go jū - go

134K 5.9K 379
                                    

Aku menemukan sesuatu yang menarik menurutku di pinterest, dan aku langsung membayangkan Ayu dan Sigit seandainya mereka melakukan foto ini beserta sahabat-sahabatnya Sigit.

Credit pinterest yaa..

Enjoy the last part of this story 😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enjoy the last part of this story 😘

----------

Ayu duduk di salah satu pojok ruangan yang tidak terlalu besar itu bersama Flo, sementara Sigit yang sedang duduk memeluk senderan kursi, dengan punggung yang sedang dicoret-coret oleh sang artist, dan kelima sahabatnya berdiri di dekatnya, tanpa suara sibuk meledeknya.

Sigit akhirnya memutuskan untuk mengalahkan rasa takut akan masa lalunya, bukan dengan cara mengoperasi seluruh lukanya, tapi menutupinya dengan tato.

Alasan Sigit sederhana, dia ingin bekas luka itu tetap ada dan jadi pengingat baginya, namun dia terlalu malas jika sampai banyak yang mempertanyakan dan memandang ngeri pada bekas lukanya, dan lebih memilih orang memandangi lukisan di punggungnya.

Hari ini tato Sigit sudah masuk tahap finishing, dan kelima sahabat baiknya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan terakhir untuk meledek wajah Sigit yang kadang mengernyit sakit itu.

"Serigala, ya... Kenapa dia milih gambar serigala deh?" tanya Flo sambil memerhatikan kelakuan lima pria dewasa yang sama sekali tidak berlaku sesuai umur mereka itu, membuat tattoo artist yang merupakan langganan Theo itu kesal sekaligus geli dengan kelakuan mereka.

Ayu terkekeh geli, ingat saat dia bertanya pada Sigit tentang hal yang sama, dan Sigit menjawabnya dengan sederhana.

"Kamu tahu, serigala itu hidup berkelompok, mirip sama aku. Aku tahu, serese apapun mereka, aku nggak bakal sanggup kalau nggak ada mereka. Dan yang paling penting, serigala itu setia sama pasangannya. Nggak bisa pindah hati lagi. Kayak aku ke kamu. Sejak pertama kali kamu berada dalam radar aku, dan aku nyium wangi kamu pas nikahannya Theo, aku udah nggak bisa berpaling, Yu. Aku mungkin sempat main-main di awal, tapi ujung-ujungnya aku nggak bisa, Yu. Aku tetap balik lagi ke kamu, dan stay. Nggak mau pergi-pergi lagi."

Flo melongo mendengar jawaban Ayu, dan tawa kecil lolos dari bibirnya.

"Ya, gue setuju, kalau mereka berenam seperti pack-nya serigala, dan laki lo, se-sinting apapun dia, is the alpha. Kalau bukan gara-gara dia, mereka berenam nggak mungkin bisa sedekat dan sekompak ini. Even Theo mengakuinya."

Ayu tersenyum geli, matanya ikut memperhatikan keenam pria itu.

"Jadi kapan kalian pindah ke rumah kalian?" tanya Flo lagi.

"Bulan depan kayaknya. Renovasi lantai dua udah mau kelar, habis itu musti beres-beres dulu sebelum gue mulai pindahin barang dari apartemen ke rumah. Eh, tar bantuin gue nyari ART ya."

KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang