. Bukain pintu buat gue, please?"
Ayu nyengir lebar begitu tahu siapa yang datang dan apa yang dibawa -karena Ayu tidak pernah bisa menolak kopi dan cake buatan Flo- namun tetap tidak membuka matanya. Niat untuk beranjak dari ranjang saja tidak.
"Hai, Flo. Masuk aja. Lo kan punya kuncinya."
"Gue lupa bawa," jawab Flo polos, dan Ayu mengerang lirih.
"I hate you."
"Makasih. Buruan ya. Berat."
Sambungan telepon diputus, dan Ayu mengerang panjang. Matanya perlahan membuka, berusaha menyesuaikan diri dengan cahaya matahari yang masuk melalui celah gordennya.
Dengan terseok-seok, Ayu bangun dari ranjangnya dan keluar dari kamar untuk membukakan pintu bagi tuan putri.
"Silakan masuk, Tuan Putri..."
Flo tertawa geli, lalu masuk dan menyerahkan semua bawaannya pada Ayu, sebelum melepas sepatu dan menyusunnya dengan rapi, bahkan Flo secara otomatis menyusun sepatu Ayu juga. Ayu hanya memutar bola matanya. Flo dan sifat resiknya. Ayu sudah biasa.
"Mana May?"
"Bobo sama susternya."
"Mumpung dia bobo, trus lo jalan-jalan, gitu?" Flo tertawa.
"Sekali-sekali, lah."
"Lo dianter Theo?"
"Yup."
Ayu menutup pintu dan mengikuti Flo menuju dapur. Di dapur, Flo bertindak seolah-olah berada di tempatnya sendiri. Dia mulai merapikan meja, mengelap tempat cuci piring, kompor, dan menyusun piring dalam raknya.
"Berasa rumah sendiri ya, Flo," sindir Ayu, namun yang disindir mengabaikannya, dan malah mengomentari hal lain.
"Hampir nggak berubah ya, di sini."
"Iya lah. Kan perabotannya masih sama. Gue nggak utak atik kecuali ranjang. Membayangkan lo sama Theo bersetubuh di sana... Hihhhhh..."
Flo tertawa terbahak-bahak.
"Anjir, bahasa lo. Musti banget ya, bersetubuh?" Ayu ikut tertawa.
Flo meletakkan cangkir dan piring di kitchen island, lalu menuang kopi dalam termos yang dia bawa ke dalam cangkir.
"Kalau lo jijik sama gue dan Theo, mustinya lo ganti kitchen island dan sofa juga," kata Flo kalem, yang efeknya langsung membuat Ayu terjaga, jauh lebih ampuh dari kafein. Ayu langsung melompat mundur dari kitchen island.
"Lo sama Theo gituan di meja ini????"
Flo tertawa terbahak-bahak.
"Udah gue sikat bersih kok. Jangan khawatir. Gue juga geli soalnya kalau masih sisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu
ChickLitMasayu, manajer baru Band Petir sangat menyadari kalau pekerjaan barunya ini akan jauh lebih berat dari pekerjaannya sebelum ini, terutama karena keberadaan pria itu. warning 18++ Start : 24jun'18 End : 18ag'19 Cover by @AVAVVA