Jam baru menunjukkan pukul delapan pagi di akhir pekan ini. Café dan florist milik Beby sebenarnya akan buka nanti, tapi jika di akhir pekan seperti ini, Beby sebagai owner dari café-nya ingin beristirahat.
Biasanya Beby memanfaatkan akhir pekan untuk pergi bersama ibunya dan memasak bersama. Sederhana saja, dia bukan tipe wanita yang ribet. Beby tidak merasa harus ke salon untuk perawatan kuku, ataupun spa.
Bahkan kini Beby memilih sibuk di kebun belakang rumahnya. Mencabuti rumput liar yang membuat rumput jepang kebunnya menjadi jelek.
Setelah itu dia memberi pupuk ke beberapa bunganya, menyiram bunga anggrek, mawar, merawat tanaman bonsai-nya dan bahkan memberi makan ikan-ikannya di kolam kecil yang berada di dekat gazebo.
Beby tersenyum kecil sambil menyeka keringatnya ketika melihat ikan-ikan koi di kolamnya. Setelah itu Beby memberi makan kura-kura besarnya yang kini sedang berjalan-jalan sambil berjemur di bawah terik matahari.
"Negro, makan ya. Tapi jangan gigit Beby lagi." Ucap Beby sambil memberikan kura-kuranya sayuran hijau seperti sawi, kangkung, selada, bahkan wortel dan jagung.
Kura-kura Beby ini bernama Negro, berjenis kura-kura Aldabra. Entah umurnya berapa, pokoknya dari Beby lahir, ayahnya sudah memelihara kura-kura ini.
"Dek,"
Beby yang sedang berjongkok dihadapan Negro kemudian menoleh, melihat ibu di ambang pintu sambil tersenyum-senyum tidak jelas.
"Kenapa, bu?" Tanya Beby. Dia langsung berdiri dan mengusap telapak tangannya yang terasa kotor ke bajunya.
"Ada yang nyariin, tuh."
"Hah? Siapa?" Beby langsung berjalan keluar dari kebun belakangnya, melewati ibunya.
"Mas Gaga itu loh."
"Apa?!" Langkah Beby langsung terhenti."Dimana, bu?"
"Ibu suruh tunggu di ruang tamu." Sekar—ibu Beby terkikik geli. "Guanteng tenan loh, dek. Kamu adus sek ngono lo. Gembel ngene ki!—kamu mandi dulu gitu loh, gembel gini!"
Beby mengigit bibir bawahnya dengan ragu. "Yowes, bu. Bilang sama mas Gaga suruh nunggu dulu, ya."
"Yaudah, cepetan."
"Iya-iya." Beby bahkan langsung berlari menaiki tangga rumahnya menuju ke kamar.
Jantungnya kini berdegup kencang. Tak menyangka jika Gaga benar-benar datang ke rumahnya. Beby kira tadi malam hanya bercanda di telepon.
"Mau apa, sih?" Beby mendesah resah. Entah kenapa jantungnya meletup-letup bahagia.
***
Tante Sekar menyuruh Gaga untuk menunggu di kebun belakang saja bila Gaga mau. Karena penasaran akan cerita tante Sekar tadi, maka dari itu Gaga menyetujui untuk menunggu Beby yang baru mandi di kebun belakang.
Kata tante Sekar, Beby tadi baru saja selesai merawat kebun belakangnya yang sudah seperti kebun binatang dan kebun bunga.
Kemudian setelah Gaga ke kebun belakang Beby, dia langsung mengulum senyum ketika melihat keindahan kebun ini dan geli sendiri karena banyak binatang disini.
Kebun ini begitu hijau, bahkan ditambah dengan tanaman-tanaman hias milik Beby. Membuatnya begitu asri.
Bahkan ada kandang burung berjenis love bird yang begitu besar, sepertinya ada puluhan burung disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding Hope [END]
RomancePacaran bertahun-tahun dan saling mengenal pasangan dengan baik tidak menjamin akan selamanya bertahanan lalu mengantarkan ke jenjang pernikahan. Itulah yang dirasakan Dirgantara Felixiano, seorang lelaki dingin dan datar yang hubungan pacaran s...