Bagian 1; Tentang Gaga

21.1K 955 82
                                    

Song: Such A Boy - Astrid S

Happy reading!

...

Ini sudah gelas berisi air mineral dingin ke tujuh yang Gaga minum semenjak dia pulang ke rumah dan masuk ke kamarnya yang berantakan.

Indonesia begitu panas dan membuatnya gerah walaupun kamarnya sudah terasa sejuk karena ac.

Entah sudah berapa jam dia membongkar tiga koper bawaannya setelah kepulangannya dari Jepang kemarin.

Sudah tiga bulan Gaga berada di Jepang, untuk liburan dan untuk menenangkan diri setelah rencananya yang ingin melamar wanita yang sudah menjalin hubungan dengannya selama lima tahun, harus kandas begitu saja karena sang wanita sudah bertunangan dengan lelaki lain.

Kenyataan pahit, iya.

Dan Gaga memutuskan untuk pergi.

"Jakarta, oh, Jakarta... kenapa kau panas sekali?" Azida—sahabat karib Gaga dari SMA ini bersenandung dengan nada asal-asalan.

Gaga hanya meliriknya dengan malas dan kemudian duduk diatas kasur sambil menatap kosong pakaian-pakaian kotor yang baru saja dikeluarkan dari koper.

"Udahlah, bro. Nggak usah galau begitu! Masih kurang liburan tiga bulan di Jepang?" Tanya Azida sok perduli. Padahal aslinya gak perduli. "Maaf-maaf nih ya, Ga. Kalau aja calon istri gue nggak telfon dan mengingatkan gue tentang pernikahan gue yang tinggal hitungan bulan, nggak akan dah gue pulang ke Indonesia dan aku akan menemanimu selalu, Digantara tujuh belas Agustus."

Gaga menghela napas lelah sambil memijat pangkal hidungnya. "Kapan lo bisa stop masukin kata 'tujuh belas Agustus' di nama gue?"

"Nanti, kalau tanggal ulangtahun negara kita nggak sama lagi kaya tanggal lahir lo." Azida terkekeh geli.

"Lucu, lo." Balas Gaga dengan datar.

Sampai kemudian tawa Azida mereda dengan sendirinya ketika nada dering ponsel lelaki aneh itu membuat Gaga yang mendengarkannya bergidik jijik.

Emang lagi syantik...tik...tik...

Hey sayangku hari ini aku syantik, syantik bagai bidadari, bidadari di hatimu...

Hey syayangku, perlakukanlah diriku, seperti seorang ratu, kuingin dimanja kamu...

Bahkan sebelum mengangkat panggilannya, Azida sempat bernyanyi mengikuti bunyi ponselnya. "Emang lagi manja, lagi pengen dimanja, pengen berduaan dengan dirimu saja—"

"Da, angkat itu teleponnya." Ucap Gaga sambil menatap Azida dengan pandangan lelah. "Sejak kapan juga lo pakai nada dering begitu?"

"Sejak calon istri Iqbaal viral." Jawab Azida sekenanya sambil mengangkat teleponnya. "Halo, Beb!"

Gerakan Gaga yang sedang mengeluarkan beberapa sepatu dari kopernya sontak terhenti ketika mendengar percakapan Azida dan calon istrinya. Entahlah, calon istri atau bukan.

Karena setahu dan seingat Gaga, Azida tidak pernah memanggil calon istrinya dengan panggilan 'Beb'.

"Iya, gimana jadinya, Beb? Oh iya, nih. Mama suka bunga yang fotonya kamu kirim kemarin. Jadi pesen kok, iya. Buat pesta ulangtahun mama." Azida masih saja berbicara di telepon dan kemudian terbahak. "Hahaha udah tua tapi beliau tetap mau nge-hits. Macam anak remaja kaya kamu yang ngerayain ulang tahun."

Gaga menggelengkan kepalanya dan memicingkan mata kearah Azida yang jelas bukan berbicara dengan calon istrinya.

"Okedeh, mau aku jemput sekarang? Yaudah, tunggu sebentar, ya." Azida kemudian menutup teleponnya dan balas menatap Gaga yang menatapnya dengan tajam. "Apa?"

Finding Hope [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang