ni jū - hachi

52.9K 5.1K 333
                                    

Yang belum baca bagian konser Petir di Jakarta, baca part sebelumnya dulu ya.

Yang udah baca, ya silakan baca yang di bawah ini 😘

Saya baru sadar, pembaca cerita ini kok kayak pada haus darah ya? Kelihatan dari komennya, kayaknya seneng aja si Theo yang nongol.

Jangan-jangan itu adegan yang paling dinantikan ya? 😂😂😂

Selamat membaca 😘

---------------------------------

Ayu dan Sigit saling bertatapan dengan kaget, sementara gedoran di depan pintu semakin keras.

"Kok Theo bisa tahu kamu di sini??"

Sigit menggeleng, sama bingungnya.

"Bukannya dia masih di Surabaya?"

"Nggak tahu. Setahu aku dia baru balik besok."

Ayu menarik nafas, lalu menepuk pipinya. Semoga saja pipinya tidak terlalu merah sehingga Theo tidak curiga, tapi bibirnya yang agak membengkak jelas menjadi bukti tak terbantahkan, apa yang mereka lakukan barusan.

"Kamu jangan maju dulu. Biar aku yang buka pintu," putus Ayu, dan Sigit mengernyit.

"Dia nyari aku. Biar aku yang hadapin-"

"Kamu diam di situ."

Ayu menarik nafas panjang, dan membuka kunci slot pintu.

"Halo, The. Ngapain sih lo teriak-teriak-"

Ayu baru saja membuka sedikit pintu, dan pintu langsung didorong sehingga membuka seutuhnya.

Theo berdiri di depan pintu dengan wajah kusut dan marah, sama sekali tidak tampak seperti Theo yang biasanya, dan dia sangat berantakan. Dia masih mengenakan kemeja dan celana bahan, bahkan koper kabinnya ada di sebelahnya. Dia terlihat seperti buru-buru datang, langsung dari bandara.

Wajahnya menatap Ayu, lalu dengan cepat memindai ke belakang Ayu dan menemukan sosok Sigit berdiri mematung di dalam, lalu dengan langkah lebar, masuk dan mencengkeram leher kaus Sigit.

"LO!!!!"

Ayu masih sempat menarik koper Theo masuk ke dalam unit apartemen, sebelum buru-buru melerai mereka berdua.

"Tunggu dulu! Ini nggak seperti yang lo pikir!"

"APANYA YANG NGGAK SEPERTI GUE PIKIR??? LO PIKIR GUE NGGAK BISA BEDAIN MUKA CEWEK YANG HABIS DICIPOK HABIS-HABISAN SAMA YANG NGGAK??"

Lalu tinju Theo melayang mengenai wajah Sigit.

"GUE UDAH BILANG SAMA LO, JANGAN MAIN-MAIN SAMA SEPUPU GUE! LO MALAH BIKIN SKANDAL SAMA DIA, DAN NGAKUIN DIA DI DEPAN UMUM???"

Sigit mengusap bibirnya yang perih, dan menemukan darah di sana. Theo mungkin manusia paling sabar diantara mereka berempat, tapi pukulannya jelas tidak bisa diremehkan.

"Gue nggak main-main. Gue serius sama Ayu-"

Satu tinju kembali melayang, dan Sigit merasakan ujung matanya sakit.

Biru deh ini, mah, batin Sigit. Untung udah kelar konser.

"UDAH SEJAUH MANA HUBUNGAN KALIAN BERDUA, HAH?? APA YANG UDAH LO LAKUIN BERDUA DI BELAKANG GUE???"

Sigit geram. Tangannya melayang dan meninju Theo tepat di wajah.

"JANGAN SAMAIN GUE SAMA LO!"

Theo membelalak kaget, lalu saat akan kembali menyerang Sigit, Ayu maju dan berdiri diantara mereka berdua.

KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang