Masayu, manajer baru Band Petir sangat menyadari kalau pekerjaan barunya ini akan jauh lebih berat dari pekerjaannya sebelum ini, terutama karena keberadaan pria itu.
warning 18++
Start : 24jun'18
End : 18ag'19
Cover by @AVAVVA
Ayu benar-benar menjalankan tantangannya. Setelah ciuman mereka yang luar biasa tadi, bahkan Ayu membalasnya dengan passionately kalau boleh Sigit tambahkan, Ayu langsung berbalik seratus delapan puluh derajat.
Oke, Sigit akui dia berlebihan. Ayu tidak berbalik sampai seratus delapan puluh derajat. Tapi Ayu mendadak bersikap biasa saja dengannya, dan ini jauh lebih membingungkan dibanding sebelumnya.
Sampai di kantor, Ayu berpamitan sambil tersenyum padanya, dan meninggalkannya sendirian di dalam mobil. Saat Sigit melewati tempat kerja Ayu, dia sudah tenggelam dalam pekerjaannya, seperti biasa.
Oh, lihat saja. Dia yang akan memenangkan ini.
Sigit masuk ke studio dan menyapa anggota petir yang sudah berkumpul di sana.
"Mana lagu lo?" todong Yudi tanpa basa-basi, dan Sigit mencibir.
"Bentar."
Sigit mengeluarkan kertas dari sakunya dan mengambil gitar.
Dia membaca baris-baris dalam kertas itu dan menghela nafas pelan sebelum kemudian memetik gitarnya.
***
Ayu menutup halaman website di komputer tepat saat Rini menghampirinya.
"Sudah kelar?" tanya Rini, dan Ayu mengangguk.
"Mbak, aku kosongin jadwal semua personel bulan ini, jadi mereka fokus latihan single barunya," lapor Ayu, dan Rini mengangguk.
"Iya. Lagunya sudah tinggal sedikit lagi beres. Anyway, kamu mau lihat mereka latihan?"
"Mereka sudah mulai latihan lagu baru?"
"Sudah," jawab Rini, dan senyum tipis yang langka tersungging di wajahnya. "Yudi puas banget tuh, kayaknya. Saya jadi penasaran sama lagu barunya."
Ayu mematikan komputer dan bangkit berdiri dengan sedikit bersemangat. Dia jadi ikut penasaran dengan lagu baru yang Sigit dan Willy kerjakan.
"Bunga baru, Yu?" tanya Rini saat menyadari ada yang berbeda dengan meja kerja Ayu. Ayu melirik bunga beserta vasnya yang tadi pagi tiba-tiba menghiasi mejanya dan tersenyum. Tanpa kartu pun, Ayu tahu siapa orang yang kurang kerjaan memberinya bunga.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Apalagi saat melihat dua kotak pocky coklat yang diletakkan di sebelah vas itu. Ingatannya melayang pada malam itu, malam pertama mereka di Jepang.
"Kayaknya gue perlu air putih," kata Sigit sambil bersendawa pelan, dan Ayu tertawa. Mereka baru saja menghabiskan takoyaki, dan Sigit sudah tampak kekenyangan.
"Eh, tuh, ada sevel," kata Ayu sambil menarik Sigit menuju minimarket yang buka 24jam itu.