Song: When Will I Learn - Kinna Granis
Don't forget to vote
---
"Aduh, ma. Santai aja jalannya." Ucap Felicia di tengah-tengah jalan cepatnya bersama Athayya—sang mama.
Masalahnya, kini mereka berdua berjalan menyusuri koridor di apartemen pribadi Gaga. Karena pagi ini Athayya mendapatkan kabar wow dari Sekar—mama Beby, bahwa anak gadisnya itu menginap di apartemen Gaga.
"Mama nggak nyangka kalau adik kamu bisa berbuat seperti itu." Balas Athayya setelah keluar dari lift. "Bisa-bisanya dia telefon Sekar, minta ijin agar Beby bisa menginap di apartemennya karena Beby salah minum wine. Wow, Gaga bukan tipe anak seperti itu."
"Maksud mama?"
"Ya dia nggak tipe-tipe cowok romantis gentle yang sampai ijin ke calon mertua."
Felicia sontak mengernyitkan alisnya. "Ma, sejak kapan ijin seperti itu di kategorikan sebagai hal yang romantis? Dan sejak kapan tante Sekar jadi calon mertua Gaga?"
"Ah, kamu ini. Jangan berpikir realistis tentang perasaan. Kamu, Gaga, itu sama aja. Keturunan papa kamu semua. Romantis di awal doang."
Mendengar itu Felicia hanya bisa terkekeh secara paksa dan itu juga karena mamanya yang semakin tua terlihat semakin lebay saja. Apalagi dengan keinginan mamanya yang ingin Gaga segera menikah.
Pagi ini juga Felicia yang sedang menginap di rumah Athayya bersama suami dan anaknya, langsung di seret Athayya untuk menghampiri Gaga dan Beby di apartemen pribadi Gaga.
Dan sekarang Athayya langsung menekan bel intercom. Tapi tidak ada jawaban. "Kok nggak di bukain, sih?"
"000000. Itu passwordnya." Jawab Felicia tanpa diminta.
Athayya melirik Felicia. "Kok kamu tahu?"
"Mama nggak tahu? Really?" Karena Athayya tak kunjung menekan password apartemen Gaga, Felicia bergerak duluan menekan password apartemen di intercom Gaga.
Dan terbuka. Kemudian dengan santai Athayya dan Felicia memasuki apartemen Gaga. Namun Athayya mengernyit heran ketika tidak menemukan siapapun di apartemen ini.
"Mereka dimana?" Tanya Athayya pada Felicia.
Felicia hanya mengedikkan bahunya. "Di ruang makan nggak ada. Di ruang keluarga juga nggak ada." Lalu dia tersenyum menggoda pada Athayya. "Di kamar, mungkin."
"Berduaan? Yang benar saja." Athayya mengibaskan tangannya tak percaya.
Namun walaupun terlihat tak percaya, anehnya dia tetap melangkahkan kaki ke pintu kamar Gaga yang tertutup rapat. Athayya hendak langsung membuka pintu, namun suara percakapan dari dalam kamar membuat gerakannya tertahan.
Dan Athayya memilih menguping sejenak untuk memastikan bahwa pendengarannya tidak salah.
"Lepas!"
Athayya mengernyit, itu suara Gaga yang seperti menggertak Beby.
"I-iya, ini Beby lepas."
Felicia menghampiri, dia berdiri di depan Athayya dan mengangkat kedua alisnya ketika mendengar suara desahan frustasi Gaga dan suara desisan wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding Hope [END]
RomancePacaran bertahun-tahun dan saling mengenal pasangan dengan baik tidak menjamin akan selamanya bertahanan lalu mengantarkan ke jenjang pernikahan. Itulah yang dirasakan Dirgantara Felixiano, seorang lelaki dingin dan datar yang hubungan pacaran s...