go jū - shi

61.7K 5K 314
                                    

HAHAHA

Karena Saya baik hati, tidak sombong, serta rajin menabung *yang terakhir boong deh* Ayu nggak saya bikin permanen. Tapi emang gak ada rencana begitu sih dari awal 🙄

Enjoy

--------------------

Beberapa minggu sebelumnya...

Liam mendatangi rumah Theo untuk menemui Ayu, sebelum mengurus masalah sang Ayah, dan menemukan Ayu duduk menunggunya bersama Theo dan Flo yang sedang menggendong May di ruang keluarga.

"Kenapa tadi kamu menelepon?" tanya Ayu tanpa basa basi, dan Liam mengeluarkan sebuah map dari tasnya, dengan logo rumah sakit tempat Ayu dirawat beberapa hari yang lalu.

"Ini catatan medis kamu yang asli. Yang kemarin adalah hasil rekayasa Papa saya. Papa saya memang punya koneksi yang cukup berpengaruh di rumah sakit itu, karena pemiliknya adalah sepupu saya, hasil warisan dari papanya, yang adalah kakak kandung Papa saya."

Ayu mengambil map itu dan membukanya, sementara kedua sepupunya mendekatinya, ikut melihat.

Saat membacanya, tanpa sadar mata Ayu berkaca-kaca.

"Aku-"

"-hanya cedera punggung, dan memar. Iya. Dengan terapi yang benar, kamu akan bisa kembali berjalan normal, maksimal dua-tiga bulan lagi."

"Gue nggak ngerti," kata Theo sambil mengernyitkan dahinya. "Ngapain bokap lo memalsukan data Mas?"

"Untuk menghancurkan hubungan Ayu dan Sigit, sebagai balasan atas apa yang sudah Sigit lakukan di rumahnya tempo hari, dan membuat ibu tiri saya histeris."

Flo dan Theo langsung melongo.

"WTF?!"

"Begitulah," tanggap Liam kalem.

"Astaga..." Ayu mengibas salah satu tangannya di samping wajah, berusaha menahan air mata yang sudah telanjur mengalir di pipinya. "Kamu nggak bohong kan? Ini beneran kan?"

"Ini benar. Aku udah minta sepupuku mengecek langsung ke bagian radiologi, dan hasil punya kamu memang sengaja ditukar dengan yang lebih buruk."

Theo mengambil alih catatan medis dari tangan Ayu sementara Flo merangkul bahunya saat Ayu menelungkup di bahu Flo dan menangis. May yang belum paham apapun hanya menepuk lengan Ayu dan matanya membulat, menatap tantenya bingung.

"Aku akan menyiapkan terapis untukmu, dan dia akan sekaligus menjadi perawatmu sampai kamu sembuh. Tapi aku punya satu permintaan."

"Apa itu?"

"Rahasiakan ini semua dari Sigit."

"Kenapa?"

Ayu mengangkat wajahnya, dan menatap Liam bingung, namun saat mata mereka bertemu, tiba-tiba Ayu mengerti.

"Kamu masih dendam sama Sigit." Liam tersenyum tipis, tidak membantah.

"Dendam?" ulang Theo bingung, namun Ayu mengabaikannya. Dia menatap Liam tajam, walaupun bekas air mata masih terlihat di matanya.

"Apa ini tidak keterlaluan?"

"Setelah apa yang dia lakukan pada kita? Tidak, tidak sama sekali."

Flo menatap keduanya, mendadak paham apa yang terjadi.

"Tapi bagaimana jika dia marah?"

"Dia tidak akan marah. Well, mungkin, sebentar, tapi dia tidak akan membencimu."

"Liam, ini tidak benar. Ini-"

"Setelah dia membuatmu patah hati karena kesembronoannya? Ini sebenarnya bukan hukuman yang setimpal untuknya."

KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang