shi jū - roku

45.7K 4.8K 243
                                    

Iya, lama. Maaf ya.

Yang lupa part kemarin ngapain aja, aku kasih kata kunci buat ingetin deh.

Ayu lumpuh permanen. Jengjeng. *ngumpet

*Balik lagi

*Lupa cuap-cuapnya belum kelar.

Thank you buat kalian yang udah vote dan komen part kemarin, terutama yang bilang mau ketemu abang ganteng 😍 tapi nggak ada cast ya. Saya nggak pernah bisa cari cast. Nggak tau ah, nggak pernah ketemu yang cocok di imajinasi saya.

Eniwei, selamat membaca

-------------------------------------

Tiga orang yang berada di luar kamar inap Ayu, tidak tahu menahu tentang apa yang terjadi di dalam, dan justru larut dalam diskusi mereka sendiri.

"Gue nggak mau tahu lagi. Kali ini, gue bakal minta Leon turun tangan. Bodo amat dia keluarga lo atau keluarga Sigit. Dia harus diberi hukuman setimpal!" kata Nina berapi-api.

"Tunggu dulu," kata Liam tiba-tiba, lalu menoleh pada Nina. "Boleh saya minta nomor telepon suami Anda?"

"Hah?"

"Saya mencurigai sesuatu. Saya sepertinya memerlukan bantuannya."

"Asal lo berjanji akan memberikan hukuman setimpal untuk nyokap dan adik tiri lo, gue kasih."

"Oke."

Nina mengetikkan nomor ponsel Leon pada ponsel Liam, sementara Liam menoleh pada Theo yang diam saja daritadi.

Theo ikut menoleh, karena merasa ditatap, dan matanya bersirobok dengan Liam.

"Kenapa?"

"Kamu diam saja."

"Gue... bingung."

Lalu Theo menatap Liam dengan tatapan menyelidik.

"Sebenarnya, kayak apa sih hubungan lo dengan saudara tiri lo itu? Lo nggak lagi merencanakan sesuatu untuk melindungi dia kan? Karena kalau sampai itu yang lo lakukan, gue nggak akan segan-segan menghajar lo."

"Tidak. Saya sudah merencanakan sesuatu. Kamu tidak perlu mencurigai saya."

Liam tersenyum tipis, lalu matanya menerawang, ke arah pintu kamar inap Ayu.

"Lagipula, satu-satunya orang yang saya ingin lindungi saat ini adalah orang yang ada di dalam kamar ini."

"Sigit maksud lo?"

"Ayu, kali! Ah, lo kayaknya kelamaan nikah sama Flo, ketularan lemotnya," sahut Nina cepat, lalu kembali menoleh pada Liam.

"Gue udah kasih tahu Leon kalau lo minta nomornya dia. Please, make it quick. Gue udah denger desas desus tentang bokap lo, dan gue yakin, kalau nggak cepat, bisa-bisa adek tiri lo sudah tidak terjangkau."

"Itu sebabnya saya perlu bantuan Leonardo," ucap Liam sambil mengetik cepat pada ponselnya. "Karena saya tahu, ayah saya sudah turun tangan." Lalu dia menempelkan ponsel ke telinganya.

"Halo, Bim? Kamu di kantor? Aku ke sana sekarang."

***

Sigit keluar dari kamar inap Ayu, dan dua orang yang menunggu di luar langsung buru-buru menginterogasinya.

"Gimana Ayu?"

"Sigit menatap mereka berdua, lalu nyengir.

"Dia udah nerima lamaran gue."

KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang