Halo semua.
Selamat Hari Raya Idul Fitri untuk semua yang merayakan. Mohon maaf lahir batin ya..
Maaf karena baru update. Baru sempet ngetik. Kemarinan daku pergi keluar kota, dan sinyalnya jelek. Lalu kecapean juga.
Sorry for typos, mudah-mudahan suka.
Kalau ada bagian yang janggal tolong komen aja, tapi yang sopan yaa..
Enjoy...
*Buat yang lupa karena aku kelamaan gak update, sini tak kasih ringkasan part sebelumnya. Sebelumnya mau mengingatkan, pemeran di sini Masayu, Sigit, dan William ya.
Ayu kecelakaan karena didorong sama Shania, adik tiri Liam yang ternyata adik kandung Sigit yang terpisah sejak kecil. Udah gitu aja *nggak niat banget sih gue *ya maaplah---------------
Ayu duduk menyender di ranjang rumah sakit yang ditegakkan, sementara Sigit duduk di sebelahnya, tertidur sambil memeluk pinggang Ayu, dan kepalanya menyender nyaman di bahu Ayu.
Ayu membelai lembut lengan Sigit yang melingkari pinggangnya sambil bersenandung lirih, membiarkan dengkur halus Sigit mengiringi senandungnya.
Untung saja para perawat di lantai ini, yang sudah tahu kalau Sigit Petir menunggui kekasihnya yang dirawat di salah satu kamar inap VVIP - sesuai permintaan Sigit dan sedikit bantuan dari Liam tentunya, sudah diperintahkan untuk tutup mulut supaya berita ini tidak tersebar ke mana-mana. Bahkan mereka tidak diizinkan memberitahu petugas medis yang berada di lantai lain. Akhirnya, mereka hanya bisa tersipu malu dan menatap Ayu dan Sigit dengan penuh arti setiap kali datang mengecek keadaan Ayu.
Tapi tetap saja, kadangkala Ayu risih. Sigit memang terlalu menempel sampai membuatnya salah tingkah di depan orang lain.
Too much PDA, menurut Ayu.
Wajah perawat yang datang sore itu memerah sampai ke telinganya saat melihat posisi Sigit yang memeluk Ayu dengan intim di atas ranjang. Ayu hanya bisa meringis, sementara perawat itu terlihat salah tingkah.
"Err, sorry, Sus. Dia ketiduran. Kalau saya diperiksa begini, nggak bangunin dia, nggak apa?" tanya Ayu pelan, dan perawat itu mengangguk.
"Iya, bi-bisa. Sebentar saya cek ya."
Perawat itu mendekati Ayu, lalu mengecek infusnya.
"Ada yang sakit?" Ayu menggeleng.
"Satu jam lagi makan malam diantar ya, nanti saya datang lagi, membawakan obat. Ada mual? Pusing?" Ayu kembali menggeleng. Terlepas dari kakinya yang sama sekali tidak bisa digerakkan, dia merasa tubuhnya baik-baik saja.
"Baiklah. Selamat sore, Mbak Ayu. Selamat istirahat."
"Terima kasih, Sus."
Perawat itu mengangguk lalu meninggalkan Ayu. Tepat saat perawat itu keluar, Liam masuk dan mengernyit saat melihat posisi Sigit dan Ayu.
"Hai, Liam," sapa Ayu sambil meringis.
"Dia tidur di atas ranjang pasien?"
"Yah, begitulah..."
"Seharusnya jangan kamu izinkan. Itu kan ranjangmu. Sempit."
"Nggak asik banget lo. Gue doain lo dapet cewek yang ranjangnya sempit biar lo tahu enaknya himpit-himpitan sama cewek lo," kata Sigit, dan Ayu langsung menoleh.
"Lho, kamu udah bangun?"
"Hmm, baru aja, gara-gara denger suara setan."
"Bilang aja kamu suka denger suara saya," jawab Liam datar, dan Sigit mencibir. Dia mengangkat wajahnya dan mengecup pelipis Ayu lembut. Sigit melirik jam di dinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu
ChickLitMasayu, manajer baru Band Petir sangat menyadari kalau pekerjaan barunya ini akan jauh lebih berat dari pekerjaannya sebelum ini, terutama karena keberadaan pria itu. warning 18++ Start : 24jun'18 End : 18ag'19 Cover by @AVAVVA